•
•
•‘’masyaallah cantik banget’’ puji ike saat chika berada di dekat mereka.
Mendengar ucapan ike chika pun lantas tersenyum ‘’baru tau lo gue cantik, btw kalian udah sampe daritadi?’’
‘’lumayan lama lah’’ sahut pandu.
‘’tadi sama siapa ke?’’ tanya chika menghadap ke ike.
‘’sama pandu’’ jawab ike.
‘’ohh’’
‘’aldi nya mana chik? Kita mau kasih kado’’ tanya tyas.
‘’lagi samperin agnes di luar’’
‘’lah kalo nyokap nya liat gimana?’’
‘’bunda lagi ngobrol sama temen ayah’’ jawab chika membuat tyas yang mendengarnya mengangguk paham.
‘’lagi sakit chik?’’ tanya deas membuat chika langsung menatapnya.
‘’hah? Enggak kok’’
Mendengar pertanyaan deas membuat tyas langsung memperhatikan wajah chika yang memang sedikit terlihat pucat ‘’lo belum makan ya? Bener apa kata deas muka lo pucet’’
‘’masa sih? Gue gapapa padahal’’ ucap chika.
"Iya anjir Lo pucet banget Chik" timpal Ike.
"Demi apa? Yas bawa make up gak?"
"Bawa, sini gue pakein biar gak keliatan pucet"
Tyas langsung membuka Sling bag nya dan mengambil bedak lalu memakaikannya di wajah Chika.
"Dah cantik" ucap Tyas menutup bedaknya lalu memasukkan kembali ke dalam tas.
"Makasih Tyas"
"Simi-simi"
‘’makan kue mau? Gue ambilin’’ tawar ike yang dibalas gelengan oleh chika.
‘’gue lagi gak pengin apa-apa’’ jawab chika lalu menutup mulutnya.
‘’kenapa chik?’’ tanya tyas melihat chika seperti menahan sesuatu.
‘’gue ke kamar mandi dulu ya’’
‘’yaudah kita berdua ikut, ike lo bawa chika dulu’’ suruh tyas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANCHIKA
Teen FictionAnchika aquella, perempuan yang harus menikah muda di usianya yang baru 17 tahun. Entah apa yang berada di pikirannya hingga mengiyakan ajakan Tante diva, selaku wanita paruh baya yang ia tolong beberapa bulan lalu untuk menikah dengan anak laki-la...