Sumber: Pinterest
____________________Aku memejamkan mata. Merasakan seluruh tubuhku satu per satu meleleh ke lantai. "Mas bisa mundur gak?"
"Mundur? Mundur buat apa?"
"Mas dekat banget tahu."
"Loh kenapa kalau dekat-dekat. Orang pacaran kan biasanya mepet-mepet."
"Pa-pacaran?" Aku mengintip sedikit.
"Iya. Kita kan lagi pacaran." Lalu sebelum aku sempat menjawab satu ciuman ia daratkan di bibirku.
"Ini appetizer-nya," jawab Aksara berhasil membawaku kembali dari langit ketujuh. Kulihat orang yang baru menciumku itu tersenyum manis.
Apa kudorong saja dia ke sofa ini ya? Lalu--
Tidak! Tak boleh seperti ini. Aku langsung membuang muka. Dan lanjut menghidangkan makanan pada Aksara. Seolah appetizer manis tadi bukan apa-apa.
Haruskah aku mulai menyebutkan angka atau huruf Yunani lagi?
"Mas mau lauknya apa aja?" Dengan santai aku menyendokkan nasi ke dalam piring.
"Ini aku ada masak ayam kalasan. Mas pasti suka." Aku membuka kotak makan berisi ayam. "Ini bukan percobaan pertama kok. Aku udah belajar dari Bi Lela dari beberapa hari lalu. Pas bikin ini semalam pun Bi Lela ngawasin aku kok." Aku menyendokkan ayam ke piring Aksara. "Jadi tenang aja. Rasanya dijamin gak ancur kok."
Lalu aku mulai membuka kotak lain. "Atau Mas mau lele bakar ini? Mas juga suka ini kan? Plus dijamin gak ada udang atau makanan yang bikin gatal. Aman ya Mas. Aman."
Aku tak mendengar jawaban apa pun dari Aksara. Dan jantungku semakin berdetak kencang.
Aku tidak berani menoleh untuk melihatnya. Jadi aku membuka kotak lain. Dan menjelaskan menu apa lagi yang kubawa. Tapi Aksara masih juga tak bersuara. Sebenarnya apa yang dia lakukan? Setidaknya katakan lah oh kek.
Makanan yang harus kujelaskan padanya akhirnya habis. Sambil menggaruk tengkuk dan cengengesan aku menyodorkan piring pada Aksara. "Dimakan, Mas."
Tapi Aksara masih juga diam.
"Dimakan, Mas," kataku lagi masih tak mau menoleh.
"Gak mau!" tolaknya tegas dan refleks aku menoleh.
"Kenapa?" Dan di situ aku merasakan surga dan neraka. Aksara memandangiku dalam. Bibirnya tersenyum manis. Dengan tatapan yang seolah berkata "ayo cium aku lagi!"
Astaghfirullah...
Cenora, ini pertanda kau harus segera resign sebagai penulis bejat.
"Kok gak mau? Aku udah capek loh Mas." Capek banget buat gak berpikir macam-macam ke Mas.
Tiba-tiba Aksara menyandarkan kepalanya ke pundakku. "Mas capek banget. Gak punya tenaga lagi buat makan sendiri. Suapi ya."
Aku sudah tidak tahan lagi. Jadi kujauhkan si penggoda itu. "Mas ih... Dari tadi godain mulu. Sengaja ya mau bikin malu. Iya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY MAID
أدب نسائيGara-gara perkara novel panas, Cenora menjadi pembantu rumah tangga. Lah, bagaimana bisa? Cenora yang tersohor itu kan anak konglomerat yang menjadi kiblat sosialita muda. Alasan pertama, Cenora belum mau menikah. Kedua, ada laki-laki gila yang ngeb...