57. Akhir dari sebuah Dendam

1.4K 19 0
                                    


Tiba di pikiran Kuncoro, semua orang yang ada disini adalah orang-orang bodoh. Orang-orang yang tidak paham akan kebenaran. Orang-orang dungu yang sudah dibohongi oleh Istri dan anaknya. Ia merasa sangat tersiksa di kamar mendiang istrinya. Kuncoro, mengatur nafasnya seraya bersiap untuk melakukan pembalasan.

Tibalah acara pemotongan tumpeng. Kuncoro diberi kehormatan untuk memotong tumpeng nasi uduk itu dengan sendok nasi yang terbuat dari bamboo. Semua orang bersorak dan bertepuk tangan.

"Selamat atas usia satu tahun anak anda. Semoga diberi kesehatan untuk keluarga." Kata-kata itulah yang di soraki banyak orang.

Kuncoro sangat geram.

Saat inilah Kuncoro harus mengatakan pada orang-orang.

Tumpeng Nasi uduk beraneka lauk itu dibalikkan oleh Pria itu.

"KALIAN HARUS TAU! DIA BUKAN ANAKKU! INI ANAK HARAM DARI HUBUNGAN BAGAS DAN RATNI! MEREKA YANG JAHAT! SELINGKUH DIBELAKANGKU SAMPAI MENGHASILKAN ANAK HARAM JAHANAM INI!"

Ruangan hening.

Beberapa pria ingin menenangkan Kuncoro yang sudah melempar-lempar piring ke orang-orang. Dengan membabibuta ia mengacak-acak meja sambil berteriak. Karena terlalu menggebu-gebu ia sampai jatuh dari kursi rodanya. Beberapa orang mencoba untuk menghalangi dan menolong, namun Bagas menghalanginya tersenyum pada orang-orang itu dan membiarkan Ayahnya berteriak-teriak dengan sumpah serapah.

"Kenapa bapak?" tanya Seorang rekan Bagas.

"Dia struk, pikirannya kacau, dilihatnya aku sering mengganti popok anaknya dan sering ngobrol dengan istrinya ia menganggap diriku selingkuh." Kata Bagas pelan.

Di sisi yang lain Ratni bersandiwara dengan wajah sedihnya yang dibuat-buat. "Ibu-ibu, maaf ya suami saya sering kambuh akhir-akhir ini karena struk. Maaf Bu, maaf..." Kata Ratni memelas.

Suasana menjadi amat-amat kacau. Semua terdiam menyaksikan Kuncoro menangis, membentak Bagas dan menyumpahi Ratni sambil terbaring diantara hamparan makanan yang berserakan. Ia menangis, hanya meratap. "Mengapa kalian tidak percaya? Aku mengatakan sesungguhnya."

Sepanjang acara itu, Kuncoro terus bercuap-cuap tentang kejadian yang ia lihat. Dari dirinya dikhianati sampai perlakuan tidak senonoh Bagas dan Ratni yang sengaja dipertontonkan padanya. Orang-orang bukannya percaya, justru malah kasihan pada pria itu. Mereka semua sudah merasa tidak mungkin Bagas dan Ratni melakukan hal-hal kotor yang dikatakan Kuncoro itu.

"Bapak-bapak, ibu-ibu maafkan saya dan kelakuan ayah saya. Saya tidak menyangka semua hal akan terjadi seperti ini. Ia memang sering seperti ini saat terkena struk. Sebenarnya kami sangat ingin membuatnya senang. Meskipun kita semua tau bagaimana Ayah saya. Atas nama keluarga saya memohon maaf untuk sebesar-besarnya." Kata Bagas sambil sedikit menunduk.

"Kau- bohong- kau bohong- anak setan!" Isak Kuncoro dengan sangat sedih.

***

Dari mulut kemulut, cerita itu tersebar, semua sependapat dan menurut budaya yang berlaku di empat Desa. Meskipun sedih tapi itu sudah harus dilakukan, karena semakin lama semakin kumat kemarahan Kuncoro. Ia sangat sadar akan hal itu, ia terus menerus mencoba mengatakan bagaimana kejahatan dan kebejatan Bagas dan Ratni. Terus menerus tanpa jeda.

Sampai pada akhirnya. Dengan amat terpaksa dengan persetujuan keluarga Kuncoro berakhir.

"Kita terpaksa menaruhnya di sini, nanti akan ada orang yang akan memberinya makan. Paling tidak jika ia teriak-teriak tidak mengganggu orang-orang di rumah. Kasihan juga Ibu Ratni ia sedang mengandung anak keduanya. Justru malah suaminya dipasung di sini." Kata Rusmidi.

Dendam Anak Tiri 18+ (Ending & censored version di Karya Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang