~Districk 25Keluarga Martinez yang baru beberapa bulan ini pindah ke districk 25 karena tuan Martinez punya sebuah perusahaan yang baru saja dibelinya sebagai hadiah ulang tahun putrinya.
Erina yang diberikan sebuah perusahaan begitu senang pasalnya dia akan dengan mudah memantau pergerakan sang musuh siapalagi kalau bukan keluarga Alexander.
Erina sekarang berada diruang kerjanya dengan seorang pria dewasa berbadan kekar.
"Marco,sebaiknya kamu hati hati pasalnya mereka akan segera bergerak untuk menangkapmu bagaimanapum caranya"ujar Erina mencoba memperingati Marco.
"Baik nona jangan khawatir saya sudah menyuruh seseorang untuk menyamar sebagai saya kan selama ini tidak ada yang tahu bagaimana rupa dari Marco si tangan kanan keluarga Martinez"jawab Marco dengan nada sedikit sombong.
Erina yang mendengar jawaban daru Marco hanya bisa tertawa karena apa yang dikatakan oleh Marco semuanya benar.
Memang tidak ada satu pun musuh keluarga Martinez yang tahu wajah dari Marco,setiap melakukan aksinya Marco selalu menyamar dengan sangat baik.
"Bagaimana dengan orang itu nona? Apa dia akan kembali dalam waktu dekat ini?"tanya Marco penasaran.
"Tentu saja dia akan kembali kan Aaron ingin melanjutkan sekolahnya disini otomatis dia juga kembali karena tugas dia untuk melindungi putraku sudah selesai"jawab Erina santai sembari memeriksa sebuah dokumen.
"Tapi bagaimana nanti jika nona muda Alexander itu melihatnya,apa tidak masalah nona?"
"Itulah yang aku mau Marco,melihat bagaimana gilanya nona Alexander itu mengejar dia hmm.. rasanya aku sudah tidak sabar"
"Jadi,apa rencana nona saat dia sudah kembali?"tanya Marco.
"Rencana? Tidak ada rencana apapun Marco biarkan semuanya berjalan dengan sendirinya"jawab Erina santai sembari memutar kursinya membelakangi Marco lalu tersenyum miring.
'Tentu saja ada rencana besar Marco'bhatin Erina.
Dilain tempat Jessica tengah menatap Billy dengan tatapan tajam yang membuat Billy menjadi sangat ketakutan.
"Kenapa kau menatapku seperti itu,bukankah aku sudah membawakan pria yang kau inginkan"ujar Billy dengan hati hati.
"Apa benar dia Marco?"tanya Jessica merasa tidak yakin dengan orang yang dibawa oleh Billy.
"Tentu saja Jess,dia Marco"jawab Billy yakin sembari menatap seorang pria yang sedang dipukuli oleh anak buahnya.
"Pergilah dan berikan aku waktu berdua dengannya aku ingin sedikit bermain sudah lama aku tidak bermain"usir Jessica yang membuat bulu kuduk Billy merinding.
Tanpa menunggu lama Billy dan anak buahnya segera pergi dari ruangan tersebut dan hanya meninggalkan Jessica dan pria yang diduga Marco tersebut.
"Hallo Marco senang bertemu denganmu"sapa Jessica dengan senyuman miring dibibirnya.
"Hai,nona muda Alexander rupanya saya kira siapa"jawab pria tersebut dengan senyuman yang tak mau kalah dari Jessica.
"Wow,kau masih bisa tersenyum Marco disaat kondisi kau sudah babak belur begini"ujar Jessica yang sebenarnya meremehkan pria tersebut.
"Apa kau ingin melihatku menangis nona?"tanya pria tersebut.
"Ya itu sudah pasti,jangan kan menangis aku ingin melihat kau tersiksa dan mati dengan sendirinya"jawab Jessica dengan nada dingin dan tajam.
"Hahahaha,silahkan nona kau bisa menyiksaku sepuasnya aku tidak masalah jika aku membunuh diriku sekalipun dia tetap tidak akan kembali lagi kepadamu"ujar pria tersebut sembari menyeringai.
"Aku tahu itu,tapi dengan menyiksa dan melihat kematianmu sendiri itu sudah membuatku sedikit puas"ujar Jessica sembari mengambil sebuah suntikan dan segera menyuntikan keleher sang pria yang lagi duduk terikat dikursinya.
"Kenapa kau malah menyuntikku nona? Apa kau tidak tega menyiksaku dengan cara sadis hmm?"tanya pria tersebut.
"Tenang saja itu bukan suntikan yang akan membuatmu langsung mati tapi itu adalah suntikn yang akan membuat rasa sakitmu menjadi dua kali lipat"jawab Jessica lalu duduk kembali dikursi yang berada didepan pria tersebut.
"Kau ingin tahu bagaimana rasanya?"tanya Jessica sembari mengambil sebuah pisau kecil tajam dan dengan sekali gerakan Jessuca berhasil membuat sebuah luka yang cukup lebar di paha sang pria.
Sreakk
"Akhhh...."pekik sang pria.
"Bagaimana hmm? Apa yang aku katakan benarkan? Itu cairan yang akan membuat rasa sakitmu menjadi dua kali lipat"
"Sialan kau"umpat sang pria yang membuat Jessica tersenyum puas.
"Tidak seru jika hanya satu luka"ujar Jessica dengan senyuman psykonya.
Tidak menunggu lama tubuh pria tersebut banyak sekali luka luka sayatan disekujur tubuhnya yang membuat sang pria teriak kesakitan.
Billy yang kebetulan berada didepan pintu tersebut hanya bisa menelan salivanya kasar,dia tahu bahwa sang sepupu sekarang telah mengeluarkan sisi monsternya yang sudah lama hilang.
"Gila,gue harap pria itu secepatnya tiada dari pada terus menerus disiksa seperti itu"gumam Billy.
Ceklek
Pintu dibuka oleh Jessica yang membuat Billy heran kenapa sepupunya ini cepat sekali keluar dengan wajah yang cemberut.
"Kenapa Jess? Sudah selesai ya urusannya?"tanya Billy penasaran.
"Haishh,kesal sekali aku kenapa cepat sekali sih matinya kan aku belum puas main"gerutu Jessica yang membuat Billy menatapnya ketakutan lali pergi mengabaikan Billy yang masih diam.
Setelah beberapa detik dari kepergian Jessica,Billy akhirnya tersadar dan segera masuk untuk melihat kondisi mayat pria tersebut dan betapa kagetnya Billy saat melihat kondisi jenazah si pria yang sudah dalam keadaan sangat mengenaskan.
"Cepat kalian bersihkan ini"titahnya pada anak buah yang sedari tadi menunggu diluar bersama dirinya.
Beberapa jam setelahnya barulah keluarga Martinez mengetahui bahwa salah satu anak buahnya ditemukan tewas mengenaskan.
"Apa dia yang kau suruh menyamar menjadi dirimu Marco?"tanya tuan Martinez.
"Iya tuan,saya yang menyuruhnya"jawab Marco yang sebenarnya.
"Ternyata kau sangat pintar juga Marco hahaha"ujar tuan Martinez sembari tertawa senang.
Erina yang sudah pulang dan melihat kearah sang daddynya yang sedang tertawa sendiri membuat dirinya menjadi bingung dan heran.
"Wah...tampaknya daddy lagi senang nih,ada apa sih dad?"tanya Erina penasaran sembari duduk disamping tuan Martinez.
"Lihat sayang musuh kita mengira bahwa yang dibunuh mereka adalah Marco tetapi mereka tidak tahu bahwa Marco yang sebenarnya ada disini bersama kita"jawab tuan Martinez sembari menyodorkan sebuah foto yang menggambarkan sesosok mayat laki laki.
"Kira kira kali ini siapa ya musuh kita ini?"tanya tuan Martinez bingung.
"Siapa lagi Dad,kalau bukan nona muda Alexander dia kan dendam dengan Marco karena mengira dia yang sudah membunuh kekasihnya"jawab Erina santai.
"Sudah lupakanlah masalah ini,ngomong-ngomong tentang kekasih kapan kekasihmu akan datang menemui daddy?"
"Sabarlah dad,dia kan lagi diluar negri besok juga dia akan kembali dengan Aaron dan segera menemui Daddy"
"Baiklah kalau begitu"ujar tuan Martinez lalu menyeruput kembali tehnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa voted and coment ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻😘😘😘😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love's [END]
FantasyCerita seorang gadis cantik yang rela menipu banyak wanita demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang kakak......dan juga rela melakukan apapun demi membalas kematian sang kakak