Type merengut dan melihat sisi wajah tampan Tharn. "Tharn, tidak baik seperti itu, banyak kamar tamu disini, kenapa membiarkan kakakku tinggal di gudang?""Dia hanya pantas tinggal di sana." Jawab Tharn dingin.
"Jangan seperti itu." Mata Type menunjukkan kekhawatiran.
Akhirnya setelah Type berulang menolaknya, Gulf tidak jadi tinggal di Gudang bawah tanah yang pengap dan kotor, tapi diperintahkan untuk pindah ke kamar pembantu di bawah tangga.
Di masa lalu, Gulf pernah tinggal di tempat yang sangat sempit, tapi lingkungannya tidak terlalu buruk. Untuk Gulf yang sudah terbiasa hidup susah, berpindah kamar seperti ini bukanlah hal yang buruk.
Satu-satunya hal buruk adalah saat keduanya tidak memperlakukannya seperti manusia, Tharn tidak perlu ditanya lagi, hanya akan selalu berkata dingin dan mencibirnya, sedang Type hanya akan memperlakukannya dengan baik saat ada orang lain di sekitar.
Tiga hari kemudian, di suatu pagi, Gulf bangun awal untuk membuat sarapan. Saat keduanya bersiap untuk makan, Tharn tiba-tiba menerima panggilan telepon, dan ada hal mendesak yang perlu ditangani di kantor. Tidak sempat untuk makan, ia segera pergi, tidak lupa memberikan ciuman di dahi Type. Dan berkata kepada anak bodoh disana. "Jaga adikmu baik-baik."
"Ehm." Gulf menganggukan kepanya, merespon perintah Tharn.
Setelah Tharn pergi, hanya tinggal dua bersaudara di rumah yang besar. Type belum memiliki jadwal pagi ini, ia masih memakai jubah tidur biru mudanya, dan mengusap kedua mata mengantuknya, dengan malas menarik kursi dan perlahan duduk.
Hidangan sarapan sangat beragam, ada makanan barat, omelete, sosis panggang, toast, susu, dan sebagainya, juga ada masakan tradisional thailand seperti Phad Thai dan Tom Yum.
Ini yang diperintahkan Tharn setelah Type pindah kemari, tidak boleh kurang dari sepuluh jenis hidangan. Ia harus membuat Type makan dengan baik.
Untuk memenuhi perintah tersebut, Gulf bangun lebih pagi dan menyiapkan hidangan tersebut di jam seperti biasa, sebelum keduanya turun dari lantai atas.
Sedang untuk Gulf sendiri, hanya setelah keduanya selesai makan, ia dapat membawa sisa makanan mereka ke dapur dan memakannya.
Biasanya, keduanya akan langsung keluar untuk bekerja, saat akhir pekan, keduanya akan minum kopi dan saling berbincang di meja makan, menghabiskan beberapa waktu seperti biasa.
Saat ini, tubuh Gulf sudah sangat berat, hingga ia seringkali terengah setelah berjalan beberapa langkah, ditambah, kakinya membengkak entah bagaimana karena kehamilannya. Dan ia akan merasa sangat lelah dan sakit saat berdiri terlalu lama. Tapi ia harus menahannya, saat tuannya sedang makan, seorang asisten rumah harus berdiri di dekatnya.
"Jangan hanya melamun, tuangkan susu untukku." Ucap Type dengan malas saat mengambik toast nya.
Gulf menahan perutnya dan perlahan mengambil kotak karton susu, membukanya dan menuangkannya dalam gelas Type. "Kalau masih kurang, kau bilang lah."
Type mengabaikannya dan menyesap susunya, wajahnya seketika berubah, dan ia menghentakkan bagian bawah gelasnya ke meja. "Apa kau tidak tahu kalau susu seharusnya dihangatkan dulu sebelum kau memberikannya padaku?!"
Tenggorokan Gulf tercekat. Dan suaranya menjadi serak. "Ai Type.. kau.. belum pernah mengatakannya."
"Aku tidak mengatakannya jadi kau tidak memikirkannya?"
"Udara di luar sangat dingin, dan kau malah memberikanku minuman dingin juga? Mencoba mebuatku mati kedinginan, hah?!" Type mendengus.
"Bodoh tetaplah bodoh, bahkan mengerjakan pekerjaan asisten rumah pun kau tidak bisa, aku tidak tahu kenapa Tharn masih mempertahankanmu hingga sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fool Gulf
FanfictionGulf tidak seperti layaknya anak laki-laki lain, ia sedikit lebih lamban dalam banyak hal. Meski begitu ia mandiri dan bisa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja menjadi pelayan di suatu kafe kecil. Entah suatu kemalangan atau keberuntungan ia b...