47. Bertemu Lestari

5.4K 606 50
                                    

Sumber: Pinterest_______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber: Pinterest
_______________________

Lestari?

Satu nama yang tak bisa hilang dari pikiranku beberapa hari ini.

Dan yang lebih menjengkelkan lagi aku tak bisa mendapat informasi berarti tentang perempuan itu.

"Gue juga kurang tau, Ra. Kan udah pernah gue bilang, meski Bang Aksa itu sepupu gue, kami gak dekat. Gue gak dekat sama satu pun sepupu cowok gue. Plus dia lebih tua tujuh tahun. Beda generasi sama gue. Cie... Yang tunangan sama cowok yang tujuh tahun lebih tua... Cie..."

Itu adalah jawaban Heidi saat aku bertanya tentang Lestari. Bukannya mendapat jawaban, yang ada aku malah diolok-olok.

"Lestari ya? Aku juga gak yakin, Mbak. Mas Aksa kayaknya gak pernah bawa teman ke rumah. Eh, pernah ding. Tapi duluu... banget. Pas zaman dia kuliah."

"Oh ya? Mungkin emang teman kuliahnya," ucapku bersemangat. "Gimana orangnya?"

"Duh... Aku gak ingat, Mbak. Pas zaman Mas Aksa kuliah aku masih SD. Lagian teman Mas Aksa dulu cowok semua. Mas Aksa kan anak teknik Mbak. Kayaknya bukan teman kuliah deh."

"Iya, Lestari itu temannya Aksa dulu pas kuliah," jawab Mbak Renja sore itu saat aku menemaninya belanja bahan untuk acara arisannya.

"Tapi kata Kin teman Aksara pas kuliah cowok semua."

"Seingat Mbak dulu yang sering datang ke rumah juga cowok semua. Iya, ya, Mbak juga lupa mereka temenan dari mana. Mbak gak terlalu kenal teman-teman Aksa. Mereka... Kayak manusia-manusia di luar angkasa."

"Di luar angkasa gimana Mbak?"

Mbak Renja tersenyum. "Nanti kalau kamu liat dia bareng teman-temannya kamu akan ngerti maksud Mbak. Oh iya, kalau gak salah Lestari ini sudah 6 tahun di luar negeri. Yang paling dekat sama dia Radha. Mbak juga gak tau gimana ceritanya mereka bisa akrab. Tapi kenapa kamu tanya-tanya, takut mereka ada apa-apa ya?" goda Mbak Renja. Jadi aku menghentikan aksi detektifku sampai di situ saja.

Dan informan yang seharusnya bisa memberikan informasi terpenting tentang siapa Lestari malah mengabaikanku habis-habisan.

"Radha sekolah udah kelas berapa?"

Anak perempuan itu memutar bola matanya malas. Lalu mendengus seperti sapi. "Dia kira gue anak kecil apa, ngomongnya gitu banget." Dia membelakangiku lalu fokus pada tabletnya sambil memakai headphone.

Dudukku di ruang tamu keluarga Dirgantara semakin tidak nyaman.

"Kamu lagi dengerin apa?"

Kali ini dia melihatku tajam. Lalu tanpa berkata apa-apa langsung pergi begitu saja.

"Radha gak boleh gitu sama Onty-nya." Mbak Renja datang sambil membawakanku minuman. "Maaf ya, Nora. Lagi puber anaknya. Padahal dulu dia manis banget. Apa Mbak salah asuh anak ya." Lalu dua jam selanjutnya kugunakan untuk mendengarkan keluh kesah seorang ibu dalam membesarkan anak yang beranjak dewasa.

LADY MAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang