30. Indahnya Perselingkuhan

4.5K 111 11
                                    

"Pagi mas... Silakan kopinya." Kata Ratni manja sambil meletakkan kopi dan beberapa kue bolu di depan Kuncoro. Kemudian ia duduk di samping Pria itu lalu menyendengkan kepalanya di pundak. Kuncoro pun mengangkat tangan kanannya lalu memeluk Istrinya yang cantik bagai rembulan itu.

"Wah pagi ini kau terlihat cantik."

"Ah, tidak Mas. Biasa saja, aku hanya membasuh wajahku dengan air bunga mawar agar terlihat segar. Masa istri Lurah desa Tegalbiru terlihat lusuh?" Kata Ratni manja.

"Tidaklah seperti itu sayangku. Tidak ada apapun yang bisa menandingi wajahmu, tapi kini kecantikanmu jadi berkalilipat. Wah aku jadi takut membawamu pergi, nanti banyak laki-laki memandangmu." Kata Kuncoro.

"Sekalipun banyak laki-laki memandang tapi hatiku hanya untukmu Mas. Mana mungkin aku berpaling?" Ratni mengeratkan pelukannya. "Tapi jika ada laki-laki yang berani menyentuh dan menggangguku? Apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja akan kubuat ia hilang dari muka bumi ini.Tidak ada yang bisa menyentuh tubuh cantikmu karena kau sepenuhnya sudah menjadi milikku."

"Ah, aku jadi tenang disampingmu Mas. Keperkasaanmu tidak lengkang oleh waktu. Apalagi permainan Ranjangmu. Tidak pernah aku merasakan bercinta seperti dirimu."

Kuncoro terdiam sejenak. "Benarkah?"

"Iya benar Mas, harusnya dari dulu kau menikahiku."

"Iya tapi, aku merasa setiap malam aku lemas setelah bermain satu ronde, dan tidakkah kau rasakan itu cepat sekali? Aku menjadi kurang perkasa. Aku tak tau mengapa, setiap sehabis makan malam, padahal tubuhku ingin menikmati tubuhmu lebih lama."

"Ah, tidak Mas, justru aku yang lemah, aku terlalu cepat geli. Apakah Mas sudah bosan terhadap tubuhku?" Kata Ratni sambil memanyunkan bibirnya. "Apakah aku akan ditinggal?"

"Oh, jangan berkata begitu sayang, itu tidak mungkin terjadi. Aku benar-benar mencintaimu. Tapi apakah kita harus ke Dokter Bejo lagi? Sepertinya rahimmu belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan."

"Ah, soal itu Mas. Aku sama sekali tidak begitu ingin, aku masih ingin bersenang-senang dengamu barang sejenak. Kita sabar saja ya... Kalau memang waktunya pasti kita diberi anak. Lagipula jika aku hamil nanti, belum tentu aku sehebat sekarang di Ranjang. Apa kau tahan tidak bercita Sembilan bulan? Bisa-bisa kau kembali ke Ronggeng-ronggeng itu."

"Heeh. Jangan begtiu, Manis sekali wajahmu kalau sedang cemburu, ah ternyata kau benar-benar mencintaiku. Tentu tidak akan aku lakukan itu. Sekarang kaulah cintaku satu-satunya."

"Iya, aku senang kau mengatakan itu Mas. Aku mencintaimu."

"Akupun begitu Ratni... Sangat mencintaimu."

Dengan kecupan singkat bibir Kuncoro dicium oleh Ratni. Kemudian ia lanjut untuk bermanja-manja dengan Suaminya. Agar rasa cinta palsu itu tersamarkan. Akhirnya ia bisa melepas topengnya.

Ratni mengantar Kuncoro ke depan halaman. Seperti biasa mobil Datsun biru yang akan dipakainya ke kantor sudah terparkir. Kemudian sebelum berangkat Ratni menyerahkan tas kulit Kuncoro lalu ciuman mendarat di kening Ratni. Setelah mobil berlalu dari Halaman ia melihat Bagas yang sedang tidak mengenakan baju baru habis berolahraga. Dilihatnya pria gagah itu sedang merenggangkan badan. Sadar ditatap dari halaman bawah Bagas memandang ibu tirnya yang masih berdiri mengenakan baju terusan biru muda itu. Sontak dalam tatapan yang beradu, Tiba-tiba Ratni teringat soal dirinya yang belum mempunyai anak dengan Suaminya, terbersitlah satu gagasan liar. Senyum nakal Ratni dilontarkan Bagas seraya mengedipkan mata genit.

***

"Selamat pagi anakku yang tercinta, ini Ibu bawakan kopi dan kue Bolu yang dipanggang dengan cinta untukmu." Kata Ratni sambil membawa kue dan kopi di atas nampan pada Bagas.

Dendam Anak Tiri 18+ (Ending & censored version di Karya Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang