Bab 18

33K 2.1K 272
                                    

⚠DILARANG BAWA-BAWA CERITA LAIN DI CERITA INI, JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN. INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAIN, ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN SEMATA. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA, JIKA TIDAK SUDAH SILAHKAN SKIP!⚠

Hai aku up lagi nih, gimana chapter kemarin? Apakah seru? 

Nungguin gak?

Share cerita ini ketemen-temen kalian ya, supaya rame🙃

Note : typo bertebaran di mana-mana, tandai yang typo.

(HAPPY READING)

Ddrrtt... Ddrrrttt... Dddrrttt...

Suara getaran handphone membuat tidur Kahfi terusik, ia mencoba mengabaikannya tapi notifikasi ponselnya selalu berbunyi. Dengan terpaksa Kahfi membuka matanya, ia menatap wajah tenang nan cantik milik sang istri yang sedang tertidur pulas dalam dekapannya.

Dengan gerakan perlahan, sebelah tangan Kahfi mengambil ponsel miliknya. Ia melihat jam terlebih dahulu, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 03:15. Barulah ia melihat siapa yang menelponnya di pagi buta seperti ini.

Terpampang disana nama sang Abi, Kahfi mengerutkan keningnya bingung, kenapa Abi nya menelponnya di jam seperti ini, pikir Kahfi.

"Assalamu'alaikum Abi," ucap Kahfi dengan suara yang pelan, takut mengganggu tidur sang istri.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, jam tujuh pulang ya, Abi sudah menetapkan hukuman buat Farah, Haikal juga sudah dapat bukti kalau bukan Huda yang mencuri," ujar Hasan.

"Tapi Huda gak mau di tinggal, Abi."

"Nanti Ummi kesana buat jagain Huda, bilang sama dia baik-baik."

"Yasudah, nanti Kahfi bilang ke Huda dulu."

"Abi tutup telponnya, jangan lupa tahajjud kamu, sudah jam tiga lewat, assalamu'alaikum."

"Iya Abi, wa'alaikumussalam warahmatullah."

Setelah Kahfi menutup sambungan teleponnya, ia kembali menaruh benda pipih itu ke atas nakas. Kemudian, dengan perlahan Kahfi memindahkan kepala Huda ke bantal, lalu turun dari brankar dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Tak lama saat kepergian Kahfi ke kamar mandi, Huda membuka matanya karena merasakan Kahfi yang tidak ada di sampingnya. Ia mencari keberadaan suaminya itu di seluruh ruangan, namun tidak ada. Saat ingin bangun, bertepatan juga Kahfi yang sudah selesai mengambil wudhu.

Kahfi yang melihat istrinya bangun hanya tersenyum tipis, lalu menghampiri Huda yang sudah duduk anteng di atas brankar dengan rambut terurai.

"Kenapa bangun?" tanya Kahfi.

"Gak papa... Afi mau tahajjud ya?"

"Iya sayang, tunggu bentar ya."

"Okay," jawab Huda sambil mengangkat jempolnya.

Kahfi mengganti baju nya, setelah itu mulai melaksanakan sholat tahajjud. Sedangkan Huda hanya diam sambil memperhatikan sang suami yang sedang khusyu beribadah, gadis itu mencari ikat rambutnya dan mulai mengikat rambut panjangnya.

Selesai mengikat rambut, perlahan Huda turun dari brankar karena ingin buang air. Dengan hati-hati gadis itu memegangi botol infusnya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa sepengetahuan Kahfi.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang