Part 11 : Tidak Ada yang Mendengar

746 83 9
                                    

Sebelumnya maaf untuk typo2nya, biasanya langsung publish dulu baru sambil baca lagi sambil diperbaiki.

Happy Reading! :')
_______________________

Tharn terlihat sangat bahagia, sudut alisnya diwarnai dengan senyuman teduh seperti angin musim semi.

Gulf pun merasa aneh.

Sudah lama sejak Gulf melihat Tharn tersenyum, selama ini Tharn selalu menunjukkan wajah dingin dan galak padanya.

Gulf masih memiliki ilusi bahwa sikap Tharn dikarenakan pekerjaannya yang terlalu banyak atau suasana hatinya yang sedang tidak baik.

Namun kenyataannya seperti ini.

Keduanya semakin dekat dan dekat kearahnya. Gulf memegang erat termos makannya. Tidak yakin dengan ekspresi seperti apa yang harus ditunjukkannya kepada kekasih dan adiknya.

Dan saat mata Gulf bertemu dengan Tharn, ia dengan bodohnya masih mengangkat kedua ujung bibirnya untuk tersenyum kepadanya, meski matanya memerah.

Tharn tidak menyukai dirinya menangis, maka ia tidak boleh menangis.

Tatapan Tharn hanya berlangsung beberapa detik, kemudian Tharn mengalihkan pandangannya tanpa ekspresi seperi tidak pernah melihat Gulf.

Gulf terdiam ditempat dengan bingung, keduanya akan melewatinya.

Type yang berjalan disamping Tharn terbelalak melihat keberadaan Gulf. Menarik lepas tangannya dari Tharn dan berjalan cepat kearahnya.

"Phi.."

"Kenapa kau disini?"

"Aku.." Gulf memandang Type malu. Tidak terlalu responsif. Bagaimana bisa adiknya yang bersikap dingin kepadanya beberapa hari yang lalu, kini bersemangat seolah-olah senang bertemu dengannya.

Type tidak sabar memeluk Gulf, kemudian berbisik dengan suara tercekik. "Aku ingin sekali membunuhmu.."

"Apa kabarmu baik-baik saja akhir-akhir ini?"

Sejak kecil Type tidak pernah sedekat ini dengannya. Gulf merasa kewalahan dan menjawab dengan hati-hati. "Aku..baik."

Type melepaskannya dan berkata dengan penuh perhatian. "Aku sangat sibuk beberapa waktu terakhir, dan sebenarnya berencana mengunjungimu beberapa hari lagi. Tidak menyangka akan bertemu denganmu disini. Apa yang kau lakukan disini, dengan membawa kotak nasi seperti itu?"

Tatapan dari belakang Type menjadi semakin dingin dan galak. Gulf terpaku, jelas sekali ia tidak melakukan kesalahan tapi ia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap Tharn.

Lalu dengan suara bodohnya menjawab.

"Aku hanya.. aku hanya baru saja keluar dari tempat kerja, dan lewat sini."

Si bodoh ini benar-benar tidak pandai berbohong, di jam saat sibuk-sibuknya restoran ataupun tempat makan lainnya, bagaimana mungkin ia bisa muncul disini. Tharn dalam hati mengumpat padanya.

Untungnya Type tidak terlalu memperdulikan perkataan Gulf, Tersenyum dan berbalik, meraih tangan Tharn.

"Phi Tharn, Aku akan memperkenalkan kepadamu."

"Ini kakakku, Gulf. Bagaimana? Kita berdua mirip bukan?"

Tharn memandang sosok kurus di depannya dengan tenang, dan tersenyum ringan.

"Bagaimana bisa aku tidak pernah mendengar tentangnya darimu?"

Type memeluk lengan Tharn dengan sayang. "Aku tidak sempat melakukannya sebelumnya.." suaranya seperti anak kecil.

Senyum di bibir Tharn semakin dalam, "Kalian berdua benar-benar mirip."

Type terdiam sesaat. "Kalau kita hanya diam dan memakai pakaian yang sama persis, apa kau akan salah mengenali kita?"

"Tentu saja tidak, kau unik di dunia ini, dan tak akan tergantikan." Tharn beralih memandang wajah pucat dihadapannya, dengan tatapan penuh arti. "Meskipun wajah kalian benar-benar sama."

Type sangat puas dengan jawaban Tharn, dan akhirnya teringat dengan keberadaan Gulf.

"Phi, ini kekasihku, aku belum sempat memperkenalkannya kepadamu sebelumnya. Namanya Tharn."

"Hi." Tharn tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Gulf dengan sopan.

Udara di musim sekarang ini mulai terasa, angin dingin bertiup pada Gulf, bibir pucatnya bergetar beberapa kali tidak terkontrol. Kemudian melihat wajah tersenyum Tharn.

Senyum Tharn masih sangat tampan, tapi hatinya teramat sakit.

Entah bagaimana, termos makan di pelukan Gulf terjatuh hingga berguling tidak terkontrol. Gulf terkejut dan reflek mengejarnya hingga terjatuh.

Tubuh putih bersih murninya dipenuhi debu kotoran, Gulf tertunduk mengusap sikunya seperti anak kacil, dan tanpa bersuara air matanya jatuh ke tanah.

Type hanya berdiri melihatnya, kemudian menarik lengan Tharn berjalan kearahnya. "Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?"

Gulf menggelengkan kepalanya dan tidak menatap keduanya, matanya menunduk. "A.. aku baik-baik saja.. mungkin hanya.. hanya aku kurang tidur.. tidak tidur nyenyak tadi malam."

Type berpikir bahwa Gulf mungkin masih merasa sedih dengan yang diucapkannya beberapa hari lalu. Tanpa banyak pikir ia mengeluarkan dompet bermerk coklatnya, mengambil beberapa ratus ribu dan menjejalkannya pada tangan Gulf.

"Phi. Kau harus memperhatikan dirimu. Pakailah uang ini untuk sementara, meski hanya sedikit, saat aku sudah sukses nanti, aku akan memberikanmu kehidupan yang lebih baik."

Gulf mendongak pelan, sedikit tersentuh, Type mengatakan hal buruk padanya, tapi dalam hatinya ternyata ia masih peduli kepadanya.

Tapi bagaimana bisa ia menerima uang darinya.

Gulf hendak membuka mulutnya, ingin mengembalikan uang yang diterimanya. Tapi Type dengan buru-buru menyelanya.

"Phi. Jam istirahat hampir berakhir. Kami masih ada acara setelah ini, kau kembalilah pulang lebih awal. Tunggulah, kalau aku sudah tidak sibuk, aku akan mengunjungimu."

Setelah mengucapkan selamat tinggal, keduanya berlalu. Gulf menatap punggung bidang Tharn dengan mata memerah. Dan masih bisa mendengar percakapan intim keduanya.

"Malam ini kau ingin makan apa?" Tanya Tharn.

"Hmmm... restoran Perancis tempat terakhir kali kau mengajakku tidak terlalu buruk."

"Oke, kita akan pergi kesana nanti."

Melihat keduanya hendak memasuki mobil, air mata jatuh mengalir di pipi pucat Gulf, bibirnya bergetar dan berkata..

"Phi Tharn..."

Tidak seorangpun mendengarnya.

Tbc!

Thanks support kalian! ^^

Tinggalkan Vote & Komentarnya lupa jangan yaa..

See you..

See you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang