|| Chapter ini cukup panjang
|| Vote dan komen juga
Malam ini bulan purnama jadi Aalisha sengaja membuka jendela kamarnya, tidak hanya mempersilakan cahaya rembulan masuk, tetapi juga semilir angin yang bertiup dingin. Dia sendiri berada di meja belajarnya, berkutat pada tugas-tugasnya. Kali ini, Aalisha membiarkan rambutnya terurai, dia mengenakan piyama cukup tebal dengan perpaduan warna ungu-hitam.
Selain menyelesaikan tugasnya, dia juga membaca beberapa materi di buku wajib untuk pelajaran esok. Aalisha menggaris bawahi beberapa kalimat penting di buku tersebut, lalu dia tulis sesuatu seperti penjelasan tambahan sehingga membuat bukunya cukup banyak coretan, tentu saja coretan yang berguna. Selain itu dia memberikan semacam penanda di beberapa halaman tertentu, penanda itu terbuat dari kertas atau plastik kecil yang ada lem di belakangnya sehingga dapat direkatkan di kertas—sticky notes. Dalam satu bab, bisa lebih dari 10 sticky notes yang Aalisha berikan dengan tak terhitung jumlah catatan atau kalimat yang Aalisha berikan komentar.
Aalisha melakukan hal ini tidak hanya pada buku pelajaran saja, tetapi semua buku yang dia baca terutama novel-novel. Aalisha suka sekali memberi tanda pada kalimat novel yang menjadi favoritnya atau berisi isu-isu tertentu, serta kalimat yang dianggap cukup asing serta perlu penafsiran lebih lanjut. Baginya membaca buku atau novel dengan cara ini membantunya untuk melupakan semua kejadian atau segala hal yang dia jalani. Atas hal inilah, Aalisha mampu menghabiskan waktunya berkutat pada buku-buku dibandingkan mengobrol atau bermain seperti anak-anak pada umumnya.
Ya, terlebih lagi sejak kecil, dia tak punya waktu untuk menikmati masa kecilnya, bermain, pergi ke pesta ulang tahun atau salon, menangis, bermanja-manja pada orang tua, dan masih banyak lagi karena semua itu tak pernah tercipta untuknya. Para Dewa pasti enggan memberikan kebahagiaan pada anak terkutuk sepertinya.
Andai pun dirinya diberi kebahagiaan, Aalisha yakin kebahagiaan itu hanya akan sementara. Tentu saja karena dirinya hanyalah boneka yang diciptakan para Dewa demi tujuan dan kesenangan mereka.
"Pantas saja, mereka memanggilku, Marionette," ujar Aalisha lalu dengan tangan kanan menopang dagunya. Dia menatap pada lentera yang berpendar. Sengaja ia mematikan lampu dan digantikan dengan lentera yang hampir mati apinya.
Derit kursi terdengar, Aalisha menutup semua bukunya, menumpuknya menjadi satu lalu ditaruh di pinggir meja. Menaruh kembali pena berbulunya di botol tinta, merapikan buku catatannya kemudian berdiri hingga berangsur ke jendela kamarnya yang terbuka serta memperlihatkan halaman belakang.
Dia menaruh kedua tangannya di jendela, awan berarak menutupi sinar rembulan. Di belakang Aalisha, lenteranya sudah mati dan kamar itu tak diterangi lentera sehingga menjadi gelap.
"Kurasa akhir yang mengenaskan sangat cocok untukku. Ya, sangat cocok untukku, benar bukan, Para Dewa?"
****
Cuaca yang cukup terik, menarik para murid ke kantin kedua Eidothea. Mereka yang belum ada kelas atau setelah kelas atau menunggu kelas selanjutnya, menghabiskan waktu di kantin kedua yang ternyata ada menu baru jadi wajib dicoba.
Aalisha dengan seragam Eidothea, jubah panjang agak tertiup sepoi angin, serta rambut diurai, melangkah menuju meja pemesanan, dia tak perlu berlama-lama di depan daftar menu karena hanya il tè priel saja yang hendak dia pesan. Oh, mungkin dengan kue keju yang selalu menjadi favoritnya.
Menurutnya, il tè priel menjadi minuman terenak selama dia hidup, mungkin ada yang lebih enak, tetapi Aalisha tidak tahu, ya dia jarang untuk berkunjung ke suatu wilayah untuk mengincar kuliner karena ketika dia berkunjung ke wilayah tertentu, pasti Owen akan menyeretnya menuju permasalahan di wilayah itu atau memaksanya berada di tengah hutan dan berhadapan dengan makhluk asing penghuni hutan hingga Aalisha berdarah-darah dan terluka atau koma, baru pamannya itu akan puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I: The Arcanum of Aalisha [END]
Fantasy[Bismillah, berani lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK I - TAMAT Athinelon, dunia sihir dengan keajaiban dan rahasianya yang tak terduga. Dunia yang terbagi menjadi beberapa benua, wilayah, distrik, dan zero domain. Dunia yang penuh...