Chapter 67

2.1K 357 105
                                    

Kenyataan bahwa Lugaldaba adalah investor dari panti asuhan ini cukuplah mengejutkan. Mendengar semua cerita dari tuan Alfonso maka sudah bisa ditarik benang merahnya jika sejak awal Lugaldaba sudah mengincar kepingan Zephyr yang ada di sini, entah dari mana pria itu tahu akan keberadaan Zephyr di sini. Bisa jadi karena kedekatannya dengan masyarakat, maka ada yang tak sengaja membocorkan jika kepingan Zephyr disembunyikan di desa ini, kemudian Lugaldaba melaporkannya pada petinggi Phantome Vendettasius. Maka terjadilah serangkai penyerangan dan juga menargetkan Shakaleta. Namun, yang menjadi pertanyaan baru adalah mengapa Lugaldaba tidak mengambil Zephyr itu dengan tangannya sendiri? Mengapa harus menunggu pasukan Phantomius untuk menyerang desa ini sekaligus mendapatkan Zephyr-nya?

Memikirkan semua ini sungguh membuat kepala Aalisha sakit. Semakin bertambah sakitnya karena teringat jika semua rencananya dengan Anila dan Mylo kacau-balau. Mereka hanya ingin mendapatkan Zephyr sebelum bangsa iblis menyerang, tetapi nyatanya Zephyr itu malah menghilang yang kini entah di mana batu itu! Kini bertambah pula masalah karena harus mencari anak yang hilang pula. Belum lagi mereka akan menghadapi pasukan Phantomius yang entah monster seperti minotaur atau beruang berkepala serigala.

Sungguh, semua yang terjadi di sini sangat lah complicated, sangat rumit!

Kini Aalisha menghentikan langkahnya karena melihat anak-anak desa berlarian menuju gerbang desa, tidak hanya anak-anak, melainkan para orang dewasa serta orang tua. Bahkan nenek-nenek berumur 80 tahun juga tak mau kalah jadi ia segera menuju gerombolan warga yang berada di dekat gerbang desa. Adakah festival di sana atau kedatangan orang kaya yang membagi-bagikan sembako dan uang secara cuma-cuma?

Aalisha sesaat melihat Anila dan Mylo yang ternyata menuju gerombolan itu juga. Mengapa pula mereka ada di sana, bukannya beristirahat atau membahas rencana apa yang harus mereka lakukan untuk esoknya menghadapi semua kerumitan diakibatkan Zephyr!

Kini perasaan tak enak nan buruk menyeruak ke dadanya. Ya, ia merasakan firasat buruk yang kemungkinan akan datang menghampirinya hanya dalam hitungan detik mulai dari sekarang. Maka Aalisha segera menuju gerombolan yang terdengar suara riuh dari mereka, disusul jeritan penuh kebahagiaan, beberapa anak kecil melompat-lompat kegirangan. Sialan jangan bilang benar adanya kalau orang kaya berkunjung kemari kemudian membagikan koin emas secara gratis ataukah lebih dari sekadar orang kaya yang dermawan?

Aalisha masih berusaha melewati gerombolan itu, ia lihat Anila sudah ada di barisan depan dengan jubah Arevalous yang terlihat jelas. Sulit bagi Aalisha menembus gerombolan ini yang berbadan lebih besar dibandingkan dirinya. Hingga perjuangannya itu membuahkan hasil, Aalisha selamat sampai di barisan paling depan dari gerombolan ini yang semakin berteriak kegirangan seolah tamu spesial yang berkunjung kemari sedang membagikan koin emas.

Ya, tamu itu benar-benar spesial sampai masyarakat sini perlu membungkukkan badan mereka demi memberikan penghormatan yang paling mulai. Sampai masyarakat di sini harus memanjatkan doa dan berterima kasih kepada para Dewa, mereka bahkan berniat memberikan persembahan sebagai tanda syukur dan terima kasih itu.

"Ada apa sih di sini? Kenapa pula kalian ada di sini bukannya membahas rencana untuk besok," ucap Aalisha menatap Mylo dan Anila.

"Lari Aalisha, kita harus lari dan pergi dari sini," sahut Mylo, panik sekali dia.

"Kita harus kabur sesegera mungkin, terutama kau Aalisha!" sambung Anila yang ternyata panik juga.

"Kabur, kenapa harus kabur?" balas Aalisha, bingung setengah mati. "Apakah bangsa iblis sudah menyerang?"

Mylo berteriak, "lebih para lagi!"

"Coba kau perhatikan ke sana, siapa yang dikelilingi gerombolan itu, perhatikan siapa mereka!" Anila sudah sangat lelah sampai-sampai tak bisa menahan emosinya.

Book I: The Arcanum of Aalisha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang