37. Pria yang tidak lagi suci

4.1K 122 23
                                    

"Sudah lama aku menunggu saat ini nak. Aku bisa melupakan segalanya jika bersamamu." Kata Ratni lirih. Sambil memeluk Bagas dengan erat.

"Penderitaan itu bagaikan badai, tidak akan bertahan selamanya. Aku pun tak menyangka saat ini pun akhirnya tiba." Balas bagas.

"Aku pun begitu, ini belum terlalu larut. Tapi aku sudah tidak bisa menahan diriku lagi. Aku tau sangat salah untuk mencintaimu, bukan sebagai anak dan ibu tiri. Tapi keadaanku seperti ini, kaulah satu-satunya pelarianku. Maafkan aku anakku."

Bagas berbalik, kemudian menatap wajah Ratni. "Maafkan aku juga Bu. Cinta kita lahir karena dendam." Bagas mencium bibir Ratni yang merah. "Aku sudah tidak peduli lagi, jika memang harus terjadi dan ini adalah bagian dari dendam, maka terjadilah."

Nafsu sudah menjadi satu, Hasrat sudah tak terkendali. Perlahan tangan Ratni menuju pinggang Bagas dan melepas haduknya. Ratni melepas ciuman itu ia mundur sejenak kemudian melepas handuknya sehingga membuat seluruh tubuhnya sama seperti Bagas.

Telanjang

Napas Bagas bergelora dan semakin cepat. Begitupun Ratni. Tangan pria itu diraih, Ratni menuntun Bagas menuju ranjang. Lalu ia berbaring, menuntun Bagas agar menindih tubuhnya. Pria itu mematuhi perintah itu. Tubuh telanjang Bagas dan Ratni saling berpelukan erat. Lidah mereka bersatu, menari-nari diantara liur-liur yang mendecap. Nafas-nafas mereka bersatu diudara, aroma tubuh sudah bercampur.

Sejenak Bagas beristirahat memandang Wajah Ratni yang penuh nafsu itu. Nafas mereka masih memburu. Namun, pelan-pelan turun.

"Aku tidak peduli lagi. Kita habiskan malam ini dengan cinta yang terlarang."

"Akupun begitu." Kata Ratni sambil mengelus kepala Bagas. "Malam ini jangan pikirkan apapun. Semua sudah terlanjur terjadi. Maka terjadilah. Biarkan semua ini mengalir anakku. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu." Sahut Bagas pelan.

"Sepertinya Rajawalimu sudah siap."

"Aku tak tau apa yang harus aku lakukan."

"Biarkan aku diatasmu, akan kutunjukkan caranya." Kata Ratni sambil diikuti desahan dalam suaranya.

Bagas mematuhi ajakan Ibu tirinya. Ia terlentang dan berusaha Santai. Sedangkan Ratni sudah siap dan membuka paha putih mulus itu lebar-lebar. Bagas hanya menikmati tubuh sintal itu dari bawah, Rambut Ratni yang terurai, wajahnya yang bernafsu, dan dua gunung kembar besar berujung coklat terlihat jelas dalam pandangan Bagas, karena terangnya lampu kamar.

Sang Rajawali sudah dalam genggaman tangan Ratni. Dipandangnya Bagas yang pasrah di kasurnya. "Wah, benar-benar. Keras seperti kayu. Jauh berbeda dari semua burung yang pernah bersarang di dalam tubuhku. Aku tak tau apa ini muat?" Kata Ratni sambil membelai-belai keperkasaan Bagas di ujung bulu-bulu liang kenikmatannya yang sudah mulai basah.

"Ak, ak, aku tak tau Bu..."

"Malam ini akan kubuat kau menjadi pria sejati anakku Bagas." Ratni menggigit bibir bawahnya, menuntun keperkasaan itu memasuki tubuhnya. Setelah ujung kepala rajawali itu masuk. Diturnkannya pinggul Ratni perlahan. Kedua tangan Ratni langsung bertopang di atas perut rata Bagas, sambil ia mengendalikan pinggulnya. Ternyata, baru seperempat ia merasa sudah terisi, ia turun lagi, setelah setengah, desahan yang tak terkendali keluar dari mulut manisnya, Desahan itu sangat alami karena menahan keperkasaan yang akan mengoyak rahimnya.

Bagas hanya melihat Ibu tirinya yang sibuk memasukkan kejantanannya di tengah selangkangan. Rasa hangat menjalar pelan, ia merasakan Rajawalinya seperti disiram air yang keluar dari hutan Ratni. Bagas hanya mengelus paha putih Ratni yang bergetar. Dengan cukup usaha akhirnya Rajawali itu bersarang sepenuhnya di dalam hutan milik Ratni.

Dendam Anak Tiri 18+ (Ending & censored version di Karya Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang