Chapter 138 : Perasaan Buruk

389 53 9
                                    

Lokasi pernikahan tidak terlalu jauh dari pusat kota di Royal Hotel, tapi kota Bangkok sangatlah ramai dan mudah sekali terjebak macet.

Gulf dibawa oleh Tharn memasuki mobil, meski sejak tadi tangannya dingenggam, ia masih saja gugup hinga telapaknya berkeringat.

Tharn membawa tangannya dan meniupkan angin di atasnya, "Jangan gugup."

"Apapun yang terjadi, kau akan selalu memilikk aku."

"Ehm.." Gulf mengangguk, berusaha sedikit rileks.

Hampir jam 9 lebih, rombongan tiba di depan hotel, Tharn keluar lebih dulu, kemudian berjalan memutari mobil untuk membantu Gulf turun.

Media dari segala stasiun TV dan berita langsung berhamburan datang yang langsung dihalangi oleh keamanan hotel.

Samar-samar Ia mendengar pertanyaan wartawan, apakah ia menikahi saudara Type, lalu bagaimana dengan Type? Apa kedua saudara akan saling bermusuhan karena ini?

Tharn tidak terlalu menghiraukannya dan seger menggandeng Gulf untuk memasuki hotel.

Upacara dan resepsi pernikahan diselenggarakan jam 8 malam ini, sebelumnya Tharn perlu memastikan apakah persiapannya sudah selesai dan harus melalui reherseal pernikahan dengan Gulf lebih dulu.

Interior hotel aslinya berwarna putih dengan gaya eropa, sekarang ini sudah didekorasi dengan buket warnah putih bersih dan pink cerah, pencahayaannya cenderung hangat, secara keseluruhan terlihat romantis namun tidak kehilangan kemewahannya.

"Apa kau menyukainya?' Tharn menunduk dan bertanya pada anak bodoh di sampingnya.

Gulf tidak pernah berpikir akan ada di acara pernikahan secantik ini, yang lebih penting adalah, orang yang menggenggam tangannya kini adalah orang yang paling dicintainya di dunia saat ini.

Orang yang pertama kali dicintainya, dan akan menjadi yang terakhir.

Bola matanya sedikit terasa perih dan mengat bibirnya tersenyum kepada Tharn, "Ehm.."

Tharn meraih pingganggnya, membawanya lebih dekat kepadanya, dan menyentuh wajahnya dengan jemarinya, "anak bodoh, hari ini adalah hari bahagia, apa yang kau tangisi?"

Gulf menahan isak di hidunganya, merasa dipermalukan dan tidak ingin melihatnya. "Aku.. aku tidak menangis."

Tharn tersenyum, memegang wajahnya kemudian menciumnya.

"Oi, tidak tahu malu." Suara Jane terdengar di belakang.

Seketika akar telinga Gulf memerah, dan bulu matanya bergetar.

Tharn melepaskan lengannya, dan tanpa tersenyum ia berbalik menatap Jane, "Siapa yang tidak tahu malu di antara kita?"

"Aku atau kau yang menyukai lelaki tua?"

Wajah Jane seketika dingin dan merengut, "Jangan pernah menyebutnya lagi di hadapanku."

"Entah siapa yang mengejar Yiran malam itu, dan malam harinya mencariku untuk minum, yang kemudian akhirnya minum seperti orang gila sepanjang malam?"

Wajah Jane menjadi semakin dan semakin buruk seperti telah menelan ribuan lalat. "Semua itu masa lalu, sekarang aku tidak memiliki sedikitpun perasaan kepadanya."

"Oh." Tharn tersenyum. "Baiklah."
Segalanya perlu waktu, sedikit demi sedikit.

Paman Li baru akan datang saat acara benar-benar secara resmi dimulai.

Sekarang ini perlu latihan lebih dulu dan Gulf harus berjalan sendiri.

Untuk mencegah Gulf semakin gugup, Tharn meminta staf yang tidak terlalu berkepentingan untuk pergi, meninggalkan host/MC dan petugas pencahayaan, juga pemain musik untuk memainkan musik latar belakang.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang