|| Yuks, 20 vote dan 50 komentar^^
|| Chapter ini panjang, silakan cari posisi enak untuk membaca
Subuh ini Aalisha sudah bangun, ia bahkan selesai mandi dan mengenakan seragam pada hari ini. Sebenarnya Aalisha baru teringat kalau tidak boleh mandi dulu ketika sudah di dalam kamar mandi, tanpa pikir panjang, Aalisha tetap memutuskan untuk mandi lagi pula mustahilkan kalau dia tidak mandi padahal hendak sekolah? Beruntungnya Aalisha cukup cerdas jadi dia menggunakan sihir untuk menutupi sekitaran lukanya agar tidak terkena air, meskipun tetap saja ada cipratan air yang mengenai lukanya untung cuma perih sedikit.
Setelah rapi dengan seragam, dia kemudian menghubungi lady Michroft melalui cyubes. Butuh waktu hingga wanita itu menjawab panggilannya, Aalisha harus mencoba hingga 10 kali baru panggilannya diangkat. Sungguh dia merasa sangat kesal karena wanita itu tak kunjung juga mengangkat panggilannya, hal ini termasuk membuang waktu.
Lalu ketika panggilan Aalisha diangkat, bukannya dia yang marah, malahan wanita itu meninggikan suaranya, sedikit memaki pula, dipastikan wajah wanita itu sudah merah padam. Aalisha jadi bingung, siapa di sini yang tak diajari etiket dengan baik?
"Kau gila sampai menghubungiku sebanyak 10 kali?!" teriak lady Michroft, suara agak serak juga.
"Kau tak menjawabnya jadi kutelepon berkali-kali hingga kauangkat," sahut Aalisha tenang, dia sambil membuat cokelat panas. Sulit sekali karena hanya bisa menggunakan satu tangan.
Sementara itu, lady Michroft berusaha mempertajam pendengarannya, bagaimana cara gadis itu memanggilnya dengan menggunakan 'kau' bukannya 'Anda'? Bukankah itu sangat tak sopan! Bah, gadis itu benar-benar angkuh dan tak punya etika!
"Harusnya kaupaham, jika seseorang tidak bisa mengangkat panggilanmu padahal sudah kautelepon sampai tiga kali, maka orang itu sibuk!" sahut lady Michroft mengabaikan cara bicara Aalisha.
"Harusnya kau yang paham jika aku menelepon lebih dari tiga kali, artinya urusanku sangatlah penting. Di sini aku adalah pelanggan dan kau pelayan."
"Pelayan katamu?" Tangannya sudah mengepal sangat kuat, dia juga tak mengantuk lagi akibat gadis kecil yang selalu memancing naik darah.
"Lagian sesibuk apa sih kau sampai tidak menjawab teleponku?" sambung Aalisha.
"Tidakkah kau lihat jam berapa ini? Masih jam empat subuh, dasar kau bocah bodoh! Kau menghubungiku terlalu subuh! Aku bukan sedang sibuk, tapi tidur! Dan kau malah menghubungiku, apa kau tidak bisa membaca jam, hah!! Kau benar-benar akan membuatku gila-"
"Seragamku berlatihku rusak parah, jadi buatkan yang baru, agak banyak. Uangnya akan kukirim sekarang. Minggu depan seragam itu harus sudah dikirim ke sini. Hanya itu."
"Sialan, berani kau memotong perkataanku, lagi pula aku tak bisa membuatkan seragammu secepat itu, pesanan di toko membludak karena ada acara bangsawan. Jika kau ingin cepat maka harganya naik, bisa lima kali lipat-"
"Suasana hatiku sedang buruk. Jadi lakukan perintahku karena berapa pun harganya akan kubayar lunas." Maka Aalisha mematikan sambungan teleponnya dengan lady Michroft. "Dia banyak oceh, membuat kesal saja."
Di sisi lain, berada di kamar lady Michroft berada. Wanita itu menatap cyubes-nya dengan mulut menganga dan ketidakpercayaan jika gadis di sana barusan berkali-kali bersikap tak sopan padanya, bahkan memutuskan sambungan telepon begitu saja. Sialan, apa-apaan sifatnya itu?!
"Tenangkan dirimu," gumam lady Michroft penuh frustrasi, "tak masalah karena yang terpenting, gadis itu mampu membayar lunas." Kini dia menatap pada cyubes-nya kembali, memperlihatkan nominal angka berupa uang yang baru saja gadis kecil itu kirimkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I: The Arcanum of Aalisha [END]
Fantasi[Bismillah, berani lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK I - TAMAT Athinelon, dunia sihir dengan keajaiban dan rahasianya yang tak terduga. Dunia yang terbagi menjadi beberapa benua, wilayah, distrik, dan zero domain. Dunia yang penuh...