🔅Happy Reading 🔅
•
•
•Sudah beberapa menit yang lalu langit baru saja menumpahkan kesedihannya ke bumi melalui tetesan air hujan.
Terlihat seorang gadis tengah berjalan santai sambil menenteng sebuah plastik yang berisi barang beliannya dari pusat pembelajaan dan jangan lupakan senyum manis yang melingkar indah di bibir mungil yang berwarna merah alami itu.
Ia pun berniat berjalan menuju halte bus, sebelum pemandangannya jatuh kepada seorang wanita paruh baya yang umurnya ia taksir menginjak kepala tiga itu menyebrang tanpa melihat sebuah mobil sedan yang tengah melaju kencang ke arahnya.
Gadis itu segera membuang asal belanjaannya lalu berlari sekencang mungkin untuk menolong wanita paruh baya tersebut.
"Ibu awas"
Bruk
Gadis dengan senyum manis itu harus terpental beberapa meter sementara wanita paruh baya itu harus terluka sedikit di bagian dahinya karena terbentur pembatas jalan.
"Astaghfirullah, nak sadar" Lirih wanita tersebut seraya menepuk pelan pipi gadis itu tanpa memikirkan darah yang berada di dahinya sudah mengalir ke area pipinya.
Gadis itu hanya mengerjapkan matanya menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Kamu sabar ya, tante udah panggil ambulan"
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ambulan yang ditunggu pun datang dan langsung mengangkat gadis tersebut untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit ia langsung di pindahkan ke ruang ICU dan langsung mendapatkan penanganan dari dokter.
Setelah beberapa jam penanganan akhirnya dokter keluar dari ruangan tersebut dan luka wanita itu sudah di bersihkan selagi menunggu dokter keluar.
"Gimana keadaan gadis itu dok?" Tanya wanita tersebut dengan nada khawatir.
"Ada pendarahan kecil di otaknya namun masih bisa diatasi, pasien akan dipindahkan keruang vip atas keinginan ibu"
" Terima kasih ya dok"
" Iya sama-sama kalau begitu saya permisi bu "
"Iya dok"
Wanita itu pun lantas menghubungi seseorang untuk dimintanya kerumah sakit.
"Hallo, kenapa bun? "
"Sayang kamu bisa kerumah sakit medika sekarang? "
"Kenapa bunda?,bunda sakit?"
"Bunda abis kecelakaan, tapi orang yang nolongin bunda yang sedang dirawat, jadi kamu kesini ya sayang"
"Iya bunda, tunggu aldi ya"
"Iya"
Sambungan telepon pun dimatikan sepihak.
wanita itu segera menaiki lift untuk ke lantai 5 di mana ruang VIP berada, saat sudah memasuki ruangan tersebut ia melihat gadis itu sudah membuka matanya dan sedang menatap gedung pencakar langit yang terlihat jelas dari jendela ruangannya.
"Gimana kondisi kamu sekarang? " Tanya wanita tersebut.
Merasa ada suara, gadis itu pun langsung menolehkan wajahnya ke asal suara tersebut, dan terlihat wanita paruh baya yang telah ia tolong beberapa jam yang lalu.
"Baik,gimana kondisi ibu? "
"kondisi saya sekarang baik- baik aja berkat kamu "
"Syukurlah"
"Terima kasih ya telah menolong saya dan kenalin nama saya diva, panggil saja tante diva"
"Sama-sama tante diva, oiya kenalin nama saya chika"
"Salam kenal chika"
"Salam kenal juga tante diva "
"Kamu udah makan? "
"Udah kok tan"
"Yaudah tante pamit pulang dulu ya, anak tante bakalan jagain kamu disini, sekali lagi Terima kasih ya sudah menolong tante"
"Sama-sama tan. Tante juga gak perlu suruh anak tante kesini"
"Udah gapapa, kalo gitu tante pamit ya assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" Chika lantas menarik tangan diva lalu mencium punggung tangannya.
Diva yang terkejut dengan sikap chika lantas tersenyum seraya mengusap rambut chika.
Setelah kepergian diva yang chika lakukan hanya berdiam diri lalu kembali menatap gedung pencakar langit.
"Gue harus keluar dari sini sekarang, gue gak mau ngerepotin tante diva yang udah biayain fasilitas mewah ini" Batin chika lalu mencabut infus yang berada di tangannya.
Setelah itu chika langsung mengganti bajunya yang ia pakai saat kecelakaan, baju itu pun sudah ia bersihkan terlebih dahulu untuk menyamarkan noda darahnya.
Sementara di lain tempat anak laki-laki yang seumuran dengannya tengah berjalan melewati koridor rumah sakit untuk menuju ruangan yang baru dikirim bundanya lewat pesan line.
Saat ia membuka pintu ruangan tersebut yang terlihat hanyalah ranjang kosong tanpa ada orang yang menempati nya,cowo itu pun langsung memasuki kamar tersebut dan mengecek kamar mandi untuk memastikan ada orang atau tidak, namun yang ia lihat hanya kekosongan, ia pun melangkah kan kakinya menuju ranjang dan terlihat bekas selang infus-an serta tetesan darah yang berada di ranjang tersebut.
dia pun segera mengunjungi meja perawat untuk menanyakan keberadaan orang yang menempati ruangan tersebut.
"Permisi Sus, ruangan mawar nomor 3 kok gak ada yang nempatin ya? "
"Beberapa jam yang lalu masih ada kok mas, cewe yang rambutnya sebahu itu kan? "
"Saya gak tau Sus, pokonya saya minta suster hubungin semua security untuk cari dia ya"
"Baik mas"
Beberapa jam sudah dilakukan pencaharian namun gadis itu belum ditemukan, yang terlihat dari cctv hanyalah dia yang keluar meninggalkan area rumah sakit menggunakan taksi.
Mendengar gadis itu belum juga ditemukan,ia pun memutuskan untuk menelpon sang bunda untuk memberitahu kabar berikut.
"Hallo bun"
"Kenapa al?"
"Ruangan kamar yang bunda kirim gak ada siapa-siapa"
"Kamu jangan bercanda aldino"
"Siapa juga yang bercanda"
"Bunda gak mau tau, kamu harus cari dia"
"Dia pergi naik taksi dan gak tau kemana bunda"
"Astaghfirullah"
Sambungan pun dimatikan secara sepihak oleh bundanya.
To be continued...
Hallo ketemu lagi di cerita kedua aku, aku harap semoga kalian suka ya :)
Salam kenal❤
Mei
KAMU SEDANG MEMBACA
ANCHIKA
Teen FictionAnchika aquella, perempuan yang harus menikah muda di usianya yang baru 17 tahun. Entah apa yang berada di pikirannya hingga mengiyakan ajakan Tante diva, selaku wanita paruh baya yang ia tolong beberapa bulan lalu untuk menikah dengan anak laki-la...