-I-10

83 16 0
                                    

AKHIRNYA aku bisa tertidur seperti yang lainnya. Stasiun terakhir dari kota Quinue baru saja kami lewati. Perjalanan menuju kota Sexo hanya tinggal kurang lebih satu jam lagi-itu jika kami berhenti di stasiun pertama, jika kami berhenti di stasiun terakhir, mungkin butuh waktu lebih lama. Dengan kecepatan 400 km/jam, kereta ini hanya butuh waktu enam jam untuk menempuh jarak kurang lebih 2.400 km.

Alex berbalik ke arahku. "Kalau mau tidur, tidur saja lagi. Meskipun mungkin kurang efektif, tapi lumayan, agar ketika sampai nanti kau tidak terlalu kelelahan."

"Beres," kataku.

Alex tersenyum sebelum kembali memakai kacamatanya dan sibuk mengerjakan berkas-berkas.

Kami jadi sedikit akrab setelah pergi ke gerbong makanan bersama. Aku sudah mengenal Alex lebih lama, tapi kami berdua jarang atau mungkin tidak pernah mengobrol panjang lebar. Hanya saling tahu saja. Alex biasanya selalu sibuk dengan berkas-berkas. Bawahan memang selalu seperti itu, di saat atasan mereka tidak mau mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan berkas, serahkan saja pada bawahan. Apalagi jika bawahannya itu sangat bisa dipercaya dan cerdas.

Tapi, ketika di gerbong makanan, aku tidak membuat banyak topik pembicaraan. Sebagian besar topik berasal darinya. Sebenarnya lebih seperti proses tanya jawab ketimbang mengobrol. Aku yang berperan sebagai wartawan, dan dia narasumbernya.

Dari obrolan itu, aku tahu jika kasus di kota Sexo lebih rumit dari yang aku kira. Ada kasus penculikan anggota Organisasi Pemburu Iblis Malam juga, setidaknya itu yang dia katakan. Meskipun menurutnya itu lebih mirip kasus yang masih menjadi tanda tanya. Tidak ada saksi mata jika para anggota itu diculik. Mereka menghilang tanpa jejak begitu saja. Tidak ada rekaman cctv, tidak ada saksi mata, tidak ada yang mencurigakan di kota tersebut seperti gangster atau semacamnya, tidak pula dengan hewan-hewan buas.

"Itu yang membuat Komandan ingin cepat-cepat mendatangi kota Sexo," kata Alex.

Apa seharusnya dia mengatakan semua itu padaku? Karena itu informasi yang cukup... rahasia, sepertinya. Ema saja tidak menyinggung soal itu, atau dia tidak tahu? Mungkin dia percaya padaku karena aku putri komandannya? Ah, terserah saja.

"Berapa banyak anggota yang menghilang?" tanyaku.

"Delapan belas."

"Itu sangat banyak."

Alex mengangguk menyetujui. "Yeah." Wajah dan nada suaranya jadi terdengar lebih lesu. Ia mengambil selembar foto dari saku celananya. Foto seorang laki-laki umur tiga puluh tahunan, yang wajahnya tidak jauh berbeda dari Alex. "Ini pamanku. Dia menghilang seminggu yang lalu."

"Itu sebabnya kau ingin ikut dalam kasus ini?"

Dia mengangguk. "Awalnya Komandan melarangku. Katanya, akan sangat sulit jika kau membawa perasaan ketika menjalankan tugas. Namun akhirnya, dia menyetujuinya juga." Dia memandangi seseorang dalam foto tersebut.

Mengingat kami tidak bisa bergerak bebas karena larangan kerajaan untuk tidak berkeliaran di malam hari, aku pikir itu menjadi penyebab utama kesulitan proses pencarian. Mereka hanya bisa mencari di siang hari. Tapi, ternyata bukan hanya itu penyebabnya.

Dia memasukan lagi foto itu ke saku celananya. "Kota Sexo memiliki iklim yang basah. Hampir sepanjang tahun langit selalu tertutup awan di beberapa tempat. Bahkan bisa cukup gelap. Sampai memungkinkan untuk iblis malam berkeliaran di siang hari. Apalagi sebagai besar tempat dipenuhi pohon-pohon pinus setinggi puluhan meter. Itu juga menjadi salah satu penyebab utama pencarian para pemburu iblis malam terhambat."

Aku mengangguk-angguk. Ada dorongan ingin menanyakan apa strategi mereka, tapi aku kurang berani bertanya soal itu.

Kami tidak banyak saling bicara lagi. Alex seperti tidak memiliki banyak topik untuk memulai pembicaraan, atau dia lebih ke menjaga jarak denganku, atau dia menjadi lebih sensitif gara-gara membicarakan pamannya yang juga ikut menghilang. Entahlah, tapi aku merasa seperti itu. Dan aku kehabisan pertanyaan, karena pikiranku sibuk memikirkan berbagai kemungkinan yang akan Ayah ambil untuk kasus ini.

Berawan #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang