|| 50 vote dan 50 Komentar^^
Aalisha, gadis itu yang seragam Akademinya masih utuh, hanya beberapa sobekan terlihat di sekitar lengan, pinggang, serta celana. Wajah gadis itu tidak ada bekas goresan atau luka, kemudian tak juga ia terluka parah. Paling hanya muntah darah setelah menggunakan sihir, ia sudah biasa dengan hal ini jadi tidak perlu dikhawatirkan. Rambutnya yang awalnya dikepang waterfall, kini sudah terurai. Sengaja ia lepas kepangan rambutnya karena sangat berantakan. Kemudian pada detik ini, ia mengenakan mahkota emas dengan permata merah yang berkilau sedangkan tangannya mengangkat pedang. Gadis itu benar-benar seperti seorang putri bangsawan yang tak takut jika harus berhadapan dengan malaikat kematian sekali pun.
"Majulah, makhluk rendahan," ucap Aalisha.
Maka sang minotaur—Canbal mengayunkan pedangnya yang menciptakan serangan besar, membuat tanah hancur, lalu melesat cepat mengarah pada Aalisha. Harusnya gadis itu menghindar, tetapi tidak ia lakukan, ia malah menjentikkan jarinya yang seketika serangan Canbal tertepis begitu saja, begitu mudahnya bagi Aalisha. Kini giliran Aalisha, ia mengayunkan pedang Aeternitas-nya yang satu ayunan pedang berhasil membuat Canbal terdorong mundur meski ia tak terluka, tetapi serangan Aalisha itu malah merobohkan hampir dua puluh pohon dengan sangat mudah.
Canbal melirik sebentar ke belakangnya, melihat pepohonan rata hanya dengan satu serangan gadis kecil itu. Terlintas di benak Canbal yang tak memyangka akan kekuatan dimiliki gadis kecil itu, lekas ia menoleh pada Aalisha ketika suara gadis itu terdengar. "Maaf aku meleset, tadi masih pemanasan."
Mendengar perkataan sombong Aalisha, Canbal berteriak lalu memunculkan pentagram sihir yang membuat pedangnya dikelilingi neith hitam pekat. Lekas Canbal melesat ke depan, ia seolah menghilang kemudian muncul tepat di hadapan Aalisha yang ternyata lebih dulu melompat. Gadis itu terus menghindari serangan Canbal yang jika terkena sedikit saja niscaya tubuh akan terpotong-potong. Namun, Aalisha masih bisa tenang. Sangat tenang malah dia, seolah-olah minotaur di hadapannya tak mengusiknya sama sekali.
"Lemah, kau bahkan tak bisa menggoresku."
Canbal mengayunkan pedangnya lagi, lalu ditangkis Aalisha. Bisa Canbal rasakan jika tangannya sendiri malah gemetar karena tidak juga berhasil mengempaskan gadis kecil itu. Sialan, bagaimana seorang gadis kecil yang kurus sekali mampu menahan pedangnya dengan satu tangan? Mengapa gadis itu punya kekuatan yang sangat besar? Maka lekas Canbal menarik kapaknya di belakang punggungnya kemudian diangkat lalu diayunkan hendak menghancurkan kepala Aalisha.
Sayang sekali, Canbal terlambat karena Aalisha lebih dulu merapalkan mantra yang membuat pentagram sihir biru muda muncul. Lalu terjadi ledakan dahsyat membuat Canbal harus melompat mundur. Ia belum berpijak ke tanah, Aalisha sudah muncul tepat di hadapannya kemudian satu ayunan Aeternitas berhasil memotong tangan kiri Canbal yang memegang pedang hingga darah memuncrat dan tangan kiri itu jatuh ke tanah. Aalisha lalu menjauh, cahaya biru berhasil melindunginya dari darah yang memuncrat itu. Teriakan Canbal terdengar penuh rasa sakit, meskipun begitu, Canbal lekas kembali bangkit lalu melangkah menuju tangannya yang putus itu.
"Apa yang mau kau lakukan, menyambungkan kedua tanganmu itu," ujar Aalisha lalu melihat Canbal yang ternyata sedang tersenyum.
Tak lama dari arah belakang Aalisha, terdengar raungan para minotaur yang dipanggil oleh Canbal. Mereka semua totalnya berjumlah delapan dengan masing-masing membawa senjata, serta tubuh mereka dilapisi neith hitam pekat.
"Kau akan binasa, dasar manusia," ujar Canbal meraih tangannya lalu ditempelkan ke tubuhnya lagi yang kini tangan itu tersambung kemudian memunculkan tangan ketiga. Lalu tangan itu menarik gada yang kini Canbal siap bertarung dengan tiga tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I: The Arcanum of Aalisha [END]
Fantasy[Bismillah, berani lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK I - TAMAT Athinelon, dunia sihir dengan keajaiban dan rahasianya yang tak terduga. Dunia yang terbagi menjadi beberapa benua, wilayah, distrik, dan zero domain. Dunia yang penuh...