"Kubilang jangan pernah bekerja di luar! Apa aku bekerja sebagai presiden direktur masih belum cukup untuk memberimu makan?!"
Di bawah sinar terang cahaya lampu ruang tengah, Tharn Kirigun memandang laki-laki kurus di dihadapannya dengan tatapan murka.
Tharn bukanlah seseorang yang suka menggerutu, tapi didepan laki-laki bodoh didepannya, ia selalu tidak bisa mengontrol emosinya.
Tharn sudah berulangkali memperingatkannya, bagaimanapun dan kapanpun ia pulang dari bekerja, ia harus melihatnya, dan laki-laki bodoh ini selalu saja menyusahkan dirinya dengan tetap pergi ke restoran kecil untuk bekerja, membuat tubuhnya kotor dan menjijikkan.
"Tapi.. Maeku mengatakan.. kau tidak bisa mendapatkan sesuatu dengan gratis, atau kau akan dipandang rendah. Sebagai laki-laki aku harus tetap bisa berdiri sendiri menjunjung harga diriku.." Laki-laki tersebut dengan ragu-ragu menundukkan kepalanya, bergumam dengan suara hampir tidak terdengar.
Gulf memiliki kondisi yang berbeda dengan orang pada umumnya, bisa dikatakan ia lebih lambat dalam berfikir, ia juga bereaksi lebih lamban dalam banyak hal.
Tapi ia selalu menjaga kebersihannya. Penampilannya sendiri sangat bersih, kulitnya putih, dan mata coklatnya sejernih mata air, jika diibaratkan dengan binatang, ia seperti rusa, rusa yang masih sangat muda.
Senang ataupun sedih, semuanya akan terlihat jelas pada raut mukanya.
Seringkali Tharn merasa bersalah ketika menyentuhnya, tapi bagaimanapun juga ia tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Lagipula, si bodoh ini hanya pengganti sementara baginya.
Saat menjebaknya untuk bersedia tidur dengannya, Tharn mengatakan kalau ia menyukainya. Tapi sekarang ini, memandangnya berlama-lama pun ia tak sudi.
"Sadar dan bercerminlah, kau mengatakan dirimu laki-laki? Ck.. dari sisi mana kau melihatnya!" Idiot, dengan bodohnya bekerja di luar hanya untuk langsung datang saat dirinya memanggilnya. Biarkan aku menidurimu beberapa kali lagi, dan berapapun uang yang kau butuhkan aku akan memberikannya.
Tharn mengatakan hal yang buruk, Gulf terlalu bodoh untuk mengerti maksud dari perkataan Tharn. Tapi ia bisa mendengar nada mengejek dari Tharn. Nada yang biasa ia dengar saat ia kecil, saat orang-orang memanggilnya idiot.
Dengan wajah pucat ia menundukkan kepalanya lebih dalam, jelas-jelas tidak melakukan kesalahan apapun, tapi tetap meminta maaf.
"Ma.. maafkan aku."
Ia juga tahu kalau dirinya tidak berguna dan selalu membuat Phi Tharn marah.
"Cepat mandi dan bersihkan tubuhmu, kau tahu aromamu saat ini benar-benar busuk."
Penampilannya yang lusuh dan kikuk sangat jauh dari standar Tharn, Tharn memutuskan untuk tidak memperhatikannya lebih lama dan langsung naik ke lantai dua.
Setelah ragu-ragu selama beberapa saat, Gulf mengikuti Tharn dengan hati-hati dari belakang. Dan sebelum ia bisa mengikutinya memasuki kamar, pintu tiba-tiba tertutup dengan keras, hampir mematahkan hidungnya jika saja terkena.
Berdiri linglung didepan pintu, saat ia akhirnya merasa kewalahan dengan perasaannya, pintu di depannya tiba-tiba kembali terbuka. Lipatan baju melayang kepadanya menutupi kepalanya.
"Segera mandi dan pakai ini!" Perintah Tharn. Tidak menunggu lama setelahnya pintu kembali dibanting dengan suara 'bang!' yang cukup keras.
Dengan gemetar ketakutan, ia meraih pakaian yang menutupi wajahnya. Menunjukkan baju putih oversize teramat transparan dengan V neck yang sangat terbuka kebawah. Tidak ada pakain lain lagi.
Bagaimana bisa seorang laki-laki memakai baju seperti ini? Pikirnya.
Ia sangat malu, dan saat mengingat lagi perbuatan Tharn padanya ia merasa teramat sedih, matanya mulai basah dan memerah.
Tharn sepertinya semakin membencinya.. lagi dan lagi..
Akhirnya, dengan patuh ia membawa tubuhnya memasuki kamar mandi di ruang tengah, sambil menangis ia dengan pelan menyeka badannya berkali-kali dengan busa sabun, kemudian berganti pakaian.
Setelah mematikan shower ia tidak berani menangis lagi, mengetuk pintu kamar untuk menunggu Tharn mengizinkannya masuk, sebelum kemudian memutar kenop pintu untuk masuk ke dala kamar.
Sebuah lampu hangat remang-remang menyala dalam ruangan, Tharn duduk di kasur mengenakan handuk jubah mandinya, jelas selesai mandi juga. Dengan rahang dan mata tajamnya, dan kaki jenjang super model dengan pose kasual, ia melihat ke bawah membaca berita dari tabletnya.
"Phi Tharn.. jangan marah, aku tahu aku salah.."
"Apa salahmu?" Tharn meletakkan tabletnya, memandang Gulf.
Gulf diam sejenak kemudian berbisik. "Aku tidak.. aku tidak seharusnya diam-diam keluar rumah untuk bekerja.."
Kondisi Gulf saat ini sangat kurus, tubuhnya yang sebenarnya jenjang nampak rapuh. Penampilannya yang dengan sungguh-sungguh mengakui kesalahannya membuat Tharn sedikit marah kemudian mengambil nafas dalam.
"Bukankah sudah kukatakan saat kau bersedia ikut denganku aku akan memberimu 5000 Baht (sekitar 2 juta rupiah) dan uang kuliah serta uang bulanan untuk adikmu secara terpisah?"
"Tapi.." Gulf memandang jemari kakinya kemudian bergumam. "Dalam hubungan kita, aku tidak ingin menjadi beban untukmu, atau hanya menerima darimu.." ia mengangkat kepalanya memandang Tharn. Tatapannya murni inosen seperti anak kecil, ia menekan-nekan jemari tangannya.
Sebenarnya, ia tidak terlalu menghabiskan uang untuk dirinya sendiri, ia bekerja untuk memberikan penghidupan yang lebih baik untuk adiknya. Sedangkan uang yang diberikan Tharn padanya, ia tidak sedikitpun menyentuhnya, dan menunggu waktu yang tepat untuk mengembalikannya.
Tharn ingin tertawa mendengarnya, tintu saja Gulf bukan kekasih pertamanya. Sebelumnya ia bisa menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta untuk kekasihnya, memberikan sebuah mobil sport bukanlah hal yang berlebihan. Tapi untuk laki-laki bodoh didepannya ini? Tidak lebih dari seperti ia memungut kucing atau anjing di jalanan dan membawanya pulang. Hanya memberinya makan setiap hari dan beberapa Baht tiap bulannya.
Tidak heran untuk seseorang yang memang bodoh.
"Anak bodoh, aku kekasihmu, bagaimana bisa kau menjadi beban. Aku memberimu uang untuk kau habiskan, itu sudah sewajarnya."
"Aku sangat lelah dan tidak bisa menahan diri untuk marah padamu saat tahu kau masih keluar untuk bekerja. Kau bertanggung jawab untuk membersihkan rumah, dan memasak untukku, juga setiap kebutuhan rumah ini. Anggap saja kau menjadi asisten untuk rumahku dan aku memberimu gaji, bagaimana?"
Ia sama sekali tidak peduli kalau Gulf kelelahan dalam bekerja, ia hanya tidak menyukai Gulf yang pulang dengan bau minyak dan asap menyengat, membuat perutnya terasa mual.
Tbc!
Komen kalau kalian tertarik untuk aku lanjut translate cerita ini!
Yap! Cerita bukan milik author. Tokoh utama juga bukan MewGulf. Author hanya translete dalam bahasa Indonesia dan mengganti nama tokohnya.
Judul Aslinya : 傻子替身
Author : 舒仔Sorry karena author belum lanjut cerita author yang lain karena lagi stuck dan bosan, juga kejebak baca-baca cerita lain yang menurut author seru. Maafin Yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...