Bab 10

28.6K 2K 328
                                    

⚠DILARANG BAWA-BAWA CERITA LAIN DI CERITA INI, JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN. INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAIN, ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN SEMATA. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA, JIKA TIDAK SUDAH SILAHKAN SKIP⚠

Halo gais, Gus Kahfi up lagi nih. Gimana bab kemarin? Tenang gais, kalian yang mau liat Gus Kahfi cemburu sama Haikal, bakalan ada scene nya kok.

Oh iya, jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak-banyaknya ya.

{HAPPY READING}

(❁´◡'❁)

Hari berlalu begitu cepat, tak terasa besok sudah hari dimana Kahfi akan mengucapkan kalimat sakral itu. Dimana statusnya juga akan berubah menjadi suami, mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mendidik anak dan istrinya kelak.

Semua persiapan sudah hampir sempurna, memang hanya cara sederhana dan dihadiri keluarga dekat saja. Tapi pihak keluarga juga ingin membuat acara seperti pernikahan pada umumnya, hanya bedanya tidak ada mempelai perempuan saja.

Seperti saat ini, Kahfi sedang berada di ruangannya bersama kedua sahabatnya. Besok acara akad akan dilangsungkan setelah sholat subuh, tepatnya jam tujuh pagi. Dan malam ini keluarga Kahfi diminta untuk menginap di rumah keluarga Huda.

Sama halnya dengan keadaan di rumah Huda, di rumah Kahfi pun sedang sibuk untuk membuat jamuan untuk keluarga Huda besok malam sekaligus merayakan ulang tahun Huda yang ke tujuh belas tahun.

"Besok siapa aja yang hadir?" tanya Khalil.

"Hanya keluarga dekat dan asatidz di pondok," jawab Kahfi.

"Loh, asatidzah gak ada yang ikut?" tanya Haikal.

Kahfi hanya menggelengkan kepala nya sebagai jawaban, tangannya masih asik mengotak-atik laptop yang ada di depannya.

"Kenapa?" tanya Haikal lagi yang masih penasaran.

"Mulut perempuan gak ada yang bisa dipercaya, ntar malah bocor kemana-mana," jawab Kahfi yang membuat kedua sahabatnya itu menahan tawa mereka.

"Kahfi sekali ngomong suka bener ya," ucap Khalil seraya terkekeh pelan.

Sebenarnya semua warga pesantren sudah tahu jika Kahfi akan segera menikah, tapi tidak ada yang tahu menikah dengan siapa. Bahkan semua asatidz pun tidak ada yang tahu, kecuali Haikal dan Khalil.

Banyak santri dan santriwati yang mencoba mencari informasi tentang calon istri Gus mereka itu, tapi hasilnya nihil. Keluarga ndalem sangat menyimpan rapat identitas calon menantu mereka, bahkan salah satu santriwati dan asatidzah pun tidak ada yang bisa di curigai.

"Oh iya, persiapan di ndalem udah semua?" tanya Haikal.

"Sedikit lagi selesai, tinggal nunggu makanan aja setelah itu besok malam langsung panggil Huda ke ndalem," ujar Kahfi yang di angguki oleh Haikal.

"Gak kerasa banget ya, besok Kahfi udah nikah, tapi tidur tetap sendiri," ucap Khalil tiba-tiba.

Kahfi yang tadi masih sibuk dengan laptopnya, langsung menatap tajam ke arah sahabatnya itu. Haikal yang merasa adanya sinyal pertengkaran hanya tersenyum tipis, Khalil memang sangat senang jika membuat Kahfi emosi.

Kahfi langsung menutup laptopnya dan mulai menggulung lengan bajunya, melihat itu Khalil langsung berlindung di belakang Haikal bermaksud meminta pertolongan. Namun kali ini Haikal tidak bisa di ajak kompromi, ia malah menghindar dan mempersilahkan Kahfi untuk menghabisi Khalil.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang