NYENYENYENYE

43.9K 1.4K 314
                                    

Haaaaiii!!!

Gimana endingnya? Sudah pamitan dan peluk cium sama karakter-karakter diatas belum?😂

Pertama-tama, Cal sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Tuhan yang maha esa, yang sudah memberi kemudahan menulis sampai cerita ini selesai.

Terimakasih yang banyaaakkkk untuk pembacaku tersiying, dimanapun itu. Yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Terimakasih atas dukungan yang kalian berikan. Dan terimakasih untuk komentar-komentar lucu yang senantiasa menghibur malam-malam penulis!🥰

Terimakasih untuk sahabatku, Mala geboy wkwkwk yang sudah memberi banyak pengetahuan soal tetek bengek dunia per-fashion stylish-an hingga membuat karakter Mbak Yaya dan pekerjaannya jadi makin kece dan komplit, nggak cuma jadi pajangan.

Nah, ada beberapa pertanyaan yang mungkin masih di simpan siying-siying semua dari karakter mereka selama ini. Antara lain :

1. Mas Ginan kok jadi beda dari season satu, ya?

Woiya jelas!

Kan dari season sebelumnya, penulis memang kepengen sekali mengembangkan semua karakter jadi versi terbaik dirinya!
Mas Ginan juga nggak ujug-ujug berubah gitu aja, kok. Ada proses pembelajaran di hidupnya yang kemudian membuat dia sedikit demi sedikit jadi lebih fleksibel, nggak sekaku dulu pas masih muda.

Mas Ginan di season satu adalah pemuda umur 27-30 tahun, yang masih keras-kerasnya. Di dunianya dia pada saat itu, yang penting cuma gimana ngebenerin bisnis keluarga yang carut-marut. Yang lain dia anggap nggak begitu penting.
Sedangkan Mas Ginan di season ini, adalah lelaki dewasa umur 34 tahun. Udah banyak makan asam garam kehidupan (Halah wkwk) udah merasakan pahitnya ditinggal ayang (wahahaha) dan ditinggal sahabat tercinta (mbak brie♥️)

Mas Ginan yang ini, lebih ngerti apa yang dia mau dan apa yang dia butuhkan. Dari awal narasinya, kenapa ditulis 'Sang Prambudi'?
Sebab aku ingin mengajak kalian merasakan gimana sulitnya jadi Mas Ginan.

Hidupnya butuh cinta, tapi nggak melulu itu aja yang dia pikirkan.
Buat dia karir juga sama pentingnya. Justru kalau dia cinta-cintaan doang tanpa punya ambisi di karirnya, tanpa mikirin nih anak buah gue gimana bisa nambah, gimana perusahaan bisa tetap eksis, kesannya kayak ... hih, lelaki macam apa kamu mas, nggak ada masa depannya wkwk

2. Medhya kok gampang banget di dapetin, sih?

Enggak gampang.

Hidupnya sudah pernah berantakan.
Dia juga berproses dengan sangat keras sampai akhirnya ketemu Mas Ginan lagi.

Sampai akhirnya dia memilih menikah dengan Mas Ginan pun, Yaya masih punya narasi yang bunyinya : dia nggak bisa percaya Ginan atau siapapun lagi. Tapi dibanding pisah dengan cintanya seperti dulu, Medhya memilih menjalani hidup bersama Ginan.
Sebab, pisah dengan orang yang sangat kamu cintai tidaklah semudah itu, bestie.

Jujur, karakter yang paling membuatku puas di cerita ini adalah Medhya sendiri.
Dia bisa jadi tuan bagi dirinya sendiri. Bisa bangkit dengan elegan dan bisa pelan-pelan, memutuskan banyak hal yang sejujurnya menakutkan buatnya.

3. Kenapa mamanya seenggak suka itu sama Medhya?

Karena Medhya tidak memenuhi ekspektasi dia.

Ibu Gracia punya ego yang besar. Dia merasa berhak atas anaknya. Dia ingin anaknya manut terus.
Pernah ditolak, membuat dia punya ambisi yang menakutkan. Dia ingin menunjukkan ke keluarga suaminya bahwa sang anak akan sempurna dengan segala hal yang dia pilihkan berdasarkan 'apa yang menurutnya benar'.
Dan sampai akhir, dia masih berpikir begitu.

STROBERI DAN KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang