35

3.4K 300 13
                                    


~Districk 25

Brak...

Prangg....

"Aaaakkkkkk..,kurang ajar kau Erina berani beraninya kau merebut Ariel dariku"ujar Jessica murka sembari melemparkan semua barang yang ada di meja kerjanya.

"Lihat saja Erina kau telah mengibarkan bendera perang secara nyata denganku,akanku buat kau menyesal karena sudah mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku"sambung Jessica sembari mengepalkan tangannya.

Tanpa disadari Jessica,Tya yang kini berada diluar dan bersiap untuk mengetuk ruangan Jessica gemetar ketakutan karena mendengar suara benda berjatuhan dan suara amarah Jessica.

Glugh

"Leb...lebih baik nanti aja aku kedalam"gumam Tya gugup lalu meninggalkan ruang kerja Jessica dengan hati hati.

Jessica yang akhirnya bisa meredakan sedikit rasa kesal dan cemburu akhirnya memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat untuk menemui seseorang yang bisa membantunya untuk merebut Ariel kembali.

Semua penjaga yang sedang bertugas dipenjara bawah tanah milik keluarga Alexander dibuat terkejut karena kedatangan majikannya disiang hari,karena tidak biasanya para majikan mereka datang disiang hari apalagi Jessica yang sudah jarang datang kesini dalam lima tahun terakhir.

"Selamat siang nona Jessica"sapa dua orang penjaga sembari membukakan pintu masuk untuk Jessica.

Jessica masuk tanpa menjawab sapaan para penjaga lalu berjalan menyusuri koridor yang sepi ditemani oleh dua orang penjaga yang mengikutinya dari belakang.

Tak lama kemudian Jessica sampai kesalah satu sel yang berisikan seorang pria yang berpenampilan kusam.

"Buka"titah Jessica dingin yang membuat para penjaga merinding lalu dengan segera membukakan pintu sel.

Pria yang berada disel tersebut menatap heran kearah Jessica yang berjalan masuk kedalam sel lalu dengan santainya duduk dikursi yang telah disiapkan oleh penjaga.

"Kalian bisa pergi sekarang"ujar Jessica yang membuat para penjaga saling tatap bingung.

"Tapi no.."

"Pergi sekarang juga"ujar Jessica lagi dengan nada sedikit tinggi yang membuat para penjaga mau tak mau menuruti permintaan Jessica.

Sebenarnya mereka berdua sedikit khawatir karena meninggalkan Jessica sendirian bersama dengan salah satu tahanan yang paling kuat.

"Kenapa kau kemari? Apa kau tidak takut kubunuh jika sendirian disini?"tanya pria tersebut dengan nada sinis sembari duduk di depan Jessica.

"Kenapa aku harus takut sama kamu? Aku disini mau memberimu sebuah penawaran yang sangat menarik,apa kamu mau mendengarnya?"tanya balik Jessica.

"Hahaha..kau pikir aku akan menerima tawaran darimu,mimpi sana pergi sebelum aku membunuhmu"kekeh pria itu.

"Oh ya,apa kau masih tidak ingin menerima tawaranku jika ini menyangkut orang yang kamu cintai?"ujar Jessica dengan nada remeh yang membuat raut pria itu seketika berubah menjadi serius.

"Berani sekali kau menyebut dirinya akan kubunuh kau"marah sang pria sembari mencekek leher Jessica.

Bukannya takut atau menunjukkan raut kesakitan,Jessica malah terkekeh yang membuat pria tersebut makin marah,setelah itu dengan santai Jessica melepaskan tangan kekar sang pria kemudian menghempaskan tangan pria tersebut.

"Tidak ada gunanya kau membunuhku disini,jika hal itu terjadi maka kau juga akan mati disini lalu orang yang kau cintai akan hidup bahagia dengan pria lain,apa kau mau itu?"ujar Jessica yang membuat pria itu heran.

Fake Love's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang