~Districk 08Kini Ariella hanya bisa menatap gundukan tanah yang ada dihadapannya dengan tatapan kosong,setelah semua orang pergi dari tempat pemakaman Ariella secara otomatis jatuh terduduk didekat makam sang kakak.
"Kak...hiks kenapa kakak ninggalin Ella,hiks hiks kan Ella nggak punya siapa siapa lagi selain kakak...hiks"tangis Ariella pecah sembari mengelus lisan sang kakak.
Setengah jam kemudian akhirnya tangis Ariella berhenti dan segera berdiri,kali ini terlihat tatapan Ariella berubah menjadi sendu.
"Kak,aku pamit dulu semoga kakak nyaman ya disana"lirih Ariella lalu dengan perlahan Ariella meninggalkan makam sang kakak.
Akhirnya Ariella pulang diantar pulang oleh Bobby yang setia mendampingi Ariella mengurus semuanya termasuk mengurus pemakaman sang kakak.
"Makasih ya kak"ujar Ariella tulus kepada Bobby.
"Sama sama Riel,kalau ada apa apa segera hubungi kakak ya"jawab Bobby yang dibalas dengan anggukan kepala.
Setelah memastikan mobil Bobby pergi Ariella segera masuk ke dalam rumah,ketika Ariella ingin membuka pintu sebuah suara menghentikan pergerakan Ariella.
"Kakak tampan"suara riang anak kecil memanggil Ariella yang membuatnya membalikkan badan.
Terlihat seorang bocah laki laki yang sedang berlari kearah Ariella dan segera memeluk kaki Ariella dengan erat.
"Kakak tampan kemana aja,Aaron sangat rindu sama kakak"ujar Aaron.
Ariella yang mendengar perkataan Aaron merasa terharu lalu dengan cepat menundukkan dirinya menyamakan dengan tinggi badan Aaron.
"Kakak nggak kemana mana kok,kakak juga rindu sama Aaron"
"Maaf ya Ariel,Aaron memaksa ingin bertemu denganmu tapi tak sangka ketika datang kemari saya dengar kabar duka dari kakakmu saya turut berduka cita ya"ujar Erina.
"Nggak apa apa kok nyonya,saya malah senang Aaron datang kemari dengan begitu saya bisa melupakan sedikit kesedihan saya"jawab Ariella sembari tersenyum.
Erina yang melihat senyuman tersebut langsung merasa kalau jantungnya seakan akan ingin meledak saking kencangnya detakan jantungnya.
"Hai tampan,terima kasih ya sudah mau datang kerumah kakak yang kecil ini"Ujar Ariella dengan senyuman.
"Seharusnya Aaron yang berterima kasih sama kakak karena sudah mau menerima kedatangan Aaron disini kan kata Mommy kakak lagi dalam keadaan berduka,maaf kan Aaron ya kak"ujar Aaron pelan sembari menundukkan kepalanya.
"Kakak nggak apa apa kok malah kakak senang Aaron datang kesini"Jawab Ariella sembari mengelus sayang rambut Aaron mendengar jawaban Ariella mmbuat Aaron berbinar senang dan langsung memeluk Ariella erat.
"Ayo masuk kerumah kakak"
Ariella menggendong Aaron masuk kedalam rumahnya dan segera menurunkannya kesebuah sofa yang terletak diruang tamu.
"Kamu mau minum apa,biar kakak bikinin buat kamu?"tanya Ariella yang langsung dibalas gelengan kepala dari Aaron.
"Kamu nggak usah repot repot Ariel,saya sudah bawa makanan dan minuman buat kita semua"Erina menyela pertanyaan dari Ariella.
"Kalau begitu saya akan bawakan piring dan gelas agar kalian bisa makan"
Sekembalinya dari dapur Ariella segera menghidangkan makanan untuk Erina dan Aaron.
"Kakak nggak makan?"tanya Aaron.
"Kakak belum lapar kok,kamu makan aja ya mau kakak suapin?"tanya balik Ariella yang membuat Aaron segera menganggukkan kepala semangat.
Erina yang melihat kedekatan tersebut membuat hatinya menghangat karena baru kali ini Aaron mau menerima suapan dari orang lain bahkan Aaron nggak mau kalau disuapin oleh Erina sendiri.
Setelah makan Aaron mengajak Ariella bermain hingga dia letih dan akhirnya jatuh tertidur dikamar Ariella.
Sekarang Ariella kini sedang duduk berdua dengan Erina diruang tamu.
"Ariel"panggil Erina yang membuat Ariella segera menatap wajahnya.
"Ada apa nyonya?"
"Bisakah kita tidak terlalu formal?"
"Ya sudah kalau gitu,kakak mau apa?"tanya Ariella lagi.
"Sebelumnya aku minta maaf kalau pertanyaanku ini akan menyakiti perasaan kamu,hmm kakak kamu katanya meninggal karena kecelakaan ya saat kekamar mandi?"tanya Erina hati hati.
"Ya,hasil autopsi bilangnya seperti itu"jawab Ariella pasrah dengan hasil autopsi. Sebenarnya dia tidak percaya dengan hasil autopsi tersebut tapi mau bagaimana lagi dia tidak punya bukti sama sekali terkait kematian sang kakak.
"Mmh,kalau semisalnya aku bilang kalau kematian kakak kamu bukan karena kecelakaan apa kamu mau percaya sama yang aku katakan?"
"Hah?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dilain tempat disebuah ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya yang temaram beberapa orang sedang duduk melingkari sebuah meja bulat.
"Apa kamu yakin bahwa saksi kunci itu sudah mati?"tanya seorang pria paruh baya kepada seorang pemuda yang duduk didepannya.
"Sudah tuan,saya sudah pastikan saksi kunci tersebut sudah tewas ditangan anak buah saya"jawab sang pemuda.
"Apa kamu yakin anak buahmu tidak meninggalkan bukti apapun?"
"Iya tuan saya pastikan"
"Baiklah kalau begitu saya akan mengabari ke tuan David"ujar pria paruh baya tersebut kemudian menelopon David.
"Halo tuan,misi sudah terlaksana dengan baik"
"....."
"Jangan khawatir tuan masalah itu,saya sudah pastikan semuanya aman"ujar pria tersebut lalu mematikan sambungan telepon.
Tinggh
Sebuah notifikasi yang berisikan informasi tentang sejumlah uang yang telah diterima olehnya.
"Memang sangat menguntungkan bekerja dengan tuan David"gumam orang tersebut sembari melihat jumlah nominal yang telah diterima olehnya.
Sementara diwaktu yang bersamaan David sedang tersenyum bahagia karena saksi kunci tentang kasus pembunuhan dua tahun lalu akhirnya telah diselesaikan dengan baik oleh orang andalannya.
David memasuki sebuah ruangan gelap dan mendekati sebuah siluet yang sedang membelakanginya.
"Akhirnya,setelah sekian lama kita berhasil melenyapkan saksi kunci dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh kamu dua tahun yang lalu,sekarang kamu sudah bebas melakukan aktivitas yang kamu mau tanpa harus takut oleh apapun juga"ujar David sembari mengelus kepala siluet tersebut,yang kemudian memeluk erat tubuh David.
"Terima kasih"lirih Siluet tersebut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa voted and coment ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻😘😘😘😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love's [END]
FantasyCerita seorang gadis cantik yang rela menipu banyak wanita demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang kakak......dan juga rela melakukan apapun demi membalas kematian sang kakak