Pilihan yang sangat tepat untuk menyembuhkan lukanya dahulu sebelum kembali ke asrama karena baru masuk ke ruang utama, Anila dan Mylo sudah berada di sofa bersama dengan Gilbert dan juga Frisca serta beberapa murid Arevalous entah satu angkatan atau ada juga kakak tingkat. Di atas meja terdapat teko cukup besar yang isinya teh panas, beberapa cangkir yang sudah terisi teh, serta semacam kue kering. Oh mereka semua yang di sofa itu, masih mengenakan piyama bahkan Mylo masih menggunakan topi tidurnya.
"Oh akhirnya kau kembali. Benar 'kan aku kalau dia pergi keluar bukan molor sepertimu!" sahut Frisca dengan kalimat terakhir diperuntukkan pada Gilbert yang tengah menikmati teh hangatnya.
"Oh ayolah, semua orang pasti pernah molor di Minggu pagi! Kecuali gadis ini, kan kita sudah sepakati kalau dia dari dimensi berbeda," balas Gilbert sembari menatap Aalisha.
"Tutup mulutmu itu, Gilbert!" Aalisha balas menatap tajam lalu duduk di samping Anila yang kebetulan memang kosong.
"Dari mana saja?" tanya Anila.
Mylo memberikan secangkir teh pada Aalisha sambil berujar, "kau rajin sekali bangun subuh."
"Hanya olahraga kecil," jawab Aalisha singkat dan menyeruput teh hangatnya. Entah gadis itu haus atau apa, ia menghabiskan teh tersebut sekaligus.
"Hati-hati hei, itu panas!" Mylo berujar.
"Aku kembali ke kamar duluan." Aalisha menaruh cangkirnya lalu berdiri.
"Tak mau kue? Di sinilah dulu," ucap Frisca.
"Aku sudah selesai." Aalisha tersenyum tipis lalu menuju lift.
"Kita akan bersama-sama ke ruang makan, lalu berjalan-jalan di sekitar akademi. Kau mau 'kan?" teriak Anila.
Aalisha menoleh sebentar. "Ya." Maka gadis itu sudah pergi menaiki lift.
Keempat teman Aalisha itu menghela napas panjang. Sulit sekali untuk mendekati Aalisha seolah-olah gadis itu menjaga jarak dengan sengaja. Mungkinkah karena gosip yang sering terdengar tentangnya jadi Aalisha berpikir jika keempat manusia itu juga sama? Sama-sama membicarakan Aalisha di belakang dan menganggap jika dia hanyalah gadis kasta bawah yang menyedihkan.
"Apa dia pikir, kita hanya berpura-pura berteman dengannya?" tanya Frisca pelan.
"Bisa jadi, habisnya dia masih dingin pada kita." Mylo menyahuti sambil memakan kue.
"Padahal aku senang berteman dengannya dibanding Cornelius sialan." Gilbert juga berujar. "Apa kalian tahu, Cornelius baru-baru ini membuat ulah, lalu salah satu anak dihukum oleh profesor padahal Cornelius duluan yang berbuat."
Maka mereka mulai bergosip sedangkan Anila hanya bisa menghela napas. Sesaat ada hal mengganjal lagi dalam dirinya, entah ia benar atau tidak, tetapi menurutnya Aalisha banyak menyimpan rahasia.
****
Aktivitas Minggu dimulai setelah sarapan bersama di ruang makan. Semua anak Eidothea terlihat mengenakan pakaian biasa atau pakaian bebas yang terkesan baru atau yang sedang trending di ibu kota maupun wilayah kerajaan. Jika melihat sekumpulan anak-anak dengan baju baru maka itulah murid angkatan baru. Mereka pasti berpikir hendak mengenakan hal-hal baru kemungkinannya untuk membangun citra mereka. Berbeda dengan angkatan atas yang beberapa masih memikirkan gaya pakaian, beberapa lagi sudah tak peduli yang penting nyaman dikenakan apalagi semakin naik tingkat, maka tugas bahkan misi yang diberikan pihak akademi semakin banyak dan terkadang dadakan. Jadi mereka tak ada waktu memikirkan fashion.
Ada segerombolan murid baru yang terlihat celingak-celinguk karena sedang kebingungan hendak mengunjungi tempat atau ke mana? Akademi ini cukup luas karena masih banyak tempat yang belum mereka kunjungi, entahlah, mereka seperti menganggap akademi ini tempat berwisata dibandingkan tempat menimba ilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I: The Arcanum of Aalisha [END]
Fantasy[Bismillah, berani lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK I - TAMAT Athinelon, dunia sihir dengan keajaiban dan rahasianya yang tak terduga. Dunia yang terbagi menjadi beberapa benua, wilayah, distrik, dan zero domain. Dunia yang penuh...