Tubuh ramping Gulf menegang, perlahan menundukkan kepalanya dalam diam.
Phi Tharn benar, ia adalah masalah.
Di dunia ini, tidak ada yang menginginkannya, menyukainya, keberadaannya hanya membawa masalah.
Ia tidak seharusnya hidup di dunia ini.
Tharn berjalan mendekat, kemudian membuka gorden, dan sinar keemasan menyinari tubuh Gulf yang terlihat semakin kurus. Membuatnya makin terlihat lemah.
Wajah Tharn masam, tidak berani mengucapkan kata-kata buruk lagi. "Bangun dan berganti pakaianlah, aku akan membawamu untuk makan siang di luar nanti, dan setelahnya kau bisa pulang."
Butuh beberapa detik kemudian sampai akhirnya Gulf bisa merespon perkataan Tharn, ia pun bangkit dan menyingkap selimutnya, dengan kikuk turun dari ranjang kemudian memasuki kamar mandi.
Sebelum Gulf sempat pindah ke villa dulu, ia hanya membawa baju-bajunya dalam satu tas, sebelum akhirnya membawa kembali ke rumah Tharn. Baju-baju yang dibelikan Tharn saat itu sudah Tharn masukkan ke dalam gudang. Kali ini baju ganti Gulf diambilkan oleh asisten Tharn dari dalam tasnya. Semuanya adalah baju yang Gulf beli sendiri, dan telah ia pakai untuk waktu yang lama.
Gulf sendiri membelinya dengan harga yang sangat murah, dan sekarang ini benang-benangnya sudah keluar di sana sini, membuatnya tidak terlalu bagus untuk dipakai. Tharn merengut ketika melihatnya. "Kau benar-benar harus membuang semua baju-baju ini, apa bedanya baju-baju ini dengan sampah, sangat tidak enak dipandang mata.
Gulf menundukkan kepalanya lebih dalam.
Ia selalu seperti ini sejak awal Tharn mengenalnya.
Ia tidak mampu membeli pakaian mahal, bekerja di restoran kumuh setiap hari, badannya penuh dengan bau mengganggu dari asap dan minyak, dan ia akan sangat senang saat menerima gaji yang tidak seberapa.
Kalau saja Tharn mengatakan kalau ia membencinya saat itu, Gulf mungkin akan langsung pergi jauh bersembunyi darinya.
Tharn melihatnya tidak mengatakan satu patah kata apapun, membuatnya semakin merasa kesal. "Katakan kalau kau tidak senang dengan kata-kataku, aku sudah membelikanmu beberapa baju, tapi kau tetap memakai sampah ini. Sangat tidak beruntung bagi siapapun yang melihatnya."
Sebenarnya Gulf hanya merasa tidak pantas memakai baju-baju mahal dari Tharn, ia juga tidak ingin Tharn membuang-buang uang untuknya.
Ia tidak mengerti apa yang salah dari yang telah dilakukannya, hanya mendengarkan celaan demi celaan dari Tharn. Ujung matanya pun memerah, ia bahkan tidak berani bernafas terlalu keras, takut memprovokasi Tharn dan membuatnya semakin marah. Perlahan ia mengulurkan tangannya untuk menalikan tali sepatunya.
Sudah berusia lebih dari empat bulan, perutnya tidak lagi kecil, terlebih ia sangat kurus, usia kandungannya terlihat lebih tua dari ibu hamil pada umumnya di usia yang sama. Duduk dengan kaki berjongkok, pustur seperti itu membuatnya kesulitan, atau mungkin karena keberadaan Tharn disana, ia jadi terlalu gugup dan ceroboh hanya untuk membuat simpul.
"Benar-benar bodoh." Tharn tidak tahan lagi melihatnya dan membantunya menalikannya, membiarkannya duduk di ujung ranjang, kemudian ia berjongkok di depannya, memasukkan talinya dua tiga kali dalam lubang sebelum membuat simpul rapi.
Saat mendongak, ia menemukan anak laki-laki di depannya menangis, ia pun tertegun.
"Apa yang kau tangisi?" Tharn merengut.
"Apa aku terlalu keras padamu?"
Anak bodoh ini terus menangis hingga dahinya berkerut dan menekuk, tanpa suara, ia mencoba menghapus air matanya dengan punggung tangannya beberapa kali, tapi tiap kali selesai mengusapnya, air matanya kembali keluar tidak terbendung. Tubuhnya perlahan bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...