Part 19 : Jangan Berurusan Dengannya

678 88 18
                                    

"Aku hanya ingin Phi Tharn.." Bibir Gulf bergetar, air matanya terus mengalir.

Bright menjadi semakin dan semakin penasaran dengan identitas orang yang terus menerus dikatakan anak ini, dan mengatakan dengan suara dalam. "Apa Phi Tharn adalah keluargamu?"

"...." Gulf mengangguk pelan, kemudian menggelengkan kepalanya, dan terisak menghisap hidungnya tidak nyaman.

Dalam hatinya, Phi Tharn adalah orang favoritnya dan keluarganya, tapi dimata Tharn, sepertinya tidak seperti itu...

"Bagaimana dengan keluargamu?.." pandangan Bright jatuh pada punggung dan leher putih Gulf, nada suaranya tanpa ia sadari lembut.

Ia terlahir tinggi, dengan wajah tampan dan tegas, saat tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, ia akan terlihat dingin, biasanya pun bertindak kasar, tidak akan menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting, seharusnya ia bisa memanggil perawat untuk membawa anak bodoh ini pergi. Tapi tanpa sadar ia terus bertanya.

Itu karena anak ini terlihat seperti samoyed yang pernah ia rawat saat dirinya masih kecil, dan saat ia memasuki sekolah dasar, ayahnya membuangnya jauh-jauh, karena takut akan mempengaruhi belajarnya.

Tidak ia sangka, beberapa bulan kemudian, di hari hujan pagi hari, ia kembali pulang dengan sendirinya, bulu tebalnya yang dulu berwarna putih pun penuh noda, dan segera setelah melihatnya, anjing tersebut melompat ke pelukannya, dan seluruh tubuhnya gemetar.

Ia ingat anjing yang dimilikinya tidak terlalu normal, tidak secerdas yang lainnya, dan secara mental kurang, tapi justru ingat jalan untuk pulang, ia mendengar dari pemiliknya yang dulu bahwa ia tidak mau makan sama sekali saat dirawatnya dan hanya ingin pergi keluar.

"Pho.. dan Maeku sudah meninggal, adikku bekerja di luar.." Gulf menjawab dengan suara tercekat.

Bright mengangkat alisnya, ia tidak menyangka anak malang di depannya adalah seorang yatim piatu.

Setelah berhenti sejenak, ia lanjut bertanya.

"Apakah kau yang setiap hari berlari ke depan pintu kamarku akhir-akhir ini dan menangis?"

Gulf mengangkat mata basahnya, dan mengangguk pelan.

"Kenapa?"

Gulf tidak sadar menekan-nekan jemarinya, dan berkata dengan gugup. "Aku.. aku sebelumnya tinggal disini, kemudian aku berpindah tempat.. aku takut saat Phi Thar datang nanti.. ia tidak akan bisa menemukanku.."

"...apa.. aku mengganggumu?"

"Hmm." Bright mengangguk.

Ia berhasil bangun dari kondisi komanya karena anak ini, sebenarnya ia ingin berterimakasih.

Ekspresi Bright yang tanpa ekspresi membuat orang lain bertanya-tanya apa yang dipikirkannya. Gulf mengira kalau ia sedang marah, perlahan dengan bertumpu pada dinding ia pun bangun. Terbiasa meraih ujung pakaiannya, kemudian berkata:

"Ah.. maaf.. aku minta maaf.. aku tidak bermaksud mengganggu.. kau.. jangan mengusirku, okay, aku berjanji tidak akan bersuara lagi.."

Gulf tidak tahan ingin menangis, tapi ia menahannya.

Bright berpikir anak ini benar-benar mirip dengan samoyednya. Saat ia melakukan kesalahan, ia akan menundukkan kepalanya, merintih sedih dan meminta ampun.

Bright tidak dapat menahannya dan tersenyum sedikit, matanya dalamnya berdesir. "Apa kau tahu nomor Tharn? Aku akan menghubunginya dan memintanya untuk menjemputmu."

Bibir Gulf sedikit bergerak, kemudian menunduk frustasi. ".. aku tahu, tapi Phi Tharn sedang sibuk.. dan tidak memiliki waktu untuk mengangkat teleponku..."

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang