⚠DILARANG BAWA-BAWA CERITA LAIN DI CERITA INI, JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN. INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAIN, ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN SEMATA. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA, JIKA TIDAK SUDAH SILAHKAN SKIP!⚠
Hai aku up lagi nih, gimana chapter kemarin? Apakah seru?
Oh iya, gimana sharing sama ummi indah tadi, banyak ya kita dapat ilmu dari beliau.
Share cerita ini ketemen-temen kalian ya, supaya rame🙃
Note : typo bertebaran di mana-mana, tandai yang typo.
(HAPPY READING)
(❁'◡'❁)
Selesai sholat isya berjama'ah di masjid, Huda pamit terlebih dahulu ke kamar karena merasakan kepalanya yang sangat pusing. Halwa sudah menawarkan untuk mengantarkan sahabatnya itu, tapi Huda menolak karena kegiatan belum selesai."Nanti kalau ada apa-apa panggil aku ya," Halwa khawatir dengan sahabatnya itu, terlihat dari raut wajahnya yang sangat sulit di artikan.
"Iya, aku duluan ya, assalamu'alaikum," ucap Huda dengan suara yang lemah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab Halwa.
Huda pun berjalan pelan menuju kamarnya, dengan perlahan sambil menahan pusing gadis itu berjalan sendiri. Kegiatan santriwati malam itu belum selesai, Huda ingin menyelesaikan kegiatan terlebih dahulu, tapi ia sudah tidak bisa menahan rasa pusingnya lagi.
Sesampainya di kamar, Huda langsung menaruh Al Quran yang ia bawa tadi dan menggantung mukena dan sajadah nya. Setelah itu ia memilih untuk berbaring sambil menunggu Halwa selesai, gadis itu sendiri di kamar, perlahan mata indah itupun tertutup dan Huda terlelap dalam tidurnya.
Tepat pukul 20:00 kegiatan santriwati telah selesai, Halwa merenggangkan otot-otot badannya karena merasa pegal. Satu persatu dari mereka keluar berhamburan dari aula santriwati menuju kamar masing-masing, termasuk Halwa, gadis itu juga bergegas kembali ke kamar untuk memeriksa keadaan Huda.
Ditengah perjalanan menuju kamar, langkah Halwa terhenti saat ada yang memanggil namanya. Gadis itu membalikkan badan guna melihat siapa yang tadi memanggilnya, ternyata Haikal dan Khalil. Kepala gadis itu langsung tertunduk lalu berjalan menghampiri kedua laki-laki itu.
"Ada apa ustadz?" tanya Halwa dengan kepala yang masih tertunduk.
"Huda mana? Kenapa kamu sendiri?" tanya Haikal yang tidak melihat keberadaan Adik sesusunya itu, biasanya kedua gadis ini selalu bersama.
Dengan kepala yang masih tertunduk, Halwa menjawab, "tadi Huda ke kamar duluan, ustadz. Katanya dia pusing, dari tadi sore."
Mendengar itu Haikal tidak terkejut, ia sudah menduga jika Huda akan berakhir sakit karena bermain hujan tadi siang. "Terus Huda sudah minum obat?" tanya Haikal.
"Tadi sore sudah, ustadz. Tapi malam ini belum, mungkin nanti sekalian makan malam sama Halwa."
"Yasudah, nanti saya ambilkan obat buat Huda, setelah kalian makan malam tolong ke ndalem untuk ambil obat Huda ya."
"Baik ustadz, kalau gitu Halwa permisi dulu, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab Haikal dan Khalil bersamaan.
Setelah mendengar jawaban salam dari kedua laki-laki itu, Halwa bergegas menuju kamarnya karena takut Huda terlalu lama menunggu. Ia juga malas jika harus mengantri panjang saat mengambil jatah makan malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHANKU KAMU (TERBIT)
Romance{SPIN OFF MY GUS MY HUSBAND} Pernikahan rahasia, apa yang ada di dalam pikiran kalian saat mendengar dua kalimat itu? Mencintai seseorang selama 3 tahun, bukan waktu yang singkat. Sama-sama berdoa dan menikung di sepertiga malam, sudah berjanji ing...