Hari ini kelas tentang Hewan dan Binatang Magis. Entah mengapa kelasnya cukup pagi juga sekitar jam delapan. Masih banyak murid-murid yang mengantuk apalagi kemarin ada serangan mendadak dari para binatang, sebagian murid juga izin tidak masuk kelas karena sakit dan beberapa terluka. Untung saja tidak ada yang mati.
Aneh sekali kelas hari ini, harusnya kelas diliburkan apalagi kelas binatang magis yang akan membangkitkan trauma kemarin akibat para binatang mengamuk. Namun, ini tetaplah Eidothea. Akademi yang terkenal sangat rajin. Pembelajaran akan tetap berlangsung, tidak peduli mau badai atau tsunami sekali pun. Para pengajarnya juga begitu, jika ada urusan mendesak sehingga kelas harus ditiadakan maka akan dicari waktu pengganti untuk kelas tersebut di Minggu itu juga.
"Silakan buat barisan yang rapi! Ayo, ayo kalau bisa yang pendek di depan agar terlihat. Hei kau, jangan dorong temanmu!" ujar master Howard, "baiklah aku tak perlu perkenalan lagi 'kan? Kalian sudah pasti tahu."
"Master, para binatang yang kita pelajari takkan mengamuk 'kan?" ujar Kennedy yang membuat tawa beberapa murid di dekatnya terutama Killian.
Aalisha memperhatikan lelaki Cornelius itu. Entah ke mana dia saat penyerangan para binatang karena Aalisha tak melihatnya sama sekali. Berbeda dengan Kennedy yang sempat Aalisha lihat berusaha kabur dari kejaran kuda, beruntung saja, dia mampu membuat kuda itu jinak.
"Ada apa Cymphonique, kau merasa ketakutan? Aku bisa melihat jika kau gemetaran padahal bertemu binatangnya saja belum." Killian berujar dengan wajah sombongnya.
"Tutup mulutmu itu!" sahut Gilbert merasa kesal lalu maju hingga berada di depan Killian.
"Wah, wah, kau mau apa? Membantu temanmu itu. Mengapa kau jadi berani gini, apa kau tertular penyakit pembangkangannya gadis rendahan di sana?" Jelas saja jika kalimat gadis rendahan diperuntukkan pada Aalisha yang padahal gadis itu hanya diam saja.
"Killian, kau benar-benar tidak bisa mengontrol mulutmu!" balas Frisca menatap tajam.
Mylo ikutan berujar. Padahal dia mau hari ini damai karena kemarin dia sangat lelah menghadapi amukan binatang. "Baru pagi sudah buat keributan, kau hidup tanpa berbuat masalah sepertinya susah ya?"
"Aku tak mengerti, mengapa kalian mau membela gadis rendahan yang bahkan tak mengerti—"
"Master," ujar Aalisha, "apa kelas bisa dimulai, aku malas mendengar ocehan tidak jelas di sini terutama lelaki mirip Llama di sana."
"Hei gadis rendahan beraninya—" Killian menatap Anila yang kini mengarahkan satu jarinya tepat ke tenggorokan Killian. "Apa yang kau lakukan, Andromeda?"
"Jika kau berani mengusik Aalisha lagi, aku takkan segan menyihirmu," sahutnya tajam.
"Bajingan!" balas Killian yang tahu bahwa melawan Anila yang unggul dalam bidang sihir pasti akan sulit. "Bersembunyi lah terus sampai kau tua, gadis kasta bawah."
Sampai tua? Aalisha terkekeh. "Bahkan aku tak yakin bisa hidup sampai umur 20 tahun," gumamnya dan hanya bisa di dengarnya seorang.
"Baiklah semua silakan duduk, kita akan mulai kelas dengan pengantar dan teori terlebih dahulu. Bukankah semua dimulai dari pengantar jadi kalian harus paham, apa saja pengelompokan binatang dan lainnya," ujar Master Howard.
"Siap Master!"
Semua murid sudah siap untuk mendengarkan dongeng, maksudnya penjelasan panjang master Howard tentang binatang, terutama Anila yang tentu siap dengan catatannya sedangkan Aalisha dan Mylo hanya berniat mendengarkan dan meminjam catatan Anila di akhir kelas nanti. Untung saja gadis itu baik hati meminjamkan catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I: The Arcanum of Aalisha [END]
Fantasy[Bismillah, berani lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK I - TAMAT Athinelon, dunia sihir dengan keajaiban dan rahasianya yang tak terduga. Dunia yang terbagi menjadi beberapa benua, wilayah, distrik, dan zero domain. Dunia yang penuh...