Wajah Tharn seketika menengang dan melalui mikrofon dia mengumumkan kalau pernikahan ditunda selama 30 menit, kemudian pergi meninggalkan tempatnya saat ini.
Anne Kirigun sadar kalau ada yang salah dan seketika menghentikannya, "Nak, apa yang terjadi?"
"Gulf pergi, aku akan mencarinya, Mae dan Pho tinggallah di sini untuk bersosialisasi dengan tamu, saat ada kabar situasi terbaru aku akan memberi kabar secepatnya." Jawab Tharn. Di waktu yang sama, ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Gulf.
Anak bodoh ini tidak akan pernah mengabaikan panggilannya, meski saat di kamar mandi, saat mendengar nada dering khusus miliknya berbunyi, Ia akan langsung mengelap tanganya dan mengangkatnya, dengan lembut memanggilnya 'Phi Tharn'."
Tharn bahkan bisa membayangkan wajahnya yang memerah, gugup dan kikuk, sangat manis.
Tapi kali ini ia memanggilnya beberapa kali tapi tidak mendapatkan jawaban.
Tharn pun mulai panik.
Perasaan buruk dalam hatinya semakin menguat.
Semalam, ponsel Gulf ia cas dengan tangannya sendiri, dan anak bodoh itu tidak terlalu memainkannya setelahnya, sangat tidak mungkin kalau ponselnya kehabisan baterai.
Elevator lumayan tertunda dan tidak kunjung terbuka, karenanya Tharn memilih berjalan menggunakan tangga, diikuti asistennya di belakang. "Tuan muda, kamarnya ada di lantai 28, akan tetap lebih cepat menggunakan elevator."
Tharn mengerang beberapa saat dan kembali menunggu di depan elevator.
Asisten Chen melihat sisi wajah dingin tuan mudanya, dan berkata cukup keras, "Kartu ruangan di dalam ruangan menghilang, tuan Kanawut sepertinya keluar."
"Mungkinkah dia bosan dan memilih keluar hingga tidak sadar dengan waktu? Atau mungkin tersesat?"
"Jangan panik, dia akan baik-baik saja."
Tharn tidak bisa menahan diri dan tetap terburu-buru, seperti semut dalam panci panas, jantungnya seperti tengah diikat erat dengan tali, tapi tetap berusaha tenang di penampilan luarnya.
Anak bodoh itu selalu patuh, hari ini di acara yang sangat penting, ia tidak akan mungkin berkeliaran, lebih membuatnya takut lagi adalah ia tahu kalau Gulf tidak memiliki tempat lain untuk pergi.
Kenapa juga dia harus pergi?
Ia menghubungi rumahnya dan bibi Wang mengatakan kalau Gulf tidak kembali.
Akhirnya keluar dari elevator, Tharn segera membuka kunci kamar dengan kartunya, segala benda yang ada di dalam masih tertata sama seperti saat ia tinggalkan sebelumnya. Tidak ada yang berpindah tempat ataupun menghilang, hanya sprei tempat tidur yang sedikit kusut, menunjukkan kalau Gulf mematuhinya dan benar-benar tidur setelah Ia pergi.
Tharn mencari ke seluruh ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, bahkan lemari, ia berharap ini hanya permainan kecil dari Gulf, yang awalnya membuatnya panik, dan kemudian memberinya kejutan setelahnya.
Tapi Ia tidak menemukan sosok familiar dimanapun.
Perasaanya sangat tisak nyaman, jelas-jelas siang tadi Ia masih di depannya, bagaimana bisa tiba-tiba menghilang, dan hatinya yang awalnya terasa penuh kini menjadi berlubang.
Gulf yang enggan memaafkannya sebenarnya sangat wajar.
Tapi kenapa harus tiba-tiba meninggalkannya di hari pernikahan seperti ini? Asal dia mengatakannya, apapun itu, pasti akan dipenuhi olehnya. Apapun yang perlu ia rubah akan ia rubah juga.
"Ai Gulf, jangan bercanda lagi, keluarlah.." Bujuk Tharn pada ruangan yang kosong, ujung matanya memerah, "Upacara pernikahan sudah dimulai, dan aku sudah menunggumu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...