Bab 3

28K 2K 149
                                    

Assalamu'alaikum, apa kabar semua?

Up lagi nih, jangan lupa follow, komen dan vote nya ya. Share juga cerita ini ke teman-teman kalian, supaya makin rame.

Oh iya, aku lagi nyari rp buat Gus Kahfi nih. Barangkali kalian ada temen cowok yang paham dengan dunia rp atau wattpad, atau salah satu dari kalian, bisa langsung DM instagram aku ya @aul_albirru, link ada di bio aku,

{HAPPY READING}

(❁´◡'❁)

Di dalam kamar, Kahfi baru saja selesai melaksanakan sholat maghrib. Ia memilih sholat di rumah saja, karena tadi pekerjaannya selesai saat orang sudah iqomah.

Laki-laki itu segera bersiap untuk menghadiri pengajian, Kahfi memilih memakai baju koko putih, dan sarung berwarna coklat dengan di tambah jam tangan hitam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

Sebenarnya pengajian santri dan santriwati diadakan sesudah sholat isya, karena ada beberapa urusan yang harus mereka kerjaan, jadilah Hasan mengundur jam pengajian.

Di rasa penampilannya sudah rapi, Kahfi menyemprotkan parfum di beberapa titik di badannya. Setelah itu ia keluar dan menuju lantai bawah, tadi Hilmah sudah memintanya untuk segera turun untuk makan bersama.

Makan malam kali ini bukan hanya ada keluarganya saja, tapi keluarga Huda pun juga ada. Seperti yang di katakan Muhsin tadi sore, mereka ikut sholat maghrib di Pesantren dan akan pulang sesudah pengajian.

Saat berada di ujung anak tangga, Kahfi melihat adik perempuannya yang sedang bertukar cerita dengan gadis menyebalkan tadi siang. Mereka berdua terlihat begitu akrab, padahal umur mereka yang sedikit jauh.

Kahfi mengangkat bahunya acuh, ia berjalan menuju dapur menemui sang Ummi. Ternyata Ummi nya sedang sibuk memanaskan makanan dengan Dinda, untuk makan malam mereka.

"Ummi," panggil Kahfi.

Latifah membalikkan badannya, "kenapa Nak?" tanya Latifah kepada Kahfi.

"Kahfi izin ke ruangan asatidz dulu ya, Mi. Mau ngasih formulir ini," pamitnya seraya menunjukkan formulir yang ia bawa.

"Yasudah, jangan lama ya, setelah mengantarkan formulir langsung pulang, kita makan malam dulu," pesan Latifah.

"Iya ummi, Kahfi pamit dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warohmatullah," jawab Latifah.

Setelah mendengar jawaban Latifah, Kahfi segera keluar menuju ruangan asatidz. Saat melewati Hilmah dan Huda yang asik bercanda, Kahfi hanya melihat sekilas kemudian ia kembali melangkahkan kakinya keluar.

Huda yang melihat itu terheran, namun setelah itu ia mengangkat bahunya acuh dan kembali bercerita dengan Hilmah. Walaupun umur Huda terpaut dua tahun lebih tua, tapi tidak menghalangi ke akraban kedua gadis cantik itu.

Kahfi berjalan santai menuju ruangan asatidz, sesekali ia membalas sapaan beberapa santri yang menyapanya. Dari kejauhan, ia melihat seorang perempuan cantik yang juga baru saja masuk ke ruangan asatidzah.

Senyumnya terbit saat melihat wajah natural itu, walupun hanya senyum tipis. Laki-laki itu segera melangkah memasuki ruang asatidz, tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu.

Tak lama ia masuk, beberapa asatidzah juga ikut masuk, dan beberapa pengurus asrama pun ikut masuk. Mereka segera menyusun beberapa formulir tadi dan beberapa berkas penerimaan santri baru.

"Di asrama Al-Batul, ada yang kosong?" tanya Kahfi kepada Kayla.

"Ada Gus, tadi saya cek masih bisa muat satu santriwati lagi," jawab Kayla dengan menundukkan kepalanya.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang