-I-58

87 14 31
                                    


Ayah & Bibi tersayang,

Aku tahu apa yang aku lakukan ini terlalu mendadak. Aku tahu aku pasti membuat kalian sangat khawatir, marah, dan kecewa. Aku bingung, sedangkan waktu yang aku miliki untuk berpikir sangat tipis.

Nathan dibawa makhluk itu. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Seharusnya kami tidak pergi. Aku benar-benar minta maaf. Aku benar-benar menyesal. Aku masih belum bisa menjadi anak dewasa berumur delapan belas seperti yang kalian inginkan. Tindakan yang aku lakukan jauh dari kata bijaksana. Aku masih dibawah kategori orang-orang yang dapat diandalkan. Aku sama kecewanya seperti kalian kepada diriku ini.

Aku tidak bisa pulang dalam beberapa hari atau beberapa minggu ke depan. Aku tidak tahu pasti. Aku akan mencari Nathan. Maaf karena aku tidak meminta izin kepada kalian. Ingat, umurku sudah delapan belas. Secara hukum kerajaan, aku sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan sendiri tanpa meminta persetujuan orang tua atau wali. Aku berjanji akan membawa Nathan pulang.

Bibi, doakan aku. Semoga pilihan yang aku lakukan ini benar. Tolong, jangan merasa seolah-olah aku sudah mati dan tidak akan pernah kembali. Aku pasti kembali. Aku janji. Bibi boleh menangis dan meluapkan semua yang Bibi rasakan, Bibi tidak perlu sok kuat atau sok melupakan perasaan Bibi. Bibi juga manusia biasa.

Ayah, aku mohon, percayalah padaku. Percayalah bahwa aku bisa membawa Nathan pulang. Percayalah jika pilihanku ini benar. Jangan tidur larut. Jangan lupa makan. Aku tidak ingin Ayah bekerja terlalu keras. Ayah harus memikirkan kesehatan meskipun, bisa dibilang, Ayah adalah pria super. Ayah super bagiku dan Nathan. Aku sudah dewasa. Aku perlu melihat dunia dan, sedikit saja, tidak berada di bawah ketiak Ayah. Aku sangat mencintai Ayah.

Dan tolong, jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja. Aku bersama orang-orang yang baik. Mereka juga sudah menganggapku seperti keluarga mereka sendiri. Aku tidak kelaparan ataupun kedinginan (Aku tidak yakin aku tidak akan kedinginan). Aku merasa seperti berada di tengah-tengah keluarga.

Jangan sebar fotoku ke seluruh penjuru kerajaan, dan menjanjikan sejumlah uang jika ada seseorang yang berhasil menemukan atau melihatku. Dan jika ada yang menelpon untuk alasan itu, jangan dipercaya, orang itu pasti berbohong. Tidak akan ada orang yang bisa melihatku berkeliaran lagi di kerajaan Wesfiw, karena aku sudah tidak lagi berada di kerajaan Wesfiw.

Sekali lagi aku minta maaf.
Aku sangat mencintai kalian.

Salam Cinta,
Nathalia

Aku menyuruh Immanuel menaruh surat itu di depan pintu rumah. Sekarang aku sedang menunggunya bersama Ella dan dua laki-laki kembar identik di hutan pinus yang rapat, jarak hutan ini cukup dekat dengan dinding cincin bagian dalam sebelah utara. Ia bisa bergerak dengan cepat, tidak butuh waktu lama baginya untuk menyimpan surat itu di tempat yang aku minta, kemudian kembali ke titik pertemuan yang sudah disepakati kami.

"Kau tidak mau menggunakan kemampuanmu untuk melihat respons mereka?" tanya Ella, di sebelahku.

Aku meliriknya. "Itu sebabnya aku meminta tolong kepada Immanuel untuk menyimpan surat itu di sana. Aku tidak bisa pulang dan melihat wajah mereka ketika tahu jika Nathan sudah...." Aku tidak bisa menyelesaikan kalimatku, suaraku langsung tercekat dan merasa ada yang mengganjal di tenggorokan.

Ella langsung mendekapku dari samping, sambil mengusap-usap bahuku. Dua laki-laki kembar identik, Evan dan Ethan, terlihat jengah karena itu.

Tak lama kemudian, terasa ada angin dingin yang berembus dengan aneh, tanda jika Immanuel sudah kembali. Dia bergerak sangat cepat, sampai-sampai terlihat seperti hantu yang melayang di udara. Dia berjalan mendekat dengan kecepatan normal manusia. Ella melepaskan pelukannya agar aku bisa memeluk Immanuel. Dia balas memelukku dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

Berawan #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang