Gulf tertegun dan mengangkat mata merahnya. "Sungguh? Ai Type, kau benar-benar bersedia memaafkanku?"
"Sungguh, lagipula kita adalah satu-satunya keluarga yang tersisa bagi satu sama lain. Hubungan darah adalah hubungan yang tidak bisa dipisahkan." Ucap Type.
Mata Gulf semakin merah. Saat ini, segala perlakukan Type di masa lalu kepadanya seketika seakan tidak pernah terjadi. Meninggalkan rasa sakit dan amat bersalah untuk yang telah dilakukannya sendiri.
Ia menunduk dan berbisik.
"Ai Type, yakinlah, orang yang Phi Tharn cintai adalah dirimu, aku hanya seorang asisten."
"Dia bersamaku hanya karena aku mirip denganmu."
"Saat ia bosan nanti, aku bisa pergi, dan ketika saat itu datang, aku akan pergi jauh dari kalian."
"Okay." Type tidak memiliki sedikitpun ekspresi di wajahnya, jelas sama sekitar tidak tersentuh, tapi kilatan terlihat memantul dari matanya, perlahan genggaman pada pegangan gelas di tangannya mengerat.
Bohong.
Kebenarannya tidak seperti yang dikatakannya.
Jika Tharn benar-benar tidak peduli kepada anak bodoh ini, ia tidak akan repot-repot menjelaskan dan meminta kepadanya dengan sungguh-sungguh agar Gulf boleh mempertahankan bayinya.
Kalau Tharn bersamanya hanya karena wajahnya yang mirip kenapa ia lebih memilih tidur dengan anak bodoh ini daripada menyentuhnya?
Karena ingin menjaganya?
Bullshit.
Sebagai seorang lelaki juga, ia secara natural tahu kalau ia benar-benar menyukai seseorang tentu ia ingin untuk melakukannya bersama orang tersebut dan hanya melakukannya dengannya.
Type takut kalau Tharn sebenarnya telah memiliki perasaan pada anak bodoh ini meski ia belum menyadarinya, bagaimana ia bisa menerimanya? Bagaimana bisa ia kalah dengan anak bodoh ini?
"Hmm." Gulf memandangnya dan mengangguk.
Selama bisa membuat adiknya senang, ia tidak peduli dengan apa yang perlu dilakukannya.
Type tersenyum dan mendorong file dengan sampul kuning terang di meja kepada Gulf. "Waktunya benar-benar sangat mendesak, Phi maafkan aku harus merepotkanmu untuk mengantarkan ini, kirim ke kamar 5183 di XX's hotel, untuk orang bernama San Pattarabut."
"Hm. Aku akan membantumu mengantarkannya." Gulf meraih dan membawanya.
Kemudian Type berdiri dan pergi, dan Gulf terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berjalan meninggalkan cafe menuju hotel yang diarahkan Type tadi.
Hanya beberapa meter jauhnya, sebuah hotel mewah bintang lima. Gulf pernah makan di restonya dulu bersama Tharn, karenanya ia sedikit ingat jalan menuju kesana.
Kalau ini hari-hari biasa Gulf, ia tidak akan berani ke tempat seperti ini sendirian. Tapi kali ini ia memiliki tugas di tangannya, pertama-tama ia menyampaikan maksudnya ke meja resepsionis. Petugas menanyakan yang dikatakan Gulf kepada pemilik kamar dan setelah mendapat persetujuan, petugas lain mengantarkan Gulf hanya sampai elevator dan menempelkan kartu untuk Gulf bisa naik ke atas.
Setelah menemukan lokasi ruangan, ia menemukan kalau pintu masuk dari kamar tersebut lumayan tersembunyi dari kamar-kamar lain. Gulf tidak berani untuk langsung masuk. Sedikit gugup ia mengetuk, bertanya apa ada orang di dalam.
Ia memanggil beberapa kali lagi tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.
Jelas-jelas saat di meja depan tadi memanggil dengan telepon ada yang menjawab dari kamar ini, bagaimana bisa sekarang tidak ada jawaban?
Gulf ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mendorong pintu hingga terbuka dan masuk, kamar mawah presidential suit terlihat sangat terang dan rapi. Ia berniat meletakkan berkas yang dibawanya di meja dan langsung pergi, tidak menyangka sebelum melangkahkan kakinya tiba-tiba sosok di belakangnya memeluknya, dan mendorongnya semakin masuk ke dalam ruangan.
"Anak manis, kau telah membuatku tidak sabar dengan menunggumu selama ini."
Lelaki yang sangat aneh dan asing, kulitnya putih dan lumayan tampan, dengan mata sendu dan penuh nafas erotis, Gulf menghela nafas dan memberontak dengan horor, folder file yang dipegangnya jatuh ke lantai, "Apa yang akan kau lakukan? Lepaskan aku!"
"Ah, kau ingin bermain peran seperti ini?" Lelaki ini menyipitkan matanya perlahan untuk menatap Gulf, dan dengan rasa ketertarikan luar biasa menarik ujung bibirnya, langkahnya tidak berhenti. "Baiklah, aku akan mengikuti permainanmu."
Gulf sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakannya, ia hanya merasa sangat takut dalam hatinya, tapi orang ini bertubuh besar dan sangat tinggi, dan kedua lengannya melingkar di tubuhnya dengan sangat erat seperti besi. Ia sama sekali tidak bisa membebaskan diri. Dan perutnya yang tertekan merasa sakit seperti memberikan peringatan.
Wajahnya teramat sedih, dan ia dengan paksa dibawa ke tempat tidur. Tangan besar mencoba meraih pakaiannya dan berusaha merobeknya. Gulf meskipun bodoh mengerti apa yang orang ini ingin lakukan. Tangan lemahnya reflek berusaha mendorongnya dengan mata merahnya.
"Jangan."
"Kumohon jangan."
Sun Pattarabut, tanpa Gulf bisa mengelak berhasil memasukkan tangannya ke dalam badannya, dan perlahan mengusap perut besarnya. "Jangan, kau bilang? Aku lebih memilih mengatakan padamu hal yang sama. Jangan. Jangan menangis dan hapus air matamu. Dan milikku ini tidak akan sia-sia telah menunggumu begitu lama."
"Dan kalau kau sampai tidak bisa bergerak dan meninggalkan ranjang setelah ini, aku bersedia merawatmu dengan baik."
Ia kemudian membungkuk dan mencium sisi wajah Gulf, tertawa, "Apa? Bukankah yang kujanjikan indah? Aku cukup perhatian bukan?"
"Kau anak pembuat masalah, bermain-main di luar sana lebih dariku bahkan saat keadaan sudah hamil seperti ini. Usia kandunganmu lebih dari lima bulan, apakah kau benar-benar bisa menanggungnya?"
"Aku orang yang santai, kalau kau ingin menggugurkannya lebih baik segera pergi ke rumah sakit umum, saat melahirkan nanti kau akan sangat tersiksa dan bisa saja mati."
Seperti halnya Type, saudaranya juga senang bermain peran seperti ini, berpura-pura menolak dan menagis, membuat orang merasa sedih.
Mata san menggelap, dan ia hanya merasa bagian bawahnya semakin panas dan menegang, mengikuti instingnya ia mendaratkan ciuman agresif ke leher pucat anak laki-laki di bawahnya. Dan tangannya dengan cepat berusaha menarik lepas celananya.
Gulf menangis dan menggelengkan kepalanya, tapi tidak terlalu banyak tenaga yang tersisa dari tubuhnya, bagaimanapun kerasnya ia mencoba, ia tidak bisa melepaskan diri. Dan mata gelapnya perlahan semakin cekung dan redup. Dan ia mengguman dengan bibir gemetar. Suaranya melemah.
"Lepaskan aku."
"Lepaskan aku."
"Phi Tharn.."
Phi Tharn tolong aku..
Selamatkan aku..
.
.Tbc!
Jangan lupa Vote&Komen! :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...