Saat keduanya sampai di destinasi mereka, awal hari mulai telihat di ujung horizon, Type dengan antusias menarik Tharn keluar dari mobil, memilih tempat yang lumayan bersih untuk duduk.
"Cepat, matahari sudah mau keluar.." Type memandang arah cahaya, dan udara pagi bertiup padanya, menyapu ujung rambutnya.
Tharn memandangnya.
Sisi wajah yang tampan dan muda sangat mirip dengan si bodoh, tapi lebih tirus dan hampir selalu diliputi warna pucat seperti orang sakit. Berbeda dengan wajah sehat dan ceria di depannya, kondisi Gulf saat ini makin dan makin sulit untuk dilihat.
Tapi, gambaran lain mendadak memasuki bayangan pikiran Tharn. Di kamar dengan cahaya redup, si bodoh berdiri di dekat jendela, dengan tenang melihat ke luar jendela, menunjuk langit, dan berbisik padanya.
"Phi Tharn.. lihat bintang di atas sana.."
"Itu Mae.. itu anak kita.."
"Apa yang kau pikirkan?" Type melihat Tharn tidak menjawabnya dan ekspresinya aneh.
Saat bayangannya terganggu, Tharn dengan cepat menjawab, "Tidak apa, hanya sedikit mengantuk."
Tharn sebenarnya bukanlah orang yang romantis, tidak pernah berbicara tentang cinta dengan sungguh-sungguh, bahkan untuk mantan-mantan kekasihnya dulu, asistennya lah yang selalu memilihkan kado dan mengirimkannya. Seperti hari ini, dimana dia berkendara beberapa jam hanya untuk melihat mata hari terbit, ia tidak pernah melakukannya.
"Ew, kau tidak boleh kehilangan fokus saat bersamaku." Type merengut.
"Jadilah anak baik, aku sudah akan menemanimu melihat sunrise bukan?" Tharn tersenyum dan membawanya dalam lengannya.
Type menyandarkan kepala pada bahunya dan tersenyum manis. "Hmm. Baiklah."
Suasana disana sangat indah, banyak pepohonan, burung-burung bersiul, ia menutup matanya dan menikmati udara sejuk di pagi hari. Merasa nyaman, tenang dan senang disaat bersamaan.
Disaat seperti ini, ia terpikir untuk menanyakan hal-hal konyol, meski ia tahu jawabannya belum tentu kredibel, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menanyakannya.
"Phi Tharn, apa kau akan selalu memanjakanku dan mencintai aku seorang seumur hidupmu?" Type menatap wajah tampannya dan memberikan ekspresi berekspektasi.
Tharn menjawab tanpa ragu, "Tentu saja, aku tidak pernah menyukai orang seperti aku menyukaimu."
"Tapi temperamenku sangat buruk." Type menyunggingkan senyumnya.
"Aku akan selalu menoleransimu dan memanjakannmu." Perihal merayu dan membujuk kekasihnya, Tharn sangatlah berbakat.
Type puas dengan jawabannya dan tersenyum.
Berkunjung ke daerah Phraya di pagi hari membuat keduanya memiliki banyak waktu untuk menjelajah sekitar, apa lagi ini pertama kalinya Type berkunjung kesana, menikmati kapal pesiar di sepanjang sungai, resto mewah, hingga pasar malam dengan konsep pelabuhan di Asiatique.
Tharn menemaninya hingga menginap di hotel malam harinya, dan keesokan siangnya baru kembali pulang.
Siang harinya Type mendapat banyak kiriman jadwal untuk rekaman, Tharn pun mengantarkannya ke perusahaan. Ia sendiri sudah menunda banyak pekerjaan hingga harus lembur hingga jam 8 malam, ditambah lagi jalanan yang macet, membuatnya baru sampai rumah lebih dari jam 10 malam.
Saat kedatangannya, Villa sangat sepi dan tenang di hari yang sudah larut, pikiran pertamanya adalah Gulf sudah tertidur saat ini.
Kelelahan membuat suasana hatinya buruk, Tharn dengan cepat pergi ke lantai atas, berniat membangunkan Gulf untuk memasakkannya semangkuk mie kuah untuk dirinya, tapi saat memasuki kamar utama ia tidak menemukan siapapun di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...