Chapter 56

2.6K 409 105
                                    

|| Pendapat kalian mengenai Aalisha?

|| Beri vote 40 dan Komentar 50. Share juga cerita ini ke teman wattpad kalian

Semenjak jam lima subuh, murid-murid sudah sangat sibuk mempersiapkan hari ini yang menjadi pembukaan sekaligus pertandingan babak pertama Chrùin Games. Pembukaan akan diisi oleh sambutan singkat dari kepala Akademi Eidothea yaitu profesor Eugenius. Kemudian dilanjutkan menyanyikan hymne dan mars Eidothea yang dibawakan oleh ekskul paduan suara. Kemudian sekitar jam 10 tepat, pertandingan Chrùin Games akan dilaksanakan hingga batas selesai pertandingan babak pertama ini pada pukul tiga sore.

Para panitia yang mengatur pertandingan sudah sibuk sejak tadi malam hingga kini, karena banyak hal yang perlu disiapkan, paling penting adalah mengecek semuanya apakah sudah benar atau masih ada kekurangan dan kesalahan. Mereka tidak mau hal-hal buruk terjadi ketika Chrùin Games berlangsung apalagi sampai membahayakan para peserta. Sedangkan enam kelompok yang bertanding pada hari ini sudah merasakan kegugupan dan rasa ngeri, tetapi bercampur antusias pula karena pada pertandingan ini mereka pertama kali unjuk diri dengan kemampuan masing-masing serta kerjasama dengan kelompok mereka. Kemenangan di pertandingan ini tidak hanya menambah poin individu maupun asrama mereka. Namun, menjadikan derajat mereka naik karena satu Akademi akan tahu kemenangan mereka dalam sejarah Chrùin Games.

Makan pagi hari ini dikhususkan bagi yang akan bertanding diberi makanan lebih dulu kemudian makan di kamar masing-masing agar tidak membuang waktu mereka. Pihak akademi sangat paham jika para peserta hari ini pasti dilanda overthinking, gugup berlebihan hingga takut, atau ada yang merasa pesimis. Jadi mereka diberi waktu selain untuk mempersiapkan diri secara kekuatan maupun senjata, tetapi mempersiapkan mental dan fisik juga.

Di asrama Arevalous, sudah banyak murid yang berada di luar asrama. Mereka sudah tidak sabar menantikan pertandingan hari ini. Keonaran diperbuat beberapa kakak tingkat dengan menaiki sapu terbang kemudian membawa tongkat yang jika dibakar sumbunya akan mengeluarkan asap yang membentuk lambang Akademi Eidothea yang disusul tulisan Chrùin Games. Ternyata hal ini tidak hanya dilakukan asrama Arevalous, tetapi asrama yang lain dengan cara berbeda. Ada yang menggunakan kembang api yang ketika meledak di udara maka confetti berbentuk tulisan Chrùin Games akan berjatuhan.

Di dalam kastil asrama Arevalous juga penuh dengan murid-murid dari semua angkatan yang saling bercengkerama. Hampir rata-rata dari mereka berada di luar kamar sehingga hari ini lebih padat dan riuh dibandingkan hari biasanya. Menuju ke lantai lima, di salah satu ruangan. Seorang gadis berambut hitam panjang baru selesai makan dan mandi. Kini ia meraih seragam latihan Eidothea, segera ia kenakan karena para peserta pertandingan hari ini diwajibkan menggunakan seragam latihan masing-masing asrama.

Aalisha melangkah menuju cermin besar di kamarnya itu, cahaya biru menyinari rambutnya yang kini jadi mengepang sendiri sehingga gadis itu tidak susah payah melakukannya. Setelah mengepang sebagain rambutnya yaitu kedua ujungnya di bagian depan, maka kedua kepang rambut itu ia satukan ke belakang. Setelahnya Aalisha memakai sedikit riasan di wajahnya, tetapi sebelum itu, ia kenakan tabir surya karena ia tak mau wajahnya rusak akibat sinar matahari.

Ia menatap pada wadah bundar di atas mejanya, diraih kemudian dibuka tutupnya, bubuk merah ada di dalam wadah tersebut. Rasa bingung memenuhi dirinya, haruskah ia pakai? Namun, ada acara apa sampai ia harus mengenakan marajha? Jika digunakan, ia akan terlihat konyol dan menjadi perhatian orang-orang. Jadi dia urungkan untuk mengenakan marajha itu.

"Tidak perlu mengetuk sekeras itu!" teriak Aalisha beralih pada pintunya karena ada suara ketukan pintu, tapi terdengar seperti menggedor-gedor.

"Hei, jangan digedor begitu!" Aalisha kesal, makin lama ketukan itu benar-benar seperti menggedor pintu. Masa sih mereka sama sekali tidak sabar? Ya, Aalisha tahu jika mepet sudah waktunya karena sudah ada pemberitahuan jika para murid mulai membuat barisan untuk penyambutan dari profesor Eugenius. Namun, tidak perlu sampai menggedor, kalau terus begini, mending hancurkan saja pintu kamarnya itu.

Book I: The Arcanum of Aalisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang