Bab 31

20.2K 1.5K 336
                                    

Hai semuanya, apa kabar?

Lama ya aku gak up, maaf ya, selain kemarin lagi ujian, aku sedang mikirkan kedepannya cerita ini mau gimana.

Aku mau nanya dikit dong, kalian pada mau ikutan GC WA aku?

Aku punya 2 grup, tentunya beda ya. Kalau banyak yang mau, kemungkinan aku akak opmem sebelum bulan puasa.

Jadi, silahkan komen bagi yang mau.

{HAPPY READING}

"Astaghfirullah, maaf Kak Kayla," ujar Huda setelah melihat siapa yang ia tabrak tadi.

"Iya gak papa," ucap Kayla sambil memperhatikan Kahfi yang enggan menatapnya.

Huda yang menyadari arah pandang Kayla pun mendatarkan ekspresi wajahnya, entahlah rasanya Huda ingin menutup mata Kayla dengan lakban agar tak seenaknya melihat suaminya.

"Gak usah di pandangin! Kahfi gak bakalan luluh sama tatapan Kamu," gerutu Huda yang membuat Kayla langsung menatapnya.

Huda menaikan sebelah alisnya saat Kayla menatap dirinya, seolah menantang. Kahfi yang menyadari ada sinyal pertempuran hanya diam dan membiarkan istri kecilnya itu berbuat semaunya.

"Kenapa?" tanya Huda kepada Kayla seraya tersenyum tipis.

Kayla terkekeh pelan, ia maju selangkah mendekati Huda dan berbisik, "jangan sok berani kamu, Huda! Ancaman Saya waktu itu akan segera Saya lakukan, taruhannya antara Kamu, atau anak Kamu... bisa saja kalian bertiga."

"Kamu pikir Saya takut?" tanya Huda dengan wajah datar. "Saya gak akan pernah takut sama Kamu! Dan harusnya Kamu sadar, kalau Kamu dan Kahfi memang tidak berjodoh. Yang ada di dalam diri kamu itu, hanya sebuah obses, bukan cinta!" lanjutnya.

"Kamu," tunjuk Kayla tepat di depan wajah Huda.

"Turunkan tangan kotor Kamu!" perintah Kahfi dengan suara tegasnya. "Apa yang di bilang istri Saya, itu semua benar. Dan asal Kamu tau, Huda, lebih dahulu ada di hati Saya daripada Kamu!" lanjutnya dengan menekan ucapan terakhirnya.

Kayla tertawa sumbang, sampai kapanpun dia tidak akan pernah sadar dan tidak mau sadar jika Huda yang lebih dahulu berada di hati Kahfi. Bahkan mungkin, bisa saja perempuan itu melenyapkan Huda karena obsesi yang ada di dalam dirinya.

Ya, Kayla hanya terobsesi dengan Kahfi. Entah sejak kapan obsesi itu timbul, yang jelas Kayla tidak akan membiarkan Kahfi bahagia dengan perempuan lain. Jika dia tidak bisa mendapatkan Kahfi, maka semua perempuan pun tidak akan bisa bahagia dengan laki-laki itu.

"Dan Kamu, Kahfi, laki-laki yang tidak bisa menepati janji Kamu sendiri. Saya tidak akan membiarkan keluarga kalian bahagia!" ancam Kayla dengan wajah datar seraya tersenyum miring.

"Saya tidak pernah berjanji apapun dengan kamu, Kayla. Bahkan kamu sendiri yang memaksa saya untuk cepat melamar kamu, tanpa restu kedua orang tua," ujar Kahfi membuat Kayla diam seribu bahasa.

Melihat keterdiaman Kayla, Kahfi maupun Huda tersenyum tipis. Tangan Kahfi semakin melingkar indah di pinggang sang istri, sedangkan Huda melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Kayla dengan tatapan yang sulit di artikan.

Kayla, perempuan itu menatap tajam ke arah Kahfi, dengan tangan yang mengepal kuat di sisi tubuhnya. Sedangkan yang di tatap hanya menapakkan wajah datarnya saja.

"Kenapa? Bingung apa maksud suami saya?" tanya Huda memecah keheningan antara mereka bertiga.

"Kayla, jangan kamu pikir karena kamu pakai gelang saya, Kahfi bisa kamu bodohi," ujar Huda seraya terkekeh pelan.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang