•
•
•Aldi yang baru saja kembali setelah membeli makanan di buat panik ketika melihat chika tengah menangis, dirinya langsung bergegas menghampiri chika yang tengah ditenangkan oleh ike dan juga tyas.
‘’an kenapa?’’ tanya aldi namun tidak mendapatkan balasan apapun dari chika.
‘’chika kenapa bisa nangis?’’ tanya aldi menoleh ke arah ike dan juga tyas.
‘’kaget pas denger dia hamil’’ jawab tyas.
‘’kayaknya kalian perlu waktu berdua dulu deh, kalo gitu kita keluar dulu sebentar’’ ucap ike menarik pergelangan tangan tyas untuk keluar dari ruangan.
Sepeninggalan ike dan juga tyas, perlahan aldi mengulurkan tangannya untuk menyentuh tangan chika yang langsung di tepis oleh chika.
‘’gak usah pegang-pegang gue’’ ketus chika mengusap air matanya kasar.
‘’an’’ ucap aldi pelan.
‘’maaf, karena buat keadaan jadi tambah sulit’’ lirih aldi menggenggam erat kedua tangan chika.
Chika berontak berusaha melepaskan tangannya yang tengah di genggam erat oleh aldi namun gagal.
‘’lepasin’’
‘’gak sebelum lo maafin gue’’ kekeh aldi.
Mendengar itu chika lantas menatap mata aldi tajam ‘’lo pikir dengan maaf lo bisa ngubah segalanya?’’
Chika tersenyum miring melihat aldi hanya diam ‘’enggak bisa kan? Kalo aja lo gak mabuk waktu itu, ini semua gak bakal terjadi al, gue gak bakal hamil!!’’ teriak chika seraya memukul dada Aldi.
‘’Selamat al, lo udah berhasil hancurin masa depan yang udah gue rencanain’’ ucap chika tersenyum paksa.
‘’an jangan ngomong gitu, kita cari solusinya ya, lo gak bakalan di keluarin dari sekolah. Percaya sama gue’’
‘’solusi? Lo pikir hamil itu bisa di tutup-tutupin gitu? Lo gak ngerasain jadinya gue al, lo tau kan kondisi keluarga gue kayak apa? buat sampai di titik ini tuh sulit buat gue’’ ucap chika dengan air mata yang sudah membendung di kelopak matanya.
‘’an maaf, maafin gue. Lo bebas pukul gue an’’ lirih aldi berlutut di hadapan chika.
Liquid bening pun sudah membasahi kedua pipi chika, chika tau bahwa kehadiran anaknya tidak salah, namun tetap saja dia belum bisa menerima kehadiran sang buah hati yang saat ini berada di rahimnya.
‘’pergi al’’ lirih chika menundukkan wajahnya.
‘’an, biarin gue disini nemenin lo ya’’
‘’PERGI AL!! PERGI!’’ teriak chika membuat perutnya kembali merasakan rasa sakit seperti kemarin.
Aldi yang melihat chika seperti menahan rasa sakit bergerak maju mendekati chika yang tengah menyentuh perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANCHIKA
Teen FictionAnchika aquella, perempuan yang harus menikah muda di usianya yang baru 17 tahun. Entah apa yang berada di pikirannya hingga mengiyakan ajakan Tante diva, selaku wanita paruh baya yang ia tolong beberapa bulan lalu untuk menikah dengan anak laki-la...