Chapter 72

2.3K 403 100
                                    

|| Chapter favorit kalian, chapter berapa?

Keadaan Hutan Kimari arah Barat sangatlah kacau, pepohonan tumbang dan rata dengan tanah, lalu tanah di sekitaran daerah itu juga hancur, terangkat hingga dapat dilihat akar-akar pohon yang tumbang, kemudian membentuk cekung yang tajam. Suara ledakan terdengar sangat keras, lalu efek serangan dari pedang besar berlapis neith hitam berhasil merobohkan puluhan pohon, membuat tanah terbelah dua, hanya demi membinasakan seorang murid akademi Eidothea yang kemudian menggunakan sihir, menyerang balik berupa serangan ratusan pedang yang melesat cepat pada pemilik pedang dilapisi neith hitam yang ternyata adalah iblis bertubuh sangat besar.

Di sisi lain, seorang gadis bermata amber, menyerang iblis lain dengan serangan berupa bola api sangat panas. Namun, iblis itu berhasil menangkis setiap serangan gadis tersebut hanya dengan tangan kosong. Seolah menyentil seekor semut, maka begitulah sang iblis yang begitu mudahnya menyentil serangan bola api tersebut yang akhirnya mengenai pepohonan, semak belukar, hingga rerumputan, akibatnya api serangan gadis tersebut malah membakar hutan itu. Berkobarlah api, para binatang seperti kancil, rusa, kelinci, landak, para tupai, hingga burung-burung lari terbirit-birit karena tidak mau mati terbakar.

"Eloise Clemence, apa kau berniat membakar hutan ini, hah!!" Athreus berteriak sambil terus menghindari serangan dari iblis yang ia hadapi. "Padamkan apimu bodoh!"

"Diamlah sialan, tidak kau lihat, jika monster monyet itulah yang membuat apiku tersebar!" teriak Eloise jadi kesal karena serangannya malah hendak membakar hutan ini. Kini ia menatap sekitarnya yang penuh api berkobar-kobar sementara itu sang Iblis malah berteriak kencang.

"Monyet kau bilang?!" Sang iblis berucap, "aku adalah Impolompo, Sang Corniger Ape Simis, iblis yang akan membunuh kalian, dasar para Majestic Families sombong!! Huargghhhhhh."

Maka sang iblis, mengangkat kedua tangannya, kemudian ia tepuk sangat keras, melalui tepukan tangan itu tercipta badai angin yang dahsyat sehingga api yang menjalar di hutan semakin berkobar dan mengarah pada Eloise sehingga ia terkena panas apinya sendiri. Semakin gadis itu kesal, lekas ia mengarah kedua tangannya yang diselimuti neith bercahaya merah pudar, ia gunakan sihir yang perlahan-lahan memadamkan api tersebut.

"Bajingan, tak kusangka Phantome Vendettasius itu menurunkan iblis, alih-alih Phantomius dan monster. Mereka pasti sudah memprediksi adanya kami." Baru selesai memadamkan apinya, sang iblis ape kembali menepuk tangan sekali, Eloise termundur akibat serangan anginnya, aneh sekali iblis itu terus menyerang dengan cara yang sama padahal sama sekali tidak ada kerusakan dan melukai Eloise.

"Apa yang dia lakukan. Sial, andai para iblis ini tidak muncul, kami tinggal temukan tiga Zephyr lagi."

Di hadapan Eloise ini adalah iblis yang menjadi bagian dari Phantome Vendettasius, iblis dengan jenis Corniger Ape Simis. Iblis tingkat menengah, tataran tingkatannya berada di tingkatan C. Iblis itu seperti raksasa yang menyerupai Ape atau Orang Utan, tingginya mencapai dua meter, tubuhnya besar dan bongsor, penuh otot, kaki dan tangan besar serta cakar tajam nan hitam dan panjang, kemudian wajahnya paling mirip ape yang membedakannya dengan ape jenis binatang biasa adalah empat taring panjang yang dimiliki iblis tersebut, serta mulutnya yang monyong itu berwarna merah gradasi biru, saking panjang taringnya sampai keluar dari mulutnya. Kemudian Iblis tersebut berbulu hitam corak putih tak beraturan. Paling pentingnya adalah sang Iblis memahami bahasa dan berakal.

"Kau pikir hanya manusia yang punya senjata?" Impolompo, nama sang iblis itu. Kemudian ia menginjak tanah, perlahan muncul pentagram sihir hitam di tanah yang ia pijak, lalu dari pentagram itulah dua kotak hitam, seperti kotak harta karun yang ada banyak ukiran menghiasnya. "Kuhancurkan kalian, maka Raja Ezequiel akan memujiku."

Book I: The Arcanum of Aalisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang