Thanks untuk pembaca yang masih setia membersamai author untuk menyelesaikan cerita ini ^^, apakah masih panjang? Jawabannyaaaa, Ya. Lumayan. I Know. Akupun bosan dengan alurnya, dan karenanya dari lama belum benar-benar selesai membacanya. Tapi berkala aku rindu dengan karakter Gulf, dan sangat senang melalui penerjemahan ini bisa terus baca bersama kalian. Dari cerita ini juga aku belajar, memang seringkali dunia ini tidak adil, banyak hal konyol, banyak hal yang tidak sesuai harapan. But show must go on. Bagaimanapun yang bisa dilakukan adalah berusaha menjalaninya sebaik mungkin semampu kita. Sorry kalau terlalu panjang dan g penting ^^a. Selamat lanjut membaca!!! 🤍
---------------------------Makan malam dijadwalkan jam 6 malam, alasan mereka datang lebih awal adalah banyak hal yang perlu untuk Tharn konfirmasi secara pribadi. Media massa pun juga berdedikasi, mereka sudah banyak menunggu di luar pintu hotel lebih awal.
Saat baru keluar dari mobil, Tharn bertemu dengan rekan kerjanya, tuan muda dari Hengda Real Estate, yang sangat perhatian tentang siapa ibu dari anak Tharn. Tharn hanya tersenyum, sekilas menatap Gulf, dan hanya mengatakan akan mengumumkan dan memperkenalkannya pada semuanya nanti.
Anak bodoh itu tetap menundukkan kepalanya, dan tidak menyadari tatapan dari keduanya.
Keduanya pun lanjut berbicarak tentang pasar modal, mengatakan hal-hal yang Gulf tidak mengerti, dan Ia kemudian hanya mengikuti Tharn berjalan memasuki lift menuju ke atas.
Sebelumnya Gulf tidak pernah mengikuti acara perjamuan sama sekali, Ia tidak tahu prosesnya, dan mengira akan langsung bertemu dengan banyak orang sekaligus, dan sangat bisa dibayangkan kalau Ia akan sangat gugup. Tuan muda Heng keluar lift pada lantai 21, Tharn pun berbalik dan meraih pundak Gulf, dan dengan lembut menurunkan masker di wajah Gulf hingga dagu, kemudian menyentuh wajahnya, "Pengap bukan?"
"Tidak.. tidak masalah." Gulf menggelengkan kepalanya. Khawatir orang akan langsung mengenalinya, Ia ingin segera memakai kembali maskernya yang memiliki pola gambar kelinci, tapi dihentikan oleh Tharn. "Tidak apa. Belum ada orang di sini."
Ia dibawa ke kamar presidensial pada lantai paling atas oleh Tharn, dan melalui jendela kaca besar dari lantai hingga atap, keduanya dapat melihat ribuan gedung di bawahnya, cahaya matahari pagi berkilau melewati jendela, membuat perasaan hangat dan nyaman, tapi karena ini adalah lingkungan asing, Gulf tetap saja merasa kesulitan.
Ia tidak tahu kenapa Tharn membawanya ke ruangan ini dan bukan ke tempat jamuan akan dilaksanakan.
Tharn pun langsung menjelaskan.
Pagi dan siang ini kau akan beristirahat di sini, ada TV di dalam ruangan dan kalau bosan kau bisa meminta bibi Wang untuk menyalakannya untukmu. Siang nanti akan ada orang yang mengantarkan makanan, aku telah memesan menu tradisional Thailand, kalau kau ingin memakan makanan yang lain, semua ada di menu, kau tinggal memesannya." Tharn menunjuk buku menu hitam tebal di meja dekat jendela, kemudian memencet pipi Gulf.
"Jangan lagi khawatir akan uang, lelakimu ini lebih dari mampu untuk mendukungmu."
Gulf melihatnya malu-malu, "itu... bagaimana denganmu?"
"Aku masih memiliki sesuatu yang harus ku urus." Mata Tharn bersinar bahagia.
Ia secara spesifik tidak menjelaskannya kepada Gulf, dan sebelum pergi, secara khusus Ia meminta kepada bibi Wang untuk menjaga Gulf dan bayinya, dan kalau ada sesuatu harus segera menghubunginya lebih dulu.
Bibi Wang menjawab dengan suara meyakinkan.
Tharn pun pergi dengan pikiran tenang, memasuki lift dan langsung turun ke lantai satu, dan berbenturan dengan orang saat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...