Chapter 146 : Jangan Bersedih

383 60 7
                                    

No edit, maafkan segala typo krn sambil ngantuk2 ngetiknya. ^^v
-------------------------------------

Hari sudah gelap saat perawat memaksa Tharn untuk kembali.

Ia sudah berada di sana terlalu lama tubuhnya butuh istirahat, dan tidak bisa dielakkan ia merasa sangat lelah dan lemah saat ini.

Ia ingin segera membaik, dan saat Gulf keluar dari ICU nanti, Ia sendiri yang akan merawatnya.

Kaki depannya baru saja memasuki kamar ruangannya saat tiba-tiba Ia memperoleh panggilan dari kantor polisi.

"Bunuh diri?" Tharn mengerutkan kedua alisnya.

Setelah cukup lama mendengarkan baru Ia akhirnya menjawab, "baiklah, aku mengerti." Type sudah mati.

Ruang selnya penuh dengan darah, tahanan di sebelah ruangannya yang pertama kali menyadari ada yang tidak beres dan berteriak, hingga akhirnya polisi menemukannya.

Meski tidak terlalu terkejut, tetap saja ada perasaan bersalah, sedih, dan kasihan mendengarnya.

Sejak hari pertama Ia ditahan, semua kejahatannya mulai terekspose, fans yang mencintainya berbalik melawannya, dan mulai bersimpati dengan saudaranya, yang telah disalah pahami sebagai orang ketiga.

Mereka yang dengan mudahnya mengelukan dan menjunjungmu hingga ke surga, juga bisa mengirimmu ke neraka begitu saja.

Kalaupun Type bisa keluar dari penjara nanti, Ia tidak akan bisa melanjutkan karirnya. Ia sudah kehilangan kepercayaan penggemarnya, dan wajahnya juga sudah dikenal luas kalaupun ingin berkarir di bidang lain.

Lagipula, ia juga menderita sakit parah.

Kematian adalah jalan terbaik, pikirnya.

Tharn tetap belum bisa memaafkannya, dan Ia juga tidak bisa mengerti, jelas-jelas keduanya adalah saudara kembar, bagaimana bisa watak keduanya sangat berbeda, satu sangat lembut dan baik, dan satu lainnya licik dan keji hingga ke titik ini, tidak sedikitpun meninggalkan belas kasih untuk saudaranya.

Tapi tidak masalah jika dia Ia tidak mengerti, dia sudah mati, dan mendapatkan akhir yang setimpal.

Kantor polisi tidak hanya menghubungi untuk memberi kabar kematiannya, tapi juga untuk pengambilan dan pemakaman jenazah.

Kedua saudara kembar hanya memiliki satu sama lain sebagai keluarga, dan Tharn yang merupakan tunangan dari Gulf, tanggung jawab ini pun jatuh di pundaknya.

Yang dihadapinya saat ini sungguh ganjil, dan polisi hanya menanyakan apakah Ia bersedia mengurusnya.

Jika tidak maka kepolisian yang akan mengurusnya.

Tharn berpikir sejenak kemudian menyetujuinya, Ia memanggil seseorang dan memintanya untuk mencari pemakaman dan menguburkannya.

Lagipula, dia adalah adik dari Gulf, dan saat Gulf bangun dan bertanya dimana adiknya, Ia akan memiliki penjelasan.

Setengah bulan kemudian, Gulf melewati masa kritisnya, dan telah dipindahkan dari ruang ICU ke sebelah ruangan Tharn.

Tapi masih tetap belum sadar.

Tharn menghabiskan sebagian besar waktunya bersamanya, duduk di sisi ranjangnya dan menggenggam tangannya, terus mengajaknya bicara.

Meski di malam hari, Ia enggan meninggalkannya.

Bisa dikatakan Tharn tinggal disana, tidur di sofa saat lelah, berharap saat anak bodoh ini sadar nanti, Ia lah yang akan pertama kali dilihatnya.

Meski anak bodoh ini akan melupakannya nanti, ia akan membuatnya kembali jatuh cinta kepadanya.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang