Kesiur air shower membasahi tubuh sixpack Rein secara keseluruhan. Sensasi dingin dari air yang mengucur deras itu terasa begitu menyegarkan.
Rein menyugar rambut tebalnya yang basah kuyup. Lalu mendongakkan kepala dengan mata terpejam, membiarkan semburan air mengenai wajah tampannya.
Selesai mandi, Rein membalut tubuhnya dengan jubah mandi. Cowok itu bersiul selagi mengelap rambutnya menggunakan handuk.
"Cause I really always knew that my little crime
Would be cold, that's why I got a heater for your thighs
And I know, I know it's not your time
But bye, bye ..." Rein beralih menyenandungkan lagu favoritnya yang berjudul A Little Piece Of Heaven."And a word to the wise, when the fire dies
You think it's over but it's just begun
Baby, don't cry
You had my heart, at least for the most part ..." Rein menyisir rambutnya di depan cermin."Cause everybody's gotta die sometime
We fell apart, let's make a new start
Cause everybody's gotta die sometime, yeah, yeah
But baby, don't cry ..." Dia memakaikan lensa kontak berwarna abu-abu ke matanya.Setelah itu, dia mengambil pakaian hitam-hitam dari lemari dan mengenakannya. Baru kemudian, membalutnya dengan almet TAURUS.
Seperti biasa, penampilan seorang Reinhard Evander tak akan lengkap jika belum mengenakan sejumlah 'atribut'nya. Yaitu cincin hitam, gelang-gelang warna serupa dan kalung berbandul simbol zodiak Taurus.
Rein memainkan kunci motornya saat bergerak ke luar kamar.
"Loh? Ranza?" Dia terkesiap menemukan Ranza yang bersandar di dinding dekat pintu kamarnya.
Cewek itu menoleh, menyengir, lalu menyapa, "Hai, Rein."
"Sejak kapan lo di sini? Ngapain? Nyariin gue?" Rein tak menyangka, tapi dia merasa senang.
"Sebenernya gue lagi main sama Shakina. Tapi gue nemu novel ini di kamarnya. Kata dia ini punya lo. Jadi gue mau pinjem. Boleh, nggak?" tanya Ranza sambil menunjukkan novel yang dia bawa.
"Boleh, kok. Mau lo ambil juga boleh," jawab Reinhard, tersenyum.
Mulut Ranza sontak menganga tak percaya. "SUMPAH BUAT GUE? DEMI APE LU?"
"Iya, Ranza. Buat lo. Gue juga ada tuh photocard MC sama villain-nya di kamar. Lo mau juga?" tawar Rein, bersiap membuka pintu kamarnya lagi, tetapi ditahan oleh Ranza.
"Ah, nggak usah, nggak usah. Dikasih novelnya aja gue udah seneng banget tau!" Gadis itu tersenyum sumringah. "Tapi, emangnya beneran nggak pa-pa? Bukannya kata si Shaki, lo juga ngoleksi ini?"
Rein mengangguk. "Gak pa-pa. Gue bisa minta lagi ke penulisnya kalo pengin."
"Apa? Minta lagi ke penulisnya?!! Lo bercanda?!" Ranza yang syok, spontan mengguncang bahu Reinhard.
Cowok itu tertawa sesaat, mendapati reaksi Ranza yang terkesan berlebihan. "Padahal lo juga kenal. Kenapa malah sok kaget gitu?"
"Nggak mungkin lah, njir!" Ranza menepis tak percaya. "Gue nggak pernah punya kenalan penulis. Apalagi penulisnya ANIMOUS. Ngibul lu, ya?"
"Kalo lo nggak percaya, ayo ikut gue sekarang. Gue nggak bohong. Penulis ANIMOUS juga orang yang lo kenal," kata Rein, menepuk pundak Ranza.
"Ah, yang bener lu? Siapa, sih? Siapa?! Kasih tau dong, ege. Jangan-jangan lu ngerjain gue lagi!" Ranza memicingkan matanya, mencari celah kebohongan di pupil abu-abu cowok itu.
"Ikut dulu, aelah. Baru lo bakal percaya sama omongan gue." Reinhard menggamit tangan Ranza untuk dibawa pergi.
"Eh, eh, tunggu dulu! Gue mau ambil tas di kamar Shaki!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...