Bab 6

24.4K 1.8K 110
                                    

Assalamu'alaikum semua, maaf tadi malam lupa up:(

Oh iya, ini part terakhir ya, setelah ini aku off mau persiapan ujian dulu. Selesai ujian, insyaa Allah akan rutin up nya.

Jangan lupa vote dan komennya ya<3

{HAPPY READING]

(❁'◡'❁)

Semua perlengkapan Huda sudah di masukkan ke dalam mobil, sekarang tinggal menunggu Rina yang sedang bersiap dengan di bantu Huda dan Dinda. Jam pun sudah menunjukkan pukul 10:00, Kahfi dan Khalil masih berada di kediaman Muhsin, karena memang mereka berdua hari ini tidak ada jadwal mengajar.

Awalnya Muhsin sudah mempersilahkan Kahfi dan Khalil untuk pulang duluan, tapi karena Hasan mengetahui anaknya ada di rumah sahabatnya, jadilah Hasan menyuruh Kahfi untuk membantu-bantu Muhsin.

Kurang lebih lima belas menit, akhirnya Rina, Huda dan Dinda pun turun. Muhsin segera membukakan pintu untuk Rina, dan untuk Anak dan istrinya yang duduk di belakang.

"Haikal ikut mobil mana?" tanya Rina.

"Haikal ikut Abi sama Ummi aja Nek, kita ngikut dari belakang," ujar Haikal dengan sopan.

"Yasudah, hati-hati bawa mobilnya," pesan Rina lagi.

"Siap Nenek," jawab Haikal dengan nada hormat.

Rina terkekeh pelan melihat tingkah cucunya itu, Muhsin pun segera masuk dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di belakang ada mobil Haikal bersama kedua orang tuanya, dan mobil Kahfi bersama Khalil.

Di dalam mobil Huda terus memeluk tubuh sang Ummi, Rina yang melihat hanya tersenyum tipis. Tangannya pun terulur untuk menyalakan audio murottal, tidak ada yang memulai pembicaraan maka dari itu Rina memilih untuk mendengarkan murottal saja.

Di sisi lain, tepatnya di mobil Kahfi dan Khalil. Kedua laki-laki itu asik mengobrol santai, sampai akhirnya Khalil melayangkan satu pertanyaan yang membuat Kahfi terdiam.

"Abi sama Ummi, masih belum kasih restu?" tanya Khalil.

Kahfi diam sebentar dan melirik sekilas ke arah sahabatnya itu, Khalil hanya mengangkat sebelah alisnya saat Kahfi melirik dirinya. Helaan napas terdengar begitu berat, entah lah Kahfi pun bingung ingin menjawab apa.

"Saya juga gak tau, kayanya Ummi mau menjodohkan saya sama perempuan pilihan dia," ucap Kahfi yang membuat Khalil terkejut.

"Di jodohin?" tanya Khalil yang masih tak percaya.

Kahfi hanya menganggukkan kepalanya singkat, sedangkan Khalil menggelengkan kepalanya tanda tak setuju dengan pemikiran sahabatnya itu. "Gak mungkin lah, mungkin Ummi cuma mau liat keseriusan kamu sama Kayla," ujar Khalil.

"Apa saya segera lamar Kayla?" tanya Kahfi.

Khalil menatap sahabatnya itu, sebenarnya ia ingin mengiyakan. Tapi restu kedua orang tua pun penting, apalagi ini tentang pernikahan. Mereka berdua sama-sama diam setelah Kahfi mengatakan hal itu, hingga tak terasa mereka sudah sampai di gerbang pesantren.

Kahfi sudah memarkirkan mobilnya, ia segera mempersilahkan keluarga Huda untuk masuk terlebih dahulu. Saat Muhsin dan yang lain sudah duduk, Kahfi berjalan menuju lantai atas untuk memanggil sang Abi.

Tak lama, Hasan dan Latifah pun turun dengan senyum yang mengambang. Hasan segera bersalaman dengan Muhsin, sedangkan Haikal memilih untuk menghampiri kedua sahabatnya yang berada di tetas belakang.

"Sudah lama?" tanya Hasan sejak duduk.

"Baru aja," jawab Muhsin.

"Jadi mau mondok sekarang, Nak?" tanya Latifah kepada Huda.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang