Sebelumya, terimakasih untuk antusias kalian semua! :')
Terimakasih masih setia mengikuti!
Terimakasih sudah membuat author semangat untuk lanzuut!
Kalian jiwa-jiwa yang kuat! ✊
Love you all! :*
-------------------------------Operasi berlangsung selama lebih dari lima jam. Saat berakhir, hari sudah menjelang siang, tapi hujan di luar tidak juga berhenti, semakin deras dan deras, disertai petir.
Saat anak laki-laki pucat didorong keluar dari ruang operasi oleh dokter, Tharn akhirnya mengetahui kalau janinnya selamat. Dalam dasar hatinya ia bersyukur.
Dalam penantian panjang tadi, ia membayangkan bagaimana Gulf akan sadar dan menemukan kalau bayi dalam perutnya telah pergi, akan bertanya dan menangis kepadanya, kemana bayinya pergi, dan hanya akan merasa sangat sedih.
Kini ia kembali menatap tubuh Gulf yang tergeletak tidak sadarkan diri.
Yang seharusnya ia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara membujuknya, agar ia mau merelakan bayinya.
Bagaimana agar tidak terlihat terlalu kejam.
Gulf tertidur sangat lama, saat ia siuman adalah keesokan harinya diwaktu malam, langit di luar abu-abu gelap.
Suasana di sekitarnya tidak asing baginya, tapi ia masih terdiam cukup lama. Sebelum akhirnya ia ingat, kenapa ia ada disini, ia langsung memegang perutnya, merasakan tonjolan bulat disana, ia merasa lega.
Bayinya masih ada.
Ia tersenyum simpul dengan wajah pucatnya.
Detik berikutnya, pintu terbuka terdorong dari luar. Melihat sosok tinggi familiar, matanya perlahan menyala, seperti biasa, dengan bahagia memanggilnya, "Phi Tharn."
"Panggil aku tuan untuk selanjutnya." Tharn menatapnya tanpa ekspresi, teramat dingin.
Gulf merasa malu, sedikit bingung, tidak mengerti apa yang salah dengannya. "Tuan Tharn.."
Kemudian, anak muda di belakangnya ikut masuk, membawa kotak bekal indah di tangannya, dan pergi ke arahnya dengan senyum simpul. "Kakak, kau sudah sadar."
"Aku khawatir setengah mati."
"Apa kau lapar? Aku dan Tharn membeli bubur dalam perjalanan kemari tadi."
Type meletakkan kotak makannya di meja dekat tempat tidur, membuka bungkusnya, dan menuangkan beberapa ke dalam mangkuk. Ia memegangnya dengan telapak tangannya, dan menyendoknya, membawanya ke mulut Gulf. "Kakak, tubuhmu pasti masih sangat lemah, aku akan menyuapimu." Suara Type sangat lembut, seakan ia benar-benar peduli dan menyayanginya.
Gulf menatap wajah di hadapannya yang sama persis dengan miliknya, matanya memerah, dan tangannya meremas selimutnya dengan erat, ia manatapnya dengan tidak nyaman. "Aku tidak ingin makan."
"Kau jangan keterlaluan.." Tharn mengangkat kedua alisnya.
"Apa yang kau lakukan?" Type pura-pura marah, berbalik melihat Tharn. "Aku sedang berbicara baik-baik dengan kakakku."
Tharn menyadari kalau ia yang keterlaluan. Ia terbiasa merundung Gulf, dan saat melihat ia membuat malu Type ia tidak bisa menahan diri untuk tidak membelanya.
Type melihat orang yang terbaring di ranjang lagi. Wajahnya penuh perhatian. "Kakak, ada apa denganmu? Bagian mana yang masih terasa tidak nyaman?"
"Kau tidak menyukainya? Katakan padaku apa yang ingin kau makan, aku akan membelikannya untukmu."
"Lihatlah, bagaimana bisa kau sekurus ini." Type menyentuh wajah Gulf.
Gulf menunduk menghindarinya, air matanya terjatuh. Ia berkata dengan suara bodoh. "Ai Type, kau pergilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...