50. Tamu Tidak Tahu Diri

5.8K 642 31
                                    

Sumber: Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber: Pinterest

_____________

Aku: Mas udah sampe rumah?

Aksara: Udah. Baru aja nyampe.

Aku: Oke, selamat tidur ya, Mas.

Aksara: Udah mau tidur?

Aku: Hmm, iya. Kenapa?

Aksara: Mas belum ngantuk. Gak mau nunggu bentar lagi.

Sebenarnya aku juga belum mengantuk. Aku hanya basa-basi bilang begitu karena kukira dia sudah mau tidur.

Aku: Boleh.

Aksara: Kalau Mas telepon boleh juga?

Aku cekikikan sendiri.

Aku: Boleh aja.

Detik berikutnya Aksara langsung menghubungiku. Kami membincangkan banyak hal. Hingga sampai ke satu topik.

"Mas gak pernah sarapan pagi lagi?" tanyaku sembari menggulung-gulung rambut dengan jari.

"Ya, mau gimana. Gak ada yang buatin lagi," sahutnya manja. Membuatku semakin intens menggulung-gulung rambut dengan centilnya. Aduh, Aksara ini...

"Bukannya Bik Lilis udah balik?"

"Bik Lilis balik lagi ke kampung. Asam lambungnya kumat. Kayaknya Bik Lilis pun udah gak tahan kerja. Mas udah suruh dia gak usah kerja lagi. Tapi kalau sehat katanya dia mau tetap kerja kalau diizinkan. Soalnya dia sendiri gak tau mau ngapain kalau gak kerja."

Aku berhenti memainkan rambutku.

Aku cuma bertemu Bik Lilis beberapa kali, tapi kutahu dia wanita yang baik dan menyenangkan.

"Oh gitu," sahutku. "Tapi kan Mas bisa makan roti."

"Gak enak makan roti kalau gak ada kopinya."

Aku kembali tersenyum. Tanganku mulai gatal ingin bertingkah centil lagi. "Kan bisa buat kopi sendiri. Ada mesin kopi juga di dapur Mas."

"Kopi buatan Mas gak enak."

"Pakai kopi sachet aja. Takarannya kan udah pas."

"Mas gak suka kopi sachet."

"Jadi suka kopi yang kayak gimana?"

"Kopi yang kamu buatin."

Aku berguling-guling di atas kasur mendengar jawabannya. Kutendang-tendang selimut. Dan kusepak-sepak dinding kamarku dengan telapak kaki. Untunglah tidak meninggalkan jejak di sana.

Setelah semua kembali normal, aku berkata, "Gombal."

"Seriusss... Kopi yang kamu buat enak," katanya. "Memang enak ya kalau ada yang ngurusin. Dibikinin sarapan, dibikinin kopi. Pulang kerja juga makanan udah tersedia. Ada yang nungguin."

LADY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang