~Districk 25
Suasana disebuah rumah sakit pada malam hari nampak begitu ricuh karena tiba tiba datang beberapa mobil mewah dan keluarlah beberapa orang pria dari mobil tersebut sembari menggendong dua orang yang tak sadarkan diri dan langsung membaringkan mereka dibrankar kosong dan segera mendorong mereka kedalam rumah sakit.
"Dokter....dokter cepat dok tolong mereka berdua tolong selamatkan nyawa mereka"ujar Deon panik kepada seorang dokter yang ikut membantu mendorong brankar sembari memberi arah untuk menuju ke ruang operasi.
"Baiklah tuan kami akan berusaha sekuat tenaga kami,silahkan anda tunggu disini"ujar dokter dengan tenang setelah brankar yang berisi tubuh Ariella telah masuk kedalam ruang operasi sedangkan brankar Jessica dibawa ke ruang ugd dan ditemani oleh David.
Deon berdiri diluar ruang operasi dengan panik sembari sesekali mengusap wajahnya dengan kasar,baru kali ini dia begitu panik dan khawatir kepada seseorang yang bukan anggota keluarganya sama sekali.
"Tuhan selamatkanlah dia,dia pemuda yang baik"gumam Deon pelan sembari mendudukkan dirinya dikursi tunggu sementara anak buahnya berdiri agak jauh dari Deon dan memberikan tatapan tak percaya karena melihat bagaimana raut khawatir dari tuannya.
"Kau tahu baru kali ini aku lihat tuan Deon sekhawatir ini dengan orang luar"bisik salah satu bodyguard deon kepada temannya.
"Sama aku juga,selama lima tahun aku berkerja baru kali aku lihat tuan Deon begitu khawatir"balas temannya dengan berbisik pula.
"Khemm"suara deheman yang berasal dari samping mereka membuat aksi bisik bisikan mereka terhenti dan kembali berdiri dengan tegak.
Sementara diruangan lain David duduk disebelah ranjang adiknya yang masih tidak sadarkan diri,untunglah Jessica tidak mengalami luka apapun hanya syok saja.
"Sayang,ayo dong buka mata kamu kakak rindu banget sama kamu"lirih David sembari mengecup punggung tangan Jessica.
Diwaktu yang bersamaan Erina masuk kedalam rumah sakit dengan mengenakan masker dan berjalan kearah resepsionist dan mengambil sebuah paper bag lalu kembali berjalan masuk kesebuah ruangan.
Tak lama kemudian Erina keluar dengan sudah berpakaian seperti suster rumah sakit lengkap dengan masker dan kaca mata beningnya sembari membawa nampan berisi dua kantong darah.
Erina berjalan melewati beberapa bodyguard Deon yang masih berdiri dengan tegak dan juga dia berhasil melewati Deon yang lagi duduk sembari menunduk membuatnya dengan gampang masuk kedalam ruang operasi.
Cekleck.
"Bagaimana keadaannya?"tanya Erina kepada seorang pria berjas yang sedang duduk disofa ruang operasi sembari melihat kearah para dokter dan suster yang lagi berkerja jeras untuk menyelamatkan nyawa Ariella.
"Lukanya cukup parah akibat tikaman besi yang berkarat diperut belum lagi dua buah peluru yang harus dikeluarkan dari punggungnya"jawab sang pria setelah itu dia menghela napas kasar.
"Heh,baru kali ini ada pasien yang bertahan setelah mendapatkan beberapa luka yang cukup parah kalau itu orang lain aku pastikan mereka tidak mungkin akan bertahan"sambung sang pria sembari melihat alat pengukur detakan jantung Ariella yang begitu stabil.
"Aku tahu itu,ingat lakukan juga apa yang menjadi rencana kita Robert inilah waktu yang tepat"ujar Erina sembari memberikan senyuman miringnya yang membuat Robert bergidik ngeri.
"Kau yakin Erina?"tanya Robert.
"Tentu saja bukankah ini juga salah satu pengorbanannya jika ingin membalas dendam"
"Tapi bukankah itu terlalu beresiko bagaimana jika dia nantinya tidak setuju"ujar Robert sedikit tak yakin dengan rencana Erina ini apalagi Ariella tidak mengetahui rencananya ini.
"Kau tahu kan aku ini orang yang perfeksionis jadi aku tidak mau ada yang masalah dimasa yang akan datang"ujar Erina dingin.
"Tapi bukankah kita harus mendengar persetujuan Ariella terlebih dahulu"
"Kau tidak mau manuruti keinginanku Robert?"tanya Erina dengan nada dingin dan mata yang menatap tajam Robert membuat pria itu menelan salivanya kasar.
"Baiklah kalau itu mau mu"pasrah Robert lalu berjalan mendekati dokter yang lagi mengoperasi Ariella.
"Apa kalian sudah selesai?"tanya Robert kepada salah satu dokter.
"Iya tuan,kami sudah selesai"jawab dokter tersebut dengan sopan.
"Baiklah kalau begitu lakukan operasi yang telah kita rencanakan sebelumnya"perintah Robert yang membuat para dokter membulatkan mata tak percaya.
"Anda yakin tuan?"tanya sang dokter.
"Iya,lakukan saja dari pada nyawamu yang dalam bahaya"jawab Robert dengan nada pelan sembari menunjuk Erina menggunakan matanya.
"Hah,baiklah kami akan melakukan operasinya sekarang"
Setelah mendapat persetujuan dokter Robert kembali duduk disofa tempat Erina duduk dengan santainya sembari memakai snack yang ada dipangkuannya.
'Maafkan aku Ariella,aku melakukan ini demi kelancaran misimu dimasa yang akan datang"bhatin Erina.
Sebenarnya Erina sudah ingin membicarakan tentang rencana gilanya ini pada Ariella tapi dia takut Ariella akan menolak rencananya ini makanya Erina memutuskan untuk melakukannya sekaranh disaat Ariella tidak sadarkan diri.
Beberapa jam kemudian Jessica akhirnya sudah sadar dan melihat kakaknya yang sedang tidur dalam keadaan duduk disampingnya.
"Kak.."panggil Jessica pelan sembari menggoncang lembut lengan David.
"Ya...."karena merasakan ada yang menyentuh lengannya dan memanggilnya David akhirnya terbangun dan terkejut saat melihat sang adik sudah tersadar dari pingsannya.
"Jess,akhirnya kamu sadar juga ada yang sakit hmm?"tanya David khawatir kepada Jessica yang dijawab dengan gelengan kepala olehnya.
"Nggak kok kak aku nggak apa apa cuman lemas aja,oh ya kak mana Ariel? Tolong dongvpanggilin dia"tanya Jessica dengan polosnya yang membuat David bingung harus menjawab apa.
"Kamu mau tahu Ariel dimana?"tanya David kembali kepada Jessica yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Jessica.
"Besok aja ya,kan kamu baru sadar"sambung David yang dibalas lagi dengan gelengan kepala oleh Jessica.
"Ya udah,tapi tunggu dulu ya kakak mau ambilin kursi roda dulu buat kamu"ujar David sembari mengambil kursi roda yang ada dipojok ruangan kemudian membantu Jessica untuk duduk diatasnya.
David membawa Jessica menuju keruang operasi dimana masih ada Deon dan juga ditemani oleh Helena yang baru datang satu jam sebelum Jessica sadar dengan sabarnya menungu operasi yang dijalani Ariel.
"Kak kita ngapain kesini kan aku maunya bertemu dengan Ariel,dan kenapa daddy dan mommy disini siapa emangnya yang lagi dioperasi?"tanya Jessica heran yang membuat Deon dan Helena akhirnya sadar akan kehadirannya.
Melihat Jessica yang sudah sadar Helena dan Deon langsung memeluk dan mencium pucuk kepala Jessica sembari menangis.
"Syukurlah nak kamu tak terluka,mommy senang akhirnya kamu sudah sadar"ujar Helena yang dibalas dengan seyuman tipis sama Jessica.
"Mom,dimana Ariel? Dan kenapa kalian semua disini?"tanya heran Jessica yang membuat mereka berdua bingung harus menjawab apa,dengan berat hati Deon menjawab pertanyaan Jessica.
"Nak kamu yang sabar ya,Ariel lagi di operasi karena mengalami luka yang cukup parah"jawab Deon dengan berat hati yang membuat Jessica teringat tentang peristiwa penculikan tersebut yang membuat air matanya mengalir begitu saja.
"Ariel...."lirihnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa voted and coment ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻😘😘😘😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love's [END]
FantasyCerita seorang gadis cantik yang rela menipu banyak wanita demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang kakak......dan juga rela melakukan apapun demi membalas kematian sang kakak