80. Destroyed

365 24 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Chika mulai membuka matanya perlahan, mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menormalkan penglihatannya. Ia tahu dimana dirinya saat ini, bau obat-obatan begitu menusuk indera penciumannya, suara tangisan perlahan masuk ke dalam pendengarannya.

Ia perlahan menatap sekelilingnya dan terlihat bunda diva dan juga para sahabatnya menangis, melihat mereka semua menangis membuat jantung chika berdetak kencang, ia refleks memegang perutnya.

‘’gak mungkin’’ batin chika.

Bunda diva yang melihat chika sudah membuka matanya dengan cepat menghapus air matanya.

‘’sayang, gimana keadaan kamu? Ada yang sakit?’’ tanya bunda diva dengan suara parau mendekati ranjang chika.

Mereka yang mendengar ucapan bunda diva seketika menatap ranjang dimana chika terbaring, dan benar saja chika sudah membuka matanya.

Ike dan tyas bergegas menghapus air matanya dan berlari mendekati chika.

‘’chik, lo gapapa kan?’’ tanya ike.

‘’chik’’ panggil tyas pelan karena chika hanya diam tidak merespon semua omongan mereka.

‘’bun’’ panggil chika menatap bunda diva dengan mata yang berkaca-kaca.

‘’apa sayang?’’

‘’bayi chika baik-baik aja kan? Iya kan bun?’’ tanya chika perlahan mulai duduk.

Liquid bening mulai turun membasahi pipi chika, melihat bunda diva dan para sahabatnya hanya diam saja tidak menanggapi ucapannya.

‘’bunn…kenapa diam aja? Jangan buat chika takut, jawab chika bunda’’ sambung chika menggoyah lengan bunda diva.

Bunda diva tidak bisa menahan air matanya, ia pun memeluk erat tubuh perempuan yang sudah ia anggap seperti anaknya itu.

‘’bundaa…gak mungkin’’ chika mulai terisak kencang, tubuhnya bergetar hebat di pelukan bunda diva.

‘’sayang, kamu kuat. Ikhlasin ya, kamu pasti bisa’’ lirih bunda diva mencium puncak kepala chika, memeluknya erat.

‘’enggak, dia pasti masih ada di perut chika, dokter bohong bundaa’’ lirih chika.

‘’tyas, ike. Dokter bohong kan? Iya kan? Kalian jawab gue jangan diem aja!!’’ teriak chika menarik tangan kedua sahabatnya itu.

ANCHIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang