[ O3 ] ARC 4 : BECOME EVIL TAURUS

2.5K 246 38
                                    

huhu, udah lama nggak nulis cerita ini. waktuku habis buat selingkuh sama naskah sebelah😭

lagian, otakku buntu banget sumpah. susah banget dapat feel dan vibes pas nulis ini cerita. makanya bener² nunggu waktu yg tepat😶‍🌫

untung sekarang udah dapet feel walau sedikit²🥰😋
jujur aku kangen banget🥹🫶🏻
kangen sama ranza, rein, barudak taurus, barudak red devil, barudak d'monster, dan barudak² lainnya😔

buat kalian yg ngerasa kangen juga, selamat membaca. jangan lupa vote dan komen, ya. makasih🫶🏻

🌹❤️🌹

Pagi yang cerah kembali dimulai.

Dalam kamarnya, Ranza telah siap dengan setelan seragam putih abu-abu. Seperti biasa, mengenakan kuncir rambut, kacamata minus, kalung choker hitam dan tambahan satu kalung lagi.

Kalung abu Bastian.

Kalung itu kini menjadi kesayangan Ranza. Nomor satu yang paling berharga di antara benda-benda pemberian Bastian lainnya.

Setiap kali merindukan Bastian, dia biasanya memandangi kalung itu dan sesekali menciumnya.

Sebelum berangkat, Ranza meraih foto berukuran kecil yang tergeletak di meja belajarnya dan menjepit foto tersebut ke hijang yang berada di dinding.

Sebelum berangkat, Ranza meraih foto berukuran kecil yang tergeletak di meja belajarnya dan menjepit foto tersebut ke hijang yang berada di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi

Di dalam foto itu, terdapat dirinya dan Bastian yang masih kecil sedang berangkulan sambil tersenyum ceria dengan kedua mata berbinar.

Setelahnya, Ranza menyambar ransel berisi buku-buku pelajarannya yang tergolek di kasur. Tak lupa juga mengambil jaket hitam dan sebuket bunga mawar merah untuk dibawa.

Ranza melajukan motornya meninggalkan halaman rumah.

Ketika melewati jalan Neopolitan, dia masih menyempatkan diri untuk berhenti dan mengganti buket bunga yang sudah layu di pinggir jalan tersebut, dengan buket bunga baru yang dibawanya.

Ini merupakan hari terakhir dia melakukan kebiasaan itu untuk mengenang kepergian Bastian.

Tak langsung pergi, Ranza masih berdiam diri sesaat, mengedarkan pandangan redupnya ke sekeliling.

Sampai kapan pun, dia takkan lupa kalau tempat ini pernah menjadi arena baku hantam yang menyebabkan sang kekasih meregang nyawa.

Setiap kali melewati jalan itu pun, Ranza sebisa mungkin menguatkan hati agar dapat melawan rasa traumanya. Bayangan mengerikan pada malam terjadinya tragedi itu mustahil tidak membekas di benaknya.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang