Bab 4

23.4K 1.8K 102
                                    

Assalamu'alaikum semua, apa kabar nih, semoga baik-baik aja ya...

Jangan lupa vote dan komennya, bantu share cerita ini ke yang lain juga ya.

{HAPPY READING}

Jam sudah menunjukkan pukul 22:00, pengajian di Pondok Pesantren Al Hafidz baru saja selesai. Kini santri dan santriwati mulai bubar dan kembali ke kamar mereka masing-masing.

Tak berbeda dengan yang lain, Kahfi dan kedua sahabatnya pun bejalan untuk pulang. Ketiga laki-laki tampan itu berjalan sambil mengobrol ringan, dengan diiringi canda tawa.

Dari kejauhan Kahfi melihat Kayla yang berbicara dengan seorang laki-laki, mereka bukan hanya berdua, tapi berempat. Kahfi berjalan mendekat, namun masih berjarak dari Kayla.

"Ini tadi makanan dibeliin orang tua saya, ibu nitip ini buat kamu," ucap Firman seraya memberikan kotak makanan untuk Kayla.

Gadis itu tersenyum manis sambil menundukkan kepalanya, "terimakasih Mas, sampaikan juga sama ibu nya Mas."

Firman juga ikut tersenyum, "sama-sama, nanti saya sampaikan... Oh iya, kata ibu insyaa Allah nanti mau main ke rumah kamu."

"Mau ngapain Mas?" tanya Kayla sambil mengerutkan keningnya bingung.

"Saya juga gak tau, tapi kata ibu, udah janjian sama bunda kamu," ujar Firman.

"Oh yasudah, kalau gitu saya sama Dira duluan ya, assalamu'alaikum," pamit Kayla sambil menarik tangan sahabatnya itu.

Saat baru saja melangkah menjauh dari Firman, Kayla melihat Kahfi yang berdiri tak jauh darinya. Laki-laki itu berdiri sambil menatapnya dengan tatapan dingin, melihat itu Kayla tak berani membalas tatapan itu.

Haikal menepuk pelan bahu Kahfi, sehigga membuat sang empu menoleh ke arahnya. Haikal memberi isyarat kepada sahabatnya itu untuk segera pulang, Kahfi menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju rumah.

Saat baru saja sampai di rumah, Kahfi segera berpamitan dengan Ummi nya untuk istirahat terlebih dahulu. Entahlah, kini pikirannya kacau saat mendengar orang tua Firman yang ingin bertemu dengan orang tua Kayla. Apa harus ia mengikhlaskan Kayla, atau ia harus bersegra mengkhitbah gadis itu.

Sekarang laki-laki itu sudah berada di dalam kamarnya, bukannya membersihkan badannya ia malah merebahkan tubuhnya sambil melihat langit-langit kamarnya. Ia masih bingung, bukan dengan perasaanya tapi bagaimana caranya ia melamar Kayla dan memberi tahu kedua oang tuanya.

"Saya sudah memerjuangkan kamu di sepertiga malam saya, Kayla. Saya pasrah jika kamu memilih laki-laki lain, atau kita yang tidak berjodoh," gumam Kahfi seraya memejamkan matanya.

Sedangkan disisi lain, Kayla baru saja sampai di kamarnya. Ia membuka kotak makanan yang tadi diberi Firman, dan mengajak teman-temannya untuk makan. Setelah itu, Kayla memilih untuk segera mengistirahatkan badannya.

Saat sudah berbaring di kasur nya, Kayla teringat ucapan Firman tadi. Apa benar Bunda nya sudah membuat janji dengan ibu Firman, untuk bertemu. Tapi, ada urusan apa mereka berdua.

Kayla memiringkan badannya menghadap tembok asrama, di satu sisi ia juga ingin menerima lamaran Kahfi, tapi Kahfi sampai sekarang tidak ada menemui orang tuanya. Jika pertemuan Bunda nya dengan Ibu Firman membahas tentang perjodohan mereka, Kayla bisa apa.

Ia tidak bisa menolak jika itu keputusan orang tuanya, kalau disuruh pilih, tentunya Kayla memilih Kahfi. Karena hatinya pun sudah mulai yakin dengan laki-laki itu, tapi di satu sisi Firman pun juga pernah melamarnya dan ingin bertemu kedua orang tuanya.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang