Chapter 06

3.1K 440 60
                                    

Sebenarnya bukan salah Aalisha, tetapi para Dewa sudah menuliskan takdirnya yang seperti ini jadi percuma saja jika ia mengutuk berkali-kali pun. Aalisha pikir setelah ia mendapatkan buku mantra penyegelan itu, maka segalanya usai. Sungguh sama sekali tidak karena ia menatap dengan rasa tak percaya serta meyakini bahwa hidupnya benar-benar mengenaskan dan penuh kesialan. 

Beberapa saat sebelumnya, selesai membersihkan diri dan makan malam, Aalisha berniat untuk merapikan kembali invinirium-nya dan mengecek kembali buku-bukunya. Semuanya baik-baik saja hingga ketika ia membuka buku mantra penyegelan— buku yang membuatnya mengibarkan bendera perang dengan gadis tak ia kenal —ia sama sekali tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan rasa kesalnya karena buku tersebut isinya hangus terbakar! Ya hangus terbakar!

"Bajingan, bagaimana bisa, sialan gila. Buku ini hangus terbakar!"

Jika dilihat dari luar, buku tersebut tidak ada masalah bahkan sampulnya tidak lecet sama sekali, halaman buku tersebut juga terlihat baik-baik saja jika dilihat dari samping, tetapi ketika dibuka, setiap tulisan di buku tersebut hitam dan hangus sehingga sama sekali tak bisa di baca. 

Seolah api melalap tulisannya saja sedangkan kertasnya tidak. Halaman selanjutnya juga seperti itu, setiap kata, kalimat, paragraf sama sekali tidak terbaca karena hangus hingga halaman terakhir pun begitu. 

Kini Aalisha menyandarkan punggungnya di sofa sembari memijat pangkal hidungnya. Ia semakin frustrasi ketika sadar, ada beberapa kata di halaman tertentu yang masih bisa terbaca. Tentu saja, kata-kata itu sengaja disisakan agar bisa dibaca olehnya karena jika setiap katanya digabungkan maka akan menghasilkan kalimat: Lihatlah tikus bodoh dan rendahan ini yang sedang sakit kepala.

Aalisha menaruh buku tersebut di atas nakas. Sudah pasti jika semua ini adalah perbuatan si gadis angkuh karena setelah membayar buku itu, Aalisha langsung memasukkan ke dalam invinirium. Artinya, sebelum gadis itu pergi, dia sempat menggunakan mantra untuk menghanguskan setiap tulisan di dalam buku, tetapi kapan jeda itu terjadi? Kapan mantra itu dilakukan? Karena Aalisha sama sekali tak melihatnya merapalkan mantra. 

Sebenarnya seseorang bisa menggunakan mantra tanpa perlu merapal, hanya saja itu teknik tingkat tinggi dan tak semua orang mampu melakukannya dengan mudah apalagi Aalisha tak merasakan neith sedikit pun menghanguskan bukunya ini. Biasanya, jika seseorang menggunakan neith maka lawan atau orang lain akan samar-samar merasakan hal tersebut. 

"Sial, jangan-jangan gadis itu … ah kini aku paham kenapa master Arthur memintaku untuk jangan mencari musuh, tapi mana mungkin gadis angkuh seperti itu tak menjadi musuhku? Dia yang mulai! Andai gadis itu tak mengusikku maka aku takkan marah!" 

Aalisha memahami satu hal dari kejadian ini, gadis itu pasti memegang prinsip; jika aku tak bisa mendapatkan apa yang aku mau, maka orang lain juga takkan bisa mendapatkannya. Benar-benar cocok jika Aalisha menjulukinya gadis gila nan angkuh sekali.

Entah bagaimana kehidupan akademi Aalisha ke depannya nanti karena ia sangat yakin akan perkataan terakhir gadis itu yang akan menghancurkan Aalisha suatu hari nanti, ya, Aalisha tak sabar menantikannya. 

Menantikan kehancuran yang dia maksudkan.

****

Biasanya dalam suatu cerita, setelah bab penuh konflik maka akan ada jeda sesaat sebelum memasuki konflik baru agar para pembaca juga dapat bernapas dengan tenang, tetapi dalam hidup Aalisha. Tentu saja hal itu tidak berlaku! Para Dewa maunya memberikan konflik berkepanjangan tanpa jeda bahkan belum menyentuh 24 jam sekali pun. 

Konflik baru yang menghampiri Aalisha itu memang bukan konflik lanjutan antara dirinya dengan gadis 'tukang bakar', tetapi dengan gadis lain yang sama-sama anak Eidothea. Semua ini bermula ketika Aalisha selesai membeli buku di toko buku bekas— sayang tak ia temukan bukunya yang terbakar —lalu ia menuju toko yang menjual bahan-bahan ramuan karena kemarin tidak semua bahan ia temukan di satu toko.

Book I: The Arcanum of Aalisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang