55

2.3K 165 9
                                    


~Districk 25

"Bagaimana dok,apa memang ada masalah dengan saraf otak adik ipar saya?"

Nathalia dan David menatap seorang dokter pria paruh baya yang masih sibuk mengamati sebuah gambar rontgen otak milik Jessica.

"Setelah saya amati dok,adik ipar anda hanya sedang mengalami Depresi sesaat pasca kehilangan seseorang bukankah anda tadi menjelaskan bahwa dia baru saja kehilangan suaminya. Pasien belum bisa menerima kepergian suami yang dicintainya hingga membuatnya akan selalu berfantasi seakan akan suaminya masih hidup"jawab dokter pria paruh baya itu dengan serius sambil melepaskan kacamatanya.

"Depresi?"gumam David pelan tak percaya.

"Ya Karena depresi tersebutlah yang membuat pola makan dan tidurnya terganggu dan mengakibatkan janin yang ada dikandungannya tidak bisa bertahan"lanjut dokter pria tersebut yang membuat David menyandarkan punggungnya disandaran kursi dengan lemas.

"Apa depresinya bisa berbahaya untuknya?"tanya Nathalia.

"Tentu dok,jika pasien depresi tidak segera di terapi maka depresinya akan lebih berat dan bahkan dia bisa melukai dirinya sendiri maupun orang yang ada disekitarnya tapi dalam kasus nona Jessica ini untung depresinya bisa dikatakan baru ditahap awal jadi tidak perlu terapi hanya minum obat maka beliau akan segera sembuh dan satu hal yang penting untuk saat ini jangan pernah meninggalkan pasien seorang diri dan membiarkannya termenung dalam waktu yang lama"jelas sang dokter yang membuat Nathalia menganggukan kepala tanda mengerti.

"Saya akan meresepkan obat untuk pasien segera ditebus dan diberikan ke nona Jessica"ujar sang dokter sembari menulis resep obay dan memberikannya pada Nathalia.

Nathalia mengeratkan genggamannya pada tangan David seolah menyalurkan kekuatan pada sang suami.

Dilain tempat Jessica baru saja membuka matanya dan langsung disuguhi oleh pemandangan punggung lebar milik sang suami yang membelakanginya diiringi dengan suara tangisan bayi.

"Sst jangan nangis lagi ya nak,kasian mommymu nanti tidurnya terganggu kamu mau nyusu ya,daddy sudah buatin susu"gumam Ariella sembari menimang sesosok bayi yang masih asik menyedot botol susu.

"Kamu sudah bangun sayang,lihat aku pandaikan mengurus anak kita"ujar Ariella sambil memberikan senyuman lebarnya pada Jessica yang membuat Jessica ikut tersenyum dengan mata yang berkaca kaca.

Alis Jessica mengkerut dalam saat melihat sosok sang suami dan anaknya mulai memudar seperti bayangan tipis dan menghilang seiring suara gagang pintu diputar.

Ceklek

"Riel,sayang kamu dimana?"tangis Jessica pecah sambil bangun dari posisi tidurnya saat pintu telah terbuka.

"Sayang,kamu kenapa menangis nak apa ada yang sakit? Mommy panggilkan dokter mau?"tanya Helena panik saat melihat sang putri menangis sambil terduduk.

"Mom,apa mommy lihat suami dan anakku mom tadi mereka disini tapi tiba tiba mereka hilang gitu aja ketika mommy masuk kesini"tanya Jessica panik yang membuat air mata Helena meleleh begitu aja tanpa bisa ditahannya.

"Sayang kamu harus menerima kenyataannya nak,suami sama anak kamu telah tiada"jawab Helena lembut sambil mengelus kepala Jessica.

Bukannya menerima kenyataan Jessica malah menepis tangan Helena tak terima ketika mendengar jawaban dari mulut sang mommy.

"Apa yang mommy katakan jelas jelas tadi aku melihat Ariel disini sedang menggendong anak kami yang sedang sibuk menyedot botol susunya"delik Jessica tak terima lalu melepaskan infusnya yang membuat Helena kelabakan panik.

"Sayang kenapa dilepas nak?"tanya Helena mencoba menghentikan tangan Jessica yang sedang mencoba melepaskan jarum infus.

"Sana mommy pergi aja,aku mau nyari Ariel dan anakku siapa tahu mereka ada diluar"jawab Jessica sembari mendorong tubuh Helena kesamping kemudian keluar dari ruang rawatnya.

Dengan sekuat tenaga Jessica berjalan tertatih dikoridor lantai vvip mencoba menggapai sosok Ariel yang sedang tersenyum kearahnya sambil menggendong sang anak dari ujung koridor.

"Honey kenapa kamu berdiri aja disana,Ayo kemari aku juga mau lihat anak kita"ujar Jessica sambil berjalan dengan bertumpukan tangannya ditembok.

"Anak kita cantik Jess persis seperti kamu,ayo kemari aku dan anak kita telah menunggu kedatanganmu"jawab Ariella yang membuat Jessica bertambah semangat.

Tiba tiba dari belakang tubuhnya ditarik hingga terjatuh dalam pelukan Helena yang telah menangis terisak.

"Sadar nak,mommy mohon sadarlah"bujuk Helena ketika melihat Jessica menatap kosong kearah koridor yang sepi.

"Mommy, Jessica"

David dan Nathalia yang baru selesai menebus obat dibuat kaget dengan keadaan mommy yang sedang menangis sambil memeluk Jessica.

"Lepas mom,itu Jessica sudah ditungguin sama mereka. Jessica mau lihat anak Jessica yang cantik mom"lirih Jessica berontak sambil menunjuk ke ujung koridor yang tidak terlihat satu orang pun disana,dengan sekuat tenaga Jessuca mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Helena dan David.

Tanpa diminta Nathalia segera pergi keruangan Jessica dan membuka laci nakas yang berada disamping tempat tidur kemudian mengambil sebuah jarum suntik lalu mengisinya dengan sebuah cairan bening sampai dititik tertentu.

Nathalia menyuntikkan cairan tersebut dilengan Jessica yang membuatnya kembali tak sadarkan diri membuat semua orang menghela nafas lega,untung saha Nathalia menyimpan stok obat bius diruang rawat Jessica.

"David,hubungi Daddymu agar dia segera kembali dan bisa melihat kondisi adikmu"pinta Helena sembari melihat kosong kearah Jessica.

"Baik mom"jawab David kemudian keluar dari ruang rawat sembari menghubungi sang daddy.

"Apa kata dokter nak?"tanya Helena pada Nathalia sembari menjatuhkan dirinya disofa samping Nathalia duduk.

"Kata dokter Jessica mengalami Depresi sesaat karena dia belum bisa menerima kenyataan tentang kepergian Ariel itu yang membuatnya selalu berfantasi tentang keberadaan Ariel"jawab Nathalia sambil memeluk sang mertua dari samping.

"Karena depresi yang dialami Jessica baru tahap awal dokter hanya menyarankan untuk secara rutin memberikannya obat tanpa perlu terapi"lanjut Nathalia yang membuat Helena menghela nafas panjang.

Dia sangat tahu kalau ibu mertuanya ini sangat capek karena mengurusi putri mereka seorang diri karena David dan Deon sibuk dengan pekerjaan sementara Nathalia sibuk dengan anaknya dan pekerjaannya.

"Mommy yang sabar ya,Nathalia yakin Jessica akan segera sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan kita"ujar Nathalia menguatkan Helena.

"Terima kasih ya nak"jawab Helena tulus.

Tokk

Tokk

Tokk

Ceklek

Pintu ruang rawat Jessica terbuka yang memperlihatkan tiga orang wanita cantik masuk dengan mata yang berkaca kaca.

Yap,mereka adalah para sahabatnya Jessica yakni Bella,Cindy dan Vio. Ketika mendengar kabar kematian Ariel diiringi dengan kabar gugurnya janin Jessica membuat para sahabat yang berada diluar Districk 25 langsung datang tanpa janjian terlebih dahulu.

Mereka bertiga pun baru bertemu diloby rumah sakit dan secara bersamaan memutuskan naik kelantai khusus untuk menjenguk Jessica.

"Mom,apa yang terjadi pada Jessica? Kenapa bisa Ariel meninggal,siapa pelakunya?"tanya Bella beruntun tapi tak mengalihkan pandangannya dari tubuh Jessica yang terlihat lebih kurus dari terakhir mereka bertemu sekitar dua bulan yang lalu.

Akhirnya Helena menjelaskan secara rinci awal mula pertengkaran Ariel dan Jessica yaitu dimulai dari Jessica ketahuan selingkuh sampai tragedi meninggalnya Ariel yang membuat Jessica menjadi depresi.

~~~~~~\\\\~~~~~~\\\~~

NEXT OR STOP????!!!!!

VOTE AND COMENT!!!

Fake Love's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang