Atmosfer saat ini amat canggung.
Xiao Zhan disisi lain juga merasa ada hal yang tidak beres dan mengerutkan alis.
Setelah sekian lama di dunia industri hiburan, tidak ada satu masalahpun yang tidak bisa ia hadapi, Tharn segera mengontrol emosinya dan tidak terpancing.
"Kau benar, jika suatu hari aku bertemu dengannya, aku akan membela Gulf dan memukulnya."
Kemudian ia mengalihkan pandangan pada anak lelaki yang berdiri tidak jauh dari sana, terlihat panik karena suasana tegang barusan, dan berkata, "Ayo pergi, pergi dan mengurus administrasi untuk keluar dari sini."
Gulf berdiri di tempat, hidungnya kini tersumbat, jelas-jelas menahan tangisnya, mata merahnya menatapnya, dan berbisik.
"Phi Tharn.. aku tidak ingin pulang.."
"Aku hanya.. akan tingal disini saja.. kau.. saat kau memiliki waktu luang.. hanya sesekali tidak apa.. kau bisa kesini dan melihatku.. tidak perlu terlalu sering.."
"Sekali seminggu.. tidak.. satu bulan sekali pun sudah cukup.."
"Tidak apa-apa kan?.."
Jika Tharn menanggapinya dengan buruk, ia takut anak bodoh ini akan langsung menangis.
Gulf berpikir, jika ia keluar dari rumah, entah setelahnya tinggal dimana, Tharn tidak akan bisa menemukannya. Kalau ia tetap tinggal disini, Tharn akan dengan mudah, masih bisa menemukannya. Dan mungkin, sekali waktu, Tharn bisa menemuinya saat Tharn teringat dirinya.
"Hal bodoh apa yang kau katakan? Ini rumah sakit, pikirmu kau bisa tetap tinggal disini selama yang kau mau?"
"Menurutlah, sudah waktunya untuk pulang." Ia berjalan menuju Gulf, melingkarkan lengan pada pundaknya dan mencoba menuntunnya keluar kamar.
Gulf tidak menahannya lagi, air mata jatuh dari matanya, ia meraih dan menggenggam tangan Tharn, dan dengan suara serak memohon. "Phi Tharn..jangan kau.. jangan mengusirku pergi.. aku akan patuh.."
"Aku tidak akan berani membuatmu marah lagi.. kau bisa memukulku..meng..hajarku.. atau membentakku.. tidak apa.. aku tidak takut sakit lagi.."
"Kau bajingan! Apa yang sudah kau lakukan pada Gulf?!" Tharn baru saja akan menjawab Gulf saat Yibo tiba-tiba meraih Gulf dan membawanya ke belakangnya, menatapnya dingin.
"Bukan urusanmu." Wajah Tharn dingin, alisnya terkunci.
"Jangan berpikir aku tidak bisa melihatnya, kau adalah ayah dari anak yang ada dalam perutnya." Yibo menggertakkan giginya.
"Ya, lalu?" Kali ini Tharn tidak membantahnya, nada bicaranya pun tidak tinggi, bahkan tidak bernada sama sekali, namun bisa memprovokasi kemarahan orang yang mendengarnya.
Jika dia adalah Yibo yang sebelumnya, ia akan langsung mengayunkan tinjunya, dan menghajarnya tanpa ampun. Namun setelah kini ia kehilangan dukungan dari keluarganya yang memiliki latar belakang kuat, dan memiliki Xiao Zhan yang menjadi tanggung jawabnya, ia tidak bisa berbuat sesuka hatinya seperti dulu dan melakukan hal impulsif karena kemarahan sesaatnya.
Dengan menahan emosinya, ia tetap marah padanya. "Brengsek, kau. Apa akal sehatmu terbuat dari kotoran? Kau sudah menggertaknya dan semena-mena padanya seperti ini. Kau tidak berhak membawanya pergi."
Wajah Tharn sedikit gelap. Dan ia tersenyum mengejek. "Kau bisa bertanya padanya apa ia ingin tinggal?"
"Apa telingamu tuli? Kau tidak mendengar ia ingin tinggal?" Perkataan Yibo cukup menusuk.
"Maka ia butuh uang untuk tetap bertahan hidup." Ucap Tharn.
Yibo langsung terpancing emosi dan tertawa. "Kami akan membayar biaya rumah sakitnya, dan saat kekasihku keluar dari sini, aku akan membawa Gulf bersama kami. Kami hanya perlu menambah satu set mangkuk dan sumpit nanti, dan tidak seperti aku tidak mampu hanya untuk mengurus tubuh ringan Gulf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...