Sumber: Pinterest
_______________________________
"Lady Catherine? Montgomery? Kamu baca Hot Duke on My Bed?"
Aku hafal sekali dengan dua nama tersebut. Lady Catherine dan Montgomery. Atau lebih tepatnya Benedict Batten the Duke of Montgomery dan Lady Catherine Maitland. Dua anakku tersayang. Yang membuatku kebanjiran uang beberapa saat yang lalu setelah dirilis. Tapi apa dua nama yang disebut Lestari tadi benar nama anak-anakku. Mungkinkah ada novel Hot Duke on My Bed lain dengan tokoh Catherine dan Benedict?
Atau aku hanya salah dengar?
"Kamu benar baca novel itu? Atau..." Lestari melirikku. "Karena kamu?"
Aku meneguk ludah. Belum sempat kujawab pertanyaannya, Lestari sudah berkata, "Ya gak mungkin Aksa mau baca novel kayak gitu tanpa ada alasannya."
Apa maksudnya dengan "novel kayak gitu"?
"Mbak sendiri kenapa tau? Mbak juga baca?"
Lestari sedikit gelagapan. "Dikit. Pernah direkomendasikan teman. Soalnya best seller."
"Cuma dikit kok hafal banget," sindirku. Terserah. Aku lelah pura-pura baik.
"Yang kayak gitu kan gak perlu dihafal. Sekali baca juga ingat."
"Hm, iya sih. Kalo punya ingatan bagus memang susah." Aku mengangguk-angguk sok memahami. "Mbak cuma baca dikit kan ya, cuma sampe bab terakhir. Pas bagian di taman bunga itu."
Aku tak tahu dia benar-benar hanya membaca sekilas novelku atau tidak. Tapi walaupun best seller, novelku tidak seterkenal Dilan, Ayat-ayat Cinta, atau yang lain. Novelku hanya terkenal di kalangan tertentu. Dan dia langsung bisa mengaitkannnya begitu saja dengan informasi secuil. Jika hanya berdasarkan nama saja, kurasa agak sulit, jadi kuyakin dia juga sudah membaca sampai bagian di taman bunga seperti yang dikatakan Aksara. Dia mengingat bagian itu, yang mana ada di bab terakhir, lalu tersadar apa yang dikatakan Aksara adalah novel bejatku.
Omong-omong, "Hot Duke on My Bed" karya kesayanganku ini ada dua seri. Seri pertama yang dibaca Lestari dan Aksara. Lalu seri kedua adalah yang berusaha kudapatkan dengan menjadi Inem.
Kini Lestari memelototiku, wajahnya kaku.
"Hm, kayaknya aku bakal telat ke kantor," ucapk Aksara tiba-tiba. "Lestari, kamu juga mau pulang kan?"
Perempuan itu masih terlihat kesal. "Iya. Kalau kamu memang mau berangkat kerja."
"Oke." Aksara melirikku. "Mau dianterin kan?"
Aku mengangguk. Aku langsung menyuruh sopirku pulang karena semalam Aksara berjanji akan mengantar.
"Cenora biar sama aku aja," cetus si ular kadut tiba-tiba. "Kamu udah mau telat kan? Biar aku aja yang antar dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY MAID
ChickLitGara-gara perkara novel panas, Cenora menjadi pembantu rumah tangga. Lah, bagaimana bisa? Cenora yang tersohor itu kan anak konglomerat yang menjadi kiblat sosialita muda. Alasan pertama, Cenora belum mau menikah. Kedua, ada laki-laki gila yang ngeb...